- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Jelang Idul Adha, Puluhan Pedagang Kurban Duduki Trotoar Tanah Abang


TS
rasrobek
Jelang Idul Adha, Puluhan Pedagang Kurban Duduki Trotoar Tanah Abang
Quote:
https://megapolitan.kompas.com/read/...ar-tanah-abang
Jelang Idul Adha, Puluhan Pedagang Kurban Duduki Trotoar Tanah Abang

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pedagang hewan kurban bermunculan di sepanjang trotar dan bahu Jalan KH Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat, dua hari menjelang hari raya Idul Adha 1439 H.
Saat Kompas.com melakukan penyusuran Senin (20/8/2018) sore, setidaknya terdapat lebih dari 10 pedagang kurban di Jalan KH Mas Mansyur hingga hingga Blok B Pasar Tanah Abang.
Sebagian besar jenis hewan kurban yang dijual adalah kambing. Namun, ada pula yang menjual sapi dan meletakkannya di trotoar.
Kondisi tersebut membuat arus lalu lintas semakin tersendat. Bau kotoran hewan kurban pun bisa tercium dari radius 100 meter.

Para penjual juga meletakkan pakan hewan kurban di trotoar. Kondisi ini semakin membuat wajah jalan Tanah Abang semrawut, karena pejalan kaki harus mengalah dengan berjalan di bahu jalan.
Sebelumnya, Camat Tanah Abang Dedi Arif Darsono pernah menyatakan, pihaknya akan membahas lokasi penjualan hewan kurban di wilayahnya pada awal Agustus 2018.
Dedi telah meminta para penjual kurban tidak menduduki trotoar untuk berdagang.
"Belum dibahas harus berdagang di mana atau kebijakan yang diterapkan bagi pedagang. Kita baru akan membahas awal Agustus minggu depan. Tapi, jangan sampai di trotoar ya," kata Dedi, saat dihubungi Kompas.com, Juli 2018 silam.
Kedunguan itu masih berlanjut




Ternyata masih ada yg belain dan lebih parah dibilang tradisi

Quote:
https://metro.tempo.co/read/1118921/...-atas-trotoar?
Pedagang Hewan Kurban Akui Lebih Laris Berjualan di Atas Trotoar
Salah satu lapak penjual hewan kurban di atas trotoar Jalan K.H. Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin, 20 Agustus 2018. TEMPO/M Julnis Firmansyah
TEMPO.CO, Jakarta – Meskipun sudah dilarang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk tidak berjualan di atas trotoar, puluhan pedagang hewan kurban di Tanah Abang tidak menghiraukan aturan tersebut. Mereka tetap mendirikan kandang kambing dan sapi di atas jalur pejalan kaki di sepanjang Jalan K.H. Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
“Lebih laku kalau berjualan di pinggir jalan begini," ujar Suwadi, salah seorang pedagang hewan kurban di Tanah Abang, Senin, 20 Agustus 2018.
Suwadi menuturkan aturan soal tidak boleh berjualan hewan kurban di atas trotoar sudah disosialisasikan aparat kecamatan dan kelurahan setempat. Namun, dia dan kawan-kawan penjual lainnya tetap nekat melanggar aturan itu.
ADVERTISEMENT
"Ada paguyuban para penjual hewan kurban di sini. Dari orangtua saya juga udah jualan di sini," ujar Suwadi yang juga akrab dipanggil Iis tersebut.
Lebih lanjut, Suwadi menuturkan pemerintah sudah menyediakan lahan untuk pedagang berjualan. Lahan yang masih terletak di Tanah Abang itu, kerap disebut sebagai Tanah Kosong. Namun, letak lahan itu dirasa para pedagang tidak strategis, karena tidak berada di jalan orang lalu-lalang.
"Akhirnya pada jualan di pinggir jalan, yang disediain pemerintah ga kepake," ujar Suwadi.
Lebih lanjut, Suwadi mengatakan hingga saat ini tidak ada petugas Satpol PP yang pernah mengusik lapak pedagang hewan kurban di atas trotoar. Sebab, ia mengatakan para pedagang itu jumlahnya banyak dan terfokus di satu titik. "Kalau dagang sendiri-sendiri, itu bisa diangkut," ujar dia.
Hingga berita ini dibuat, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Yani Wahyu Purwoko belum membalas pesan Tempo, soal para pedagang hewan kurban di atas trotoar Tanah Abang.
Pedagang Hewan Kurban Akui Lebih Laris Berjualan di Atas Trotoar
Salah satu lapak penjual hewan kurban di atas trotoar Jalan K.H. Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin, 20 Agustus 2018. TEMPO/M Julnis Firmansyah
TEMPO.CO, Jakarta – Meskipun sudah dilarang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk tidak berjualan di atas trotoar, puluhan pedagang hewan kurban di Tanah Abang tidak menghiraukan aturan tersebut. Mereka tetap mendirikan kandang kambing dan sapi di atas jalur pejalan kaki di sepanjang Jalan K.H. Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
“Lebih laku kalau berjualan di pinggir jalan begini," ujar Suwadi, salah seorang pedagang hewan kurban di Tanah Abang, Senin, 20 Agustus 2018.
Suwadi menuturkan aturan soal tidak boleh berjualan hewan kurban di atas trotoar sudah disosialisasikan aparat kecamatan dan kelurahan setempat. Namun, dia dan kawan-kawan penjual lainnya tetap nekat melanggar aturan itu.
ADVERTISEMENT
"Ada paguyuban para penjual hewan kurban di sini. Dari orangtua saya juga udah jualan di sini," ujar Suwadi yang juga akrab dipanggil Iis tersebut.
Lebih lanjut, Suwadi menuturkan pemerintah sudah menyediakan lahan untuk pedagang berjualan. Lahan yang masih terletak di Tanah Abang itu, kerap disebut sebagai Tanah Kosong. Namun, letak lahan itu dirasa para pedagang tidak strategis, karena tidak berada di jalan orang lalu-lalang.
"Akhirnya pada jualan di pinggir jalan, yang disediain pemerintah ga kepake," ujar Suwadi.
Lebih lanjut, Suwadi mengatakan hingga saat ini tidak ada petugas Satpol PP yang pernah mengusik lapak pedagang hewan kurban di atas trotoar. Sebab, ia mengatakan para pedagang itu jumlahnya banyak dan terfokus di satu titik. "Kalau dagang sendiri-sendiri, itu bisa diangkut," ujar dia.
Hingga berita ini dibuat, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Yani Wahyu Purwoko belum membalas pesan Tempo, soal para pedagang hewan kurban di atas trotoar Tanah Abang.
Quote:
https://megapolitan.kompas.com/read/...lau-mau-larang
"Saya Jualan Kurban di Sini Untungnya Lebih Rp 10 Juta, kalau Mau Larang, Carikan Tempat yang Ramai"
Senin, 20 Agustus 2018 | 20:10 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pedagang hewan kurban di bahu jalan dan trotoar sepanjang Jalan KH Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat enggan direlokasi dari tempat mereka berjualan saat ini.
Asep, salah satu pedagang hewan kurban, menyampaikan bahwa ia setiap tahunnya membuka lapak hewan kurban di lokasi tersebut menjelang Idul Adha.
"Saya sudah rutin setiap tahun ya berjualan di sini. Saya bangun kandang ini dari seminggu yang lalu. Belum ada tuh yang ngelarang kita berjualan," kata Asep kepada Kompas.com , Senin (20/8/2018).
Ia mengaku belum pernah mendapatkan sosialisasi tentang larangan berjualan di trotoar.
Jika memang dilarang berdasarkan aturan, ia berharap Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memberikan tempat yang layak untuk berjualan hewan kurban.
"Enggak pernah ada yang memberikan informasi larangan tuh. Saya kan sudah bilang ini sudah rutin setiap tahun. Kalau memang mau melarang, pemerintah ya sediakan tempat yang layak dan ramai pembeli," ujar Asep.
Ia mengaku menjual kambing mulai dari harga Rp 2 hingga Rp 5 juta. Ia bisa mendapatkan keuntungan lebih dari Rp 10 juta setiap tahunnya.
"Saya berjualan di sini keuntungannya bisa lebih dari Rp 10 juta. Makanya saya bilang kalau mau melarang ya carikan tempat yang layak biar tetap ramai dengan keuntungan yang sama," kata Asep.
Penjual hewan kurban lainnya, Ridho, juga mengaku setiap tahun membuka lapak hewan kurban di trotoar sepanjang Jalan KH Mas Mansyur tersebut.
Menurut dia, dengan berjualan di trotoar, akan lebih mudah menarik perhatian pembeli.
"Kalau jualan di sini kan mudah diliat pembeli yang berasal dari Pasar Tanah Abang. Lagipula semua orang sudah tahu kalau kita memang terbiasa jualan di sini," ujar Ridho.
Ia mengaku tidak takut apabila dipindahkan pemerintah ke tempat lain. Menurut dia, banyak di wilayah lain pedagang yang juga menjual hewan kurban di trotoar.
"Kalau mau gusur kita, itu artinya memutus rezeki orang," kata Ridho.
"Lagipula di tempat lain juga banyak yang jualan di trotoar, kenapa cuma pedagang Tanah Abang yang dilarang. Seharusnya kalau kita dilarang, semua juga harus dilarang," ujar dia.
Pendapat yang sama diungkapkan pedagang hewan kurban di trotoar Jalan KH Mas Mansyur lainnya, Miftah.
Menurut dia, para pedagang hewan kurban Tanah Abang enggan direlokasi jika Pemprov DKI masih mengizinkan penjual lainnya mendirikan lapak di trotoar.
"Jangan pilih kasih. Kalau kita emang dilarang dan mau dipindah, penjual lainnya juga harus begitu," kata Miftah.
Seperti diketahui, dua hari menjelang Hari Raya Idul Adha 1439 H, para pedagang hewan kurban mulai menampakkan diri di sepanjang trotar dan bahu jalan di Jalan KH Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Kompas.com mencoba menelusuri sepanjang Jalan KH Mas Mansyur hingga Blok B Pasar Tanah Abang pada Senin (20/8/2018) sore.
Setidaknya, lebih dari sepuluh penjual hewan kurban mendirikan lapaknya di sepanjang trotoar.
Sebagian besar jenis hewan kurban yang dijual adalah kambing. Namun, ada pula yang menjual sapi di trotoar.
Kondisi tersebut membuat arus lalu lintas semakin tersendat. Bau kotoran hewan kurban pun bisa tercium dari radius 100 meter.
Penulis: Rindi Nuris Velarosdela
Editor: Icha Rastika
"Saya Jualan Kurban di Sini Untungnya Lebih Rp 10 Juta, kalau Mau Larang, Carikan Tempat yang Ramai"
Senin, 20 Agustus 2018 | 20:10 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pedagang hewan kurban di bahu jalan dan trotoar sepanjang Jalan KH Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat enggan direlokasi dari tempat mereka berjualan saat ini.
Asep, salah satu pedagang hewan kurban, menyampaikan bahwa ia setiap tahunnya membuka lapak hewan kurban di lokasi tersebut menjelang Idul Adha.
"Saya sudah rutin setiap tahun ya berjualan di sini. Saya bangun kandang ini dari seminggu yang lalu. Belum ada tuh yang ngelarang kita berjualan," kata Asep kepada Kompas.com , Senin (20/8/2018).
Ia mengaku belum pernah mendapatkan sosialisasi tentang larangan berjualan di trotoar.
Jika memang dilarang berdasarkan aturan, ia berharap Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memberikan tempat yang layak untuk berjualan hewan kurban.
"Enggak pernah ada yang memberikan informasi larangan tuh. Saya kan sudah bilang ini sudah rutin setiap tahun. Kalau memang mau melarang, pemerintah ya sediakan tempat yang layak dan ramai pembeli," ujar Asep.
Ia mengaku menjual kambing mulai dari harga Rp 2 hingga Rp 5 juta. Ia bisa mendapatkan keuntungan lebih dari Rp 10 juta setiap tahunnya.
"Saya berjualan di sini keuntungannya bisa lebih dari Rp 10 juta. Makanya saya bilang kalau mau melarang ya carikan tempat yang layak biar tetap ramai dengan keuntungan yang sama," kata Asep.
Penjual hewan kurban lainnya, Ridho, juga mengaku setiap tahun membuka lapak hewan kurban di trotoar sepanjang Jalan KH Mas Mansyur tersebut.
Menurut dia, dengan berjualan di trotoar, akan lebih mudah menarik perhatian pembeli.
"Kalau jualan di sini kan mudah diliat pembeli yang berasal dari Pasar Tanah Abang. Lagipula semua orang sudah tahu kalau kita memang terbiasa jualan di sini," ujar Ridho.
Ia mengaku tidak takut apabila dipindahkan pemerintah ke tempat lain. Menurut dia, banyak di wilayah lain pedagang yang juga menjual hewan kurban di trotoar.
"Kalau mau gusur kita, itu artinya memutus rezeki orang," kata Ridho.
"Lagipula di tempat lain juga banyak yang jualan di trotoar, kenapa cuma pedagang Tanah Abang yang dilarang. Seharusnya kalau kita dilarang, semua juga harus dilarang," ujar dia.
Pendapat yang sama diungkapkan pedagang hewan kurban di trotoar Jalan KH Mas Mansyur lainnya, Miftah.
Menurut dia, para pedagang hewan kurban Tanah Abang enggan direlokasi jika Pemprov DKI masih mengizinkan penjual lainnya mendirikan lapak di trotoar.
"Jangan pilih kasih. Kalau kita emang dilarang dan mau dipindah, penjual lainnya juga harus begitu," kata Miftah.
Seperti diketahui, dua hari menjelang Hari Raya Idul Adha 1439 H, para pedagang hewan kurban mulai menampakkan diri di sepanjang trotar dan bahu jalan di Jalan KH Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Kompas.com mencoba menelusuri sepanjang Jalan KH Mas Mansyur hingga Blok B Pasar Tanah Abang pada Senin (20/8/2018) sore.
Setidaknya, lebih dari sepuluh penjual hewan kurban mendirikan lapaknya di sepanjang trotoar.
Sebagian besar jenis hewan kurban yang dijual adalah kambing. Namun, ada pula yang menjual sapi di trotoar.
Kondisi tersebut membuat arus lalu lintas semakin tersendat. Bau kotoran hewan kurban pun bisa tercium dari radius 100 meter.
Penulis: Rindi Nuris Velarosdela
Editor: Icha Rastika
Quote:
http://wartakota.tribunnews.com/2018...toar-di-jaktim
Meski Dilarang, Masih Ditemukan Pedagang Hewan Kurban Berjualan di Atas Trotoar di Jaktim

MESKI Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melarang para penjual hewan kurban berjualan di atas trotoar, nampaknya masih banyak ditemui para pedagang berjualan di atas trotoar.
Seperti dikawasan Jalan I Gusti Ngurah Ray, Jakarta Timur dimana masih ada sejumlah pedagang menempatkan hewan kurbanya di atas trotoar.
Selain menganggu kenyamanan para pejalan kaki, kotoran hewan kurban juga membuat trotoar terlihat kotor.
Salah seorang pedagang mengatakan bahwa hewan kurban yang berada di atas trotoar merupakan hewan yang batu saja cat dibagian badannya untuk diberikan nomor, sebagai tanda hewan tersebut sudah dibeli.
"Oh, itu baru di kita kasih nomor, jadi kita jemur dulu biar kering," kata Somad, salah satu pedagang saat ditemui, Senin (20/8/2018).
Namun walau bersikukuh tidak menjual hewan kurban diatas trotiar, terlihat beberapa rumput juga disediakan di dekat hewan kurban tersebut diikat.
Ia bahkan mengatakan bahwa pihaknya sudah mentaati aturan yang ada.
"Saya paham betul kalo berjualan di atas trotoar dilarang, itu hanya sementara aja karena lagi kita jemur, bahkan dulu saya juga berjualan di situ, tapi karena ngak boleh lagi saya berjualan di dalam," katanya.
Tak hanya di Jalan I Gusti Ngurah Rai, beberapa hewan kurban yang dijual di atas trotoar juga masih terlihat di Jalan Raya Penggilingan, Jakarta Timur.
Walau sebagian tidak menempati trotoar, mereka memanfaatkan saluran air dengan memasang papan sebagai kandang sementara. (JOS)
Tolong di

Komen

Dan share trit ini ke semua sosial media agan:

Terimakasih telah membaca

Diubah oleh rasrobek 20-08-2018 22:16


tien212700 memberi reputasi
2
2.1K
Kutip
40
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan