- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Find a Way to my Heart
TS
daveaureel
Find a Way to my Heart
Quote:
"Yesterday is history. Tomorrow is a mystery. Today is a gift. That's why it's called the present.
Life isn't about how many breaths you take but about the moments that take your breathe away."
Life isn't about how many breaths you take but about the moments that take your breathe away."
Spoiler for :
Quote:
Paris,france 2014
Tidak ada alasan untuk meninggalkan paris. Inilah masa terbaik untuk sekedar berjalan-jalan sore disekitar Rue de Rivolli sambil menikmati matahari dipinggir lodgist apartment ,tempat yang sudah 4 tahun menjadi tempat tinggal gue. Gue masih ingin bersantai di pinggir kolam renang dan melihat pemandangan gedung-gedung tinggi.
"Bonjour dave,comment-allez brotha?"
James,sahabat gue dari london yang sudah menemani gue selama empat tahun disini.
"Je vais,et toi brotha?"
Jawab gue sambil memandang lurus kedepan.
"J'ai aussi etait blen,ouvas-tu?"
"Je veux acheter le liuere,au revoin"
gue bangun dari kursi dan meninggalkan james.
"Sorez prudent sur la rovte. Bye brotha"
Teriak james sambil melambaikan tangan.
Gue berjalan menuju kamar dan berganti pakaian untuk menuju toko buku di disore ini,gue sudah janjian dengan harun sahabat gue dari indonesia yang sama-sama merantau ke kota Paris. Gue berjalan keluar apartemen dan menuju 21 Rue saint-marc menghabiskan sore disini bersama sahabat gue sambil mekmati caffe latte dan Cremme Brule
"Comment allez-voi?"
"Baik gue,lo kapan balik run?"
Jawab gue sambil menyeruput kopi,sedikit demi sedikit.
"Belum kepikiran,lo jadi balik besok dave?"
"Jadi run.. Siap gak siap gue harus balik"
Harun menutup laptopnya lalu menatap gue. "Dave,keputusan lo terlalu cepet. Lo udah siap ke indonesia?
Gue menghela nafas dan berpikir sejenak. "Iya,gue mau lanjut kliah disana aja run"
"Lo kabarin gue terus ya,Dude "
Gue berjalan meninggalkan Librairit gaignani dan langsung kembali menuju apartemen. Sudah empat tahun gue hidup di negeri orang,tapi empat tahun rasanya sangat singkat,sesingkan kedipan mata. Gue tahu,keputusan gue untuk pulang kejakarta terlalu cepat,tapi gue udah yakin untuk pulang,gue rindu keluarga... Sesekali mama mengabari gue lewat Skype dan setiap saat pertanyaan yang ada dipikiran gue terus menghantui. Umur gue udah bukan anak kecil lagi. Tapi kenapa pola pikir gue seperti anak berumur enam belas tahun?.
Malamnya gue hanya menghabiskan waktu dikamar untuk bersiap pulang ke tanah air,jakarta. Kota yang masih belum bisa gue lupain,gara-gara keputusan gue empat tahun lalu yang memaksa gue untuk pergi ke kota yang menjadi impian gue,paris. Gue selalu berfikir,jauh dari orangtua itu bebas,nyatanya? Gue lebih menderita hidup disini sendirian tanpa orang tua. Sejak perpisahan papa dan mama gue,gue mulai berubah menjadi anak yang liar dan egois,gue yang sejak pergi ke perancis langsung membuat tatto di tangan dan dada gue,hidup gue kacau saat itu juga,tapi gue menyadari. Usia yang sekarang gue sudah mulai dewasa.
Tidak ada alasan untuk meninggalkan paris. Inilah masa terbaik untuk sekedar berjalan-jalan sore disekitar Rue de Rivolli sambil menikmati matahari dipinggir lodgist apartment ,tempat yang sudah 4 tahun menjadi tempat tinggal gue. Gue masih ingin bersantai di pinggir kolam renang dan melihat pemandangan gedung-gedung tinggi.
"Bonjour dave,comment-allez brotha?"
James,sahabat gue dari london yang sudah menemani gue selama empat tahun disini.
"Je vais,et toi brotha?"
Jawab gue sambil memandang lurus kedepan.
"J'ai aussi etait blen,ouvas-tu?"
"Je veux acheter le liuere,au revoin"
gue bangun dari kursi dan meninggalkan james.
"Sorez prudent sur la rovte. Bye brotha"
Teriak james sambil melambaikan tangan.
Gue berjalan menuju kamar dan berganti pakaian untuk menuju toko buku di disore ini,gue sudah janjian dengan harun sahabat gue dari indonesia yang sama-sama merantau ke kota Paris. Gue berjalan keluar apartemen dan menuju 21 Rue saint-marc menghabiskan sore disini bersama sahabat gue sambil mekmati caffe latte dan Cremme Brule
"Comment allez-voi?"
"Baik gue,lo kapan balik run?"
Jawab gue sambil menyeruput kopi,sedikit demi sedikit.
"Belum kepikiran,lo jadi balik besok dave?"
"Jadi run.. Siap gak siap gue harus balik"
Harun menutup laptopnya lalu menatap gue. "Dave,keputusan lo terlalu cepet. Lo udah siap ke indonesia?
Gue menghela nafas dan berpikir sejenak. "Iya,gue mau lanjut kliah disana aja run"
"Lo kabarin gue terus ya,Dude "
Gue berjalan meninggalkan Librairit gaignani dan langsung kembali menuju apartemen. Sudah empat tahun gue hidup di negeri orang,tapi empat tahun rasanya sangat singkat,sesingkan kedipan mata. Gue tahu,keputusan gue untuk pulang kejakarta terlalu cepat,tapi gue udah yakin untuk pulang,gue rindu keluarga... Sesekali mama mengabari gue lewat Skype dan setiap saat pertanyaan yang ada dipikiran gue terus menghantui. Umur gue udah bukan anak kecil lagi. Tapi kenapa pola pikir gue seperti anak berumur enam belas tahun?.
Malamnya gue hanya menghabiskan waktu dikamar untuk bersiap pulang ke tanah air,jakarta. Kota yang masih belum bisa gue lupain,gara-gara keputusan gue empat tahun lalu yang memaksa gue untuk pergi ke kota yang menjadi impian gue,paris. Gue selalu berfikir,jauh dari orangtua itu bebas,nyatanya? Gue lebih menderita hidup disini sendirian tanpa orang tua. Sejak perpisahan papa dan mama gue,gue mulai berubah menjadi anak yang liar dan egois,gue yang sejak pergi ke perancis langsung membuat tatto di tangan dan dada gue,hidup gue kacau saat itu juga,tapi gue menyadari. Usia yang sekarang gue sudah mulai dewasa.
anasabila memberi reputasi
1
8.5K
Kutip
78
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan