Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dewikuntAvatar border
TS
dewikunt
The Power of Kepepet
Alhamdulillah gan, awal juli kemaren aku mendapatkan pekerjaan. Gajinya juga lumayan. Tapi masalahnya, jarak pekerjaanku lumayan jauh, jauh banget malahan, apalagi aku hanya punya 2 kaki untuk sampai kesana. Tapi aku gak bisa berlama lama berfikir, aku harus segera ambil keputusan ini. Kondisiku dan suamiku membuat aku harus mengambil pekerjaan ini. Wajah anakku yang membuat kakiku kuat melangkah dari malioboro ke daerah tembi, jl parangtritis km 8. 

" Kamu yakin yank?" 

Kami baru saja selesai sholat subuh di masjid agung altar. Suamiku memandangiku penuh keraguan, tangannya menahanku seolah tidak ridho aku bekerja.

Asal kamu tau yank, aku lebih sedih kalau hanya ' luntang luntung ' di malioboro. Dududk duduk gak jelas dan melihat orang orang berseliweran sambil makan dan tertawa. 

" insya allah yank. Doain yaaa...."

Tiba tiba seorang laki laki menghampiri kami. Dia mengenakan sarung dan peci.
" Maaf mas, mbak, kalau pacaran jangan di lingkungan masjid "

Aku baru sadar gan, tangan suamiku masih menggenggam tanganku. Dan kami masih di halaman masjid. 

" Maaf ya pak " ucapku

" Ya udah, isya ketemu di tempat biasa ya. Ati ati, i love u " tanpa segan segan suamiku memelukku. sebuah kecupan mendarat di bibirku. Sumpah gan, kayaknya suamiku sudah gila. Dia menciumku di depan masjid dan di depan bapak bapak yang tadi menegur kami, dan sekarang bapak itu terbengong bengong melihat kelakuan suamiku. Aku cekikikan dalam hati melihat wajah bengong bapak itu.

Ternyata kepepet itu benar benar memberi kekuatan yang luar biasa. Jika dulu, untuk ke warung aja yang jaraknya dekat aku harus pakai motor, kini untuk sampai tembi aku mampu untuk berjalan. Setiap kali rasa capek datang, aku selalu mengingat wajah anak dan suamiku. Keduanya menjadi tenaga cadangan untukku. Pukul 07.20 WIB aku sampai di tempat kerja. Artinya hampir 2.5 jam aku berjalan untuk sampai tempat kerja.

Lagi lagi harapan itu hanya sebentar gan emoticon-Sorry

Waktu itu hari ke 3 aku kerja. Menjelang magrib aku baru sampai daerah prawirotaman. Perutku rasanya sakit sekali dan kepalaku mulai pusing. Aku pikir aku hanya kecapean dan mungkin efek belum makan sejak kemaren. Aku mencoba mengingat terus wajah anakku. Aku harus kuat, aku gak boleh menyerah sampai disini.

Tapi aku salah gan, ini bukan karena lapar, tapi aku pendarahan. Darah sudah membasahi celanaku. tidak sedikit, tidak. Banyak, sampai hampr semua celanaku basah. Aku menangis, sakit sekali rasanya gan. Teringat kejadian 1 tahun yang lalu, aku memang ada infeksi rahim. Beberapa kali aku kontrol dan menghabiskan banyak uang saat itu. Hingga aku mulai membaik. Tahun lalu mungkin tidak masalah aku mengeluarkan uang sebanyak itu. Tapi kalau saat ini............jangankan untuk berobat, untuk makan saja kami kesusahan. Ya allah....kuatkan aku melewati semua cobaan yang kamu berikan ini. 

Melihat kondisiku yang mulai lemas, suamiku langsung pergi. Entah kemana, dia tidak memberitahuku. Dia hanya berpesan aku menunggunya sebentar di 0KM, dia akan segera kembali katanya. 

Kira kira 1 jam suamiku kembali lagi menghampiriku, dia lalu membopongku dan membawaku menggunakan Grab car
" kita mau kemana yah? gak usah periksa ya...kayaknya sakitku yang dulu kambuh deh. kita gak punya uang buat bayar dokter. kalau kamu ada uang buat makan aja. Tapi ngomong2 kamu punya uang dari mana? "

Suamiku memandangku
" Kamu ini sakit masih aja GE ER an ya....PEDE gak ketulungan. Siapa juga yang mau periksain kamu, dari pada buat periksain kamu mending tak pakai buat timezone, lama nih gak maen."

Aku tertawa mendengarnya. Aku memukulnya. Pukulan manjaku untuk suamiku yang mencoba menghiburku tapi bagiku gak berhasil

" Jahat banget sih yank....serius nanya dapat uang dari mana ?"

Dia menyengir dan memelukku " insya allah halal " bisiknya

Kami berhenti di daerah jl Dr Soetomo. Setelah membayar Grab, suamiku kembali membopongku. Dia merebahkanku di sebuah kamar kos ukuran 2.5x2.5m. tidak ada kasur atau apapun disana. Suamiku mengambil pashmina ku di tas dan menggelarnya disana. Telaten dia membersihkan darah yang ada di kakiku. dia juga sempat mencuci celanaku dan menjemurnya di depan kamar. Dia payah sekali menjemurnya, harusnya dia bentangkan agar cepat kering, itu mah asal dicentelin aka, dan baunya masih agak amis. pasti nyucinya gak pakai sabun

" Aku pamit ya yank, kamu istirahat aja disini dulu. Dan aku gak ijinin kamu kerja. Beri aku waktu untuk menyelesaikan semua ini. Aku janji, ini akan berakhir. Dan aku akan membahagiakan kalian berdua. Sabtu aku akan mengunjungimu, ini buat pegangan kamu. Diirit ya sampai sabtu, jangan buat nyalon, oke "

suamiku memberiku uang 45rb. 

" kamu mau kemana yank? kamu gak tidur disini juga. Kamu ninggalin aku? "

Dia mengelus kepalaku, " lihat tuh, ini kos apa "

Aku melihat tulisan di samping pintu. KOS PUTRI MUSLIMAH

" masih baik ibu kos ngijinin aku menemanimu sebentar, ya udah. kamu istirahat ya. Maaf belum bisa membawamu ke dokter. kalau besok ada uang aku pasti langsung membawamu ke dokter. "

Aku melihat air mata itu lagi. Aku lebih sakit melihatmu manangis yah

" Aku dah gak sakit kok yank. Aku dah merasa sehat. Tapi kenapa aku harus kos di sini? kenapa kita gak cari kos pasutri aja?"

" Cari kos pasutri itu susah. Apalagi yang bulanan. Kalaupun ada pasti juga lebih mahal. kamar ini cuma 250rb per bulan. uangku hanya cukup untuk sewa kamar ini. Besok kalau ada uang aku akan beliin kasur ditaruh disitu tuh, trs lemari di pokok sana. lalu TV di situ biar kamu bisa lihat Yuni sama siapa tuh, afifah yaaa..."

Kami tertawa bersama gan saat itu. Tawa yang kami ciptakan sendiri. 

Sejak saat itu kami juga berpisah. Sehari hari aku hanya di kamar kos. Uang yang ia berikan selalu aku sisihkan 2rb untuk bisa ke warnet walau hanya setengah jam. Aku selalu ingin tau kabar suamiku. Aku selalu ingin mengatakan setiap hari kalau aku mencintainya. Hanya itu yang bisa aku lakukan untuk sedikit mengobati rinduku. Kami berpisah dari hari senin sampai sabtu. hanya hari minngu kamu bertiga bertemu. Kami selalu menyewa kos harian setiap minggu. Karena ibu kos tidak memperbolehkan suami dan anakku tidur di kos. Takut mengganggu anak kos yang lain

Suamiku bilang, ia tidur di kerjaannya. Tapi belakangan, aku baru sadar, suamiku berbohong, dia tidak tidur di kerjaan nya, tapi masih tidur di trotoar malioboro 
Diubah oleh dewikunt 19-08-2018 03:40
2
1.7K
20
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan