- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ketua DPR Sayangkan Aksi Anak-anak TK Memakai Cadar dan Bawa Senjata Saat Karnaval


TS
rinaldikarza
Ketua DPR Sayangkan Aksi Anak-anak TK Memakai Cadar dan Bawa Senjata Saat Karnaval

Anak-anak TK Memakai cadar dan bawa senjata saat Karnaval 17 Agustus 2018 di Probolinggo(Foto: Istimewa)
Jakarta – Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo mengaku prihatin dengan aksi anak-anak TK memakai cadar berwarna hitam dan membawa senjata pada acara karnaval memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI ke-73 di Kabupaten Probolinggo, Jumat (17/8).
“Memerintahkan anak di bawah umur memakai cadar hitam dan menenteng replika senjata seperti yang terjadi dalam sebuah karnaval di Probolinggo menjadi kasus yang sangat memprihatinkan,” ungkap Bamsoet sapaan akrab politi Partai Golkar itu dalam keterangan tertulisnya yang diterima Fakta.news di Jakarta, Minggu (19/8).
Bamsoet pun meminta kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy dan semua pemerintah daerah agar melakukan evaluasi hal tersebut agar kasus serupa tidak terjadi di kemudian hari.
“Harus memastikan bahwa kasus serupa tidak berulang di kemudian hari,” tegasnya.
Membiarkan Aksi Anak-anak TK Seperti itu Tak Mendidik
Seperti diketahui, sepanjang Sabtu (18/8) kemarin, perhatian masyarakat tertuju pada kasus sejumlah anak peserta karnaval berpakaian dan cadar hitam. Tak hanya itu, murid taman kanak-kanak (TK) itu disuruh menenteng replika senjata. Mereka menjadi peserta pawai budaya yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kota Probolinggo.
Bamsoet pun menyayangkan kejadian itu. Apa pun alasannya, kata Ketua DPR RI ini, memperlakukan anak-anak TK dengan cara seperti itu tidak dapat dibenarkan. Pasalnya, perlakuan seperti itu tidaklah mendidik.
“Sebagai tontonan pun tidak pantas. Perlakuan seperti itu bisa merusak persepsi anak, karena berpotensi mencabut mereka dari dunia anak-anak,” imbuhnya.
Ia pun mengingatkan kepada para guru dan orang tua untuk membiarkan anak-anak dengan dunia mereka.
“Sebagai peserta didik TK, biarkan anak-anak itu bermain sambil belajar,” ujarnya.
Selain itu, Bamsoet juga meminta kepada para orang tua untuk tidak meracuni pikiran anak-anak dengan cara pikir orang dewasa. Apalagi dengan perlakuan cukup ekstrim seperti kasus di Probolinggo itu.
“Para orang tua dan guru hendaknya melindungi anak-anak dari berbagai kemungkinan yang bisa merusak cara pikir dan cara pandang anak,” kata Bamsoet.
Untuk itu, ia mendorong Kemendikbud dan semua pemerintah daerah untuk memastikan kasus serupa tidak berulang di kemudian hari.
“Pelibatan anak dalam berbagai kegiatan hendaknya tetap berpijak pada dunia anak yang ceria,” pungkasnya.
Sumber
0
1.7K
21


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan