Idealnya marketing yang baik adalah menawarkan keunggulan produknya. Misal seorang marketing sepeda motor, akan membeberkan fitur-fitur yang ada di motor yang akan dijualnya. entah itu enginetegak 55', DOHC, pendingin air, super irit karena menggunakan injeksi teknologi paling baru. Intinya adalah semua keunggulan produk dieksploitasi total.

Jika ada kondisi ideal, tentu ada kondisi yang tidak ideal. Seperti hukum alam, positif dan negatif akan selalu berjalan beriringan. Marketing motor yang tidak ideal, entah kurang ide, kurang kreatif atau kurang amplop akan melakukan marketing yang tidak ideal. Misalnya dengan menyerang produk kompetitor. Apabila yang disampaikan fakta, boleh lah. Kampanye negatif masih bisa ditoleransi. Asal tidak marah dan bisa menerima juga jika produknya kena kampanye negatif.



Lalu bagaimana dengan marketing dalam bidang politik? Idealnya tentu menjual program, beradu gagasan, beradu argumen dengan tujuan. Persatuan Indonesia, Kesejahteraan yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia. Silahkan berdebat dengan sangat keras, tapi mohon disampaikan dengan cara yang elok dan beradab. Bukan dengan nafsu dan seolah yang paling benar sendiri. Merasa benar itu gampang, tapi benar dalam merasakan, itu yang sulit.

Jika pandangan yang disampaikan tidak sesuai dengan apa yang sedang berjalan, maka sampaikan dengan benar. Bagaimana caranya? Kuliti programnya. Misal Utang untuk membangun infrastruktur itu jelek, silahkan dibeberkan jeleknya dimana. Setelah dibeberkan, berikan solusinya, sebaiknya seperti ini, seperti itu, begini dan begitu. Jangan lupa cantumkan data pendukung, hitungan program yang dianggap lebih baik. Itu baru cerdas.

Kalau merasa bahwa si pemimpin dianggap tidak cakap dan mau diganti, silahkan tempuh cara konstitusional. Apa itu? Pemilu tentu saja. Cara menjual calon dan menggusur petahana juga dilakukan dengan benar. Tunjukkan program calon nya. Misalkan mau menghapuskan seluruh orang miskin di Indonesia, silahkan tunjukkan caranya. Mau membuat harga Pertamax Rp. 1000 biar rakyat bahagia, boleh saja. Tapi bagaimana caranya??? Bagaimana itungannya?

Mau membuat sembako murah, biar Mantan Menteri tidak khawatir lagi makan telur ceplok karena harganya jadi 10000/Kg sah saja. Harga beras jadi 5000/Kg. Kurs dollar jadi Rp2000. Itu semua sah. Silahkan. Kalau terealisasi, siapa yang bahagia? Ya saya juga rakyat Indonesia. Tapi mohon dengan sangat, sampaikan bagaimana caranya, bagaimana itungannya, bagaimana strateginya. Biar kami rakyat iyu paham. Bukan cuma omongan mentah yang belum jelas hitungan ekonominya.



Daripada menjalankan marketing kebencian, bukankah lebih elok membuka dan menyebarkan seluas-luasnya bagaimana cara membuat rupiah menguat, bagaimana Indonesia bisa berdikari, bagaimana masyarakat miskin tidak ada lagi di bumi pertiwi, dan program-program maha dahsyat lainnya yang tidak bisa dijalankan oleh petahana. daripada ngurusi orang naik motor yang katanya tidak penting itu bukankah lebih elok membahas apa sih yang akan kita lakukan untuk menguatkan nilai rupia? Apa sih cara agar bisa membuat jalan tol tanpa utang? Bagaimana sih membuat PLN tidak bangkrut dan harga listrik murah.

Saya kira hal itu tidak pernah disentuh oleh kubu yang sedang ingi berkuasa. Yang mereka sentuh itu, kalau bukan boneka, PKI, utang, ya fisik sang petahan. Bagi orang rasional, ini tidak akan mempan. Orang rasional melihat berdasarkan bagaimana sesuatu itu terjadi. Apakah pernah menjual bagaimana cara menjual listrik murah? Bagaimana cara membuat BBM murah? Telur Murah? Orang miskin tidak ada? Tolong bantu saya kalau pernah dibahas dengan komprehensif oleh oposisi.

Terakhir. Mumpung konstelasi pemilu masih lama, monggo dipaparkan , di-marketingkan dengan baik programnya. Buang jauh jauh marketing kebencian, kasihan bangsa ini jika seriap hari isinya berita negatif dan nada pesimis mulu. Jujurlah, karena jujur itu hebat. Salam Damai...



Ciaooo...

Sumber referensi: di sini, di sini
Sumber Gambar: di sini, di sini