- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Lemah, Rupiah Ada di Titik Terendah Sejak Krismon ‘98


TS
nugrahadipta
Lemah, Rupiah Ada di Titik Terendah Sejak Krismon ‘98

KRICOM – Pagi tadi, gerak nilai tukar mata uang Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat melemah di posisi Rp 14.822. Angka tersebut bahkan diprediksi akan terus melemah.
Nilai tukar rupiah saat ini merupakan titik terlemah rupiah sejak krisis moneter yang menimpa Indonesia pada tahun 1998. Banyak alasan yang menyebabkan lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, faktor utama di balik merosotnya nilai tukar rupiah adalah faktor eksternal.
The Fed yang mengeluarkan kebijakan normalisasi moneter dan menaikkan suku bunga menjadi salah satu penyebabnya. Selain itu, perang dagang dengan Cina juga menjadi biang kerok lemahnya nilai tukar rupiah.
"Mohon maaf bila dikatakan alasannya faktor eksternal, faktanya memang begitu," kata Sri Mulyani pada Sidang Paripurna di Gedung DPR RI, Selasa (4/8/2018).
Sri Mulyani pun menegaskan, pelemahan nilai tukar rupiah akan menjadi satu pertimbangan untuk mendesain Anggaran Pendapatan dan Belanja Negera tahun 2019 mendatang.
Sementara itu, Sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyampaikan kritik ke Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati terkait nilai tukar Rupiah yang melemah terhadap dolar saat agenda Rapat Paripurna pembahasan RAPBN 2019 di Gedung Nusantara II, Kompleks DPR, Jakarta, Selasa (4/9/2018).
Seusai kritik yang dilayangkan para anggota DPR, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati lantas memaparkan soal gejolak ekonomi global. Menurut dia, gejolak ekonomi itu diprediksi berlanjut hingga tahun 2019.
"Gejolak ekonomi global dan pengaruh negatifnya terhadap negara-negara berkembang diperkirakan masih akan berlangsung hingga tahun 2019," kata dia, Selasa ini.
Indonesia, kata dia, sudah siap dengan potensi gejolak ekonomi global itu. Caranya, pemerintah sudah menyiapkan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2019 yang mampu melawan dampak gejolak ekonomi global.
RAPBN ini, terang dia, memiliki tiga fungsi yakni untuk alokasi, distribusi dan stabilisasi. Dia berharap, ketiga fungsi itu bisa dioptimalkan agar perekonomian Indonesia stabil.
"Agar perekonomian Indonesia relatif tetap terjaga dan dapat menyesuaikan terhadap lingkungan normal baru," kata Sri Mulyani.
Kemudian, Sri Mulyani menegaskan, pemerintah bersama-sama otoritas moneter yang terdiri dari Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen kuat menghindarkan negara kepada gejolak ekonomi.
Pemerintah akan membuat kebijakan untuk menjaga stabilitas dan penyesuaian terhadap tantangan baru, dengan mengurangi sumber kerentanan perekonomian Indonesia, terutama yang berasal dari defisit transaksi berjalan.
"Dengan demikian, perekonomian tetap mampu menjaga ketahanannya secara fleksibel dan terus dapat menjaga momentum kemajuan," pungkasnya.
Gejolak ekonomi menerpa dunia. Akibat gejolak itu, nilai mata uang dunia terhadap Dollar menjadi melemah.
DIGOYANG DISINI GAN!!
Hayo yang salah apa? kok bisa terus merosot?
0
1.9K
24


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan