Teknologi informasi menjadi kebutuhan yang tak terelakkan di era saat ini. Tak seperti puluhan tahun lalu, layanan internet seolah menjadi kebutuhan mendesak bagi generasi sekarang.

Oleh karena itu, pemerintahan Presiden Joko Widodo berupaya memenuhi kebutuhan informasi tersebut. Hal itu diimplementasikan melalui proyek pembangunan serat optik di seluruh Indonesia, dengan nama Palapa Ring. 

Palapa Ring merupakan proyek pembangunan kabel serat optik di seluruh Indonesia sepanjang 36.000 kilometer. Kabel serat optik di seluruh Indonesia itu tidak hanya digunakan untuk seluler saja, namun juga layanan internet masyarakat.

Palapa Ring merupakan salah satu dari Proyek Strategis Nasional yang diatur melalui Peraturan Presiden (Perpres) No. 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksana Proyek Strategi Nasional. 

Proyek ini menjadi tulang panggung bagi ketersediaan telekomunikasi nasional yang menghubungkan seluruh kabupaten/kota di Indonesia.

Pemerintah membagi proyek Palapa Ring ini menjadi tiga paket yakni paket barat, tengah, dan timur.

Paket barat akan menjangkau wilayah Riau dan Kepulauan Riau (sampai dengan Pulau Natuna) dengan total panjang kabel serat optik sekira 1.980 km dan nilai kontrak selama 15 tahun sebesar Rp3,4 triliun.

Paket tengah akan menjangkau wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara (sampai Kepulauan Sangihe-Talaud) dengan total panjang kabel serat optik sekira 2.647 km dan nilai kontrak selama 15 tahun sebesar Rp3,5 triliun.

Paket timur menjangkau wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua Barat, dan Papua (sampai pedalaman Papua) dengan total panjang kabel serat optik sekira 8.454 km dan nilai kontrak selama 15 tahun sebesar Rp14 triliun.

Pengerjaan Palapa Ring paket tengah telah dimulai sejak November 2016 dan diharapkan rampung pada 2018 mendatang. Sehingga pada tahun 2019 mendatang dapat segera beroperasi. 

Saat ini, Palapa Ring Barat telah selesai, dan dilanjutkan proses pengerjaannya pada Palapa Ring Tengah dan Timur. 

Diharapkan adanya proyek Palapa Ring ini dapat menjadi tulang punggung yang menghubungkan kota/kabupaten di seluruh Indonesia, terkhusus pada Indonesia Timur.

Dengan begitu, wilayah Indonesia Timur tidak akan tertinggal dengan daerah lain terkait dengan layanan akses internet.

Ke depan, kita akan melihat Indonesia akan semakin terhubung satu sama lain. Hal ini diharapkan bisa membawa kebermanfaatan yang luas bagi seluruh rakyat Indonesia.