Diperkirakan 40% populasi dunia -sekitar 2,6 miliar jiwa- tidak mempunyai akses menuju toilet.


Seorang profesor Swedia bernama Anders Wilhelmson merancang sebuah solusi yang sangat sederhana untuk mengatasi masalah ini: PeePoo. Apa itu PeePoo? PeePoo adalah kantong plastik seharga empat shiling Kenya (sekitar Rp600) yang didesain khusus sebagai pengganti toilet. PeePoo terbuat dari plastik yang mudah terdegredasi (biodegradable). PeePoo dipersenjatai dengan ammonia yang berfungsi untuk membunuh bakteri patogen. Setelah beberapa hari disimpan, PeePoo dapat ditimbun di dalam tanah sebagai pupuk tanaman. Bagaimana cara menggunakannya?


Pertama-tama plastik PeePoo dibuka lebar-lebar. Lalu dimasukkan ke dalam pispot. Jika tak ada pispot bisa menggunakan ember, botol, kaleng, atau apapun juga, gunakan imajinasi kalian. Yang penting ukurannya pas dengan kantong PeePoo. Setelah selesai buang hajat, ikat plastik PeePoo dengan dengan kuat, agar semerbak wangi poop kalian tidak ke mana-mana. Kantong PeePoo yang berisi poopjangan langsung dibuang karena selain polusi, bisa dijual seharga satu shiling Kenya (Rp144).


PeePoo juga sudah merambah negara berkembang lainnya seperti Bangladesh dan Haiti. Namun menurut saya ada satu negara maju yang sebenernya juga membutuhkan PeePoo. Tak perlu disebut, nanti saya dibilang rasis hehe.

Inovatif sekali ya penemuan Pak Anders ini. Saya sih berharap PeePoo tersedia di Indonesia. Tentunya bukan untuk pemakaian sehari-hari, kalo soal toilet kita jauh lebih baik daripada Kenya dan Bangladesh. Tapi untuk keadaan darurat seperti bencana alam atau saat survival di alam bebas supaya ga mencemari lingkungan.