- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Tewasnya David, mahasiswa Indonesia di Singapura karena skripsi 3 D display


TS
ketekkuli
Tewasnya David, mahasiswa Indonesia di Singapura karena skripsi 3 D display
welcome to newbie thread
REPOST? Coba Klik DISINI..
[/quote]
David dan Dosen pembimbingnya, Prof.Chan
Spoiler for PERTAMA:
[quote]Seperti adegan pembuka kisah spionase saja. David Hartarto Widjaya ( 21 th ), akrab dipanggil Ming-Ming, mahasiswa Indonesia semester akhir jurusan elektro di Nanyang Technology University ( NTU ) telungkup bersimbah darah di pelataran kampusnya ( 2/3/2009 ). Wakil Indonesia dalam Olimpiade Matematika Internasional 2005 ini dikabarkan tewas bunuh diri ( atau dibunuh ? ) dengan menyayat tangannya lalu melompat dari lantai 4 gedung kampus setelah menikam dosen pembimbingnya karena stress, beasiswa sarjana dari ASEAN dihentikan. Anehnya, dosen pembimbingnya, Prof. Chan Kap Luk juga raib, tak diketahui keberadaannya. Mencekam dan misterius.
Ayah David menemukan kejanggalan pada jasad putranya. Ada bekas luka ( suntikan ? ) di leher David yang ditutup plester. Kata pihak berwenang Singapura, luka itu memar karena terbentur beton. Aneh, mestinya dagunya ikut hancur, tapi nyatanya dagu David utuh, kata sang ayah. Pihak pemerintah Singapura juga seperti menutup diri dari penyelidikan pihak Indonesia, termasuk keinginan mengautopsi ulang dengan tim forensik kita. Teman2 David mengajak ribuan pengguna dunia maya di Youtube, Facebook, Kusnet, blog dan milis mendesak pemerintah Indonesia, Singapura dan NTU menginvestigasi kasus David secara transparan.
Awalnya, mereka hanya menulis melalui blog masing2, mengekpos komentar tentang David. Tapi kini sudah bermunculan grup2 di situs2 jejaring sosial yang mendesak penuntasan kasus David. Salah satu grup di Facebook,”In Memoriam of David Hartanto Widjaya. We love you Ming-ming”, mengajak semua orang yang peduli untuk mengungkapkan informasi apa saja yang dimiliki terkait kematian David untuk membantu pengungkapan kasus itu. Sudah ribuan orang bergabung dalam grup yang dikelola kakak David, William Hartanto, dan 2 rekan David, Jennifer Arif dan Audrey Juliana dari Wahington, AS, serta Anthony Lie. Mereka khawatir pemerintah Singapura sengaja mengulur-ulur kasus ini. Mereka juga mengajak komunitas dunia maya meneruskan pesan ke KBRI di Singapura dan pada presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui situs web presidensby.info. Tampaknya desakan di dunia maya ini muncul karena pemerintah Indonesia terlihat pasrah begitu saja menyerahkan investigasi David pada pihak kepolisian Singapura.
Jasad David kini sudah jadi abu kremasi. Seorang blogger, Iwan Piliang menonton kasus David di Channel Asia. Ia terheran, mengapa jenazah David begitu cepat dikremasi ? Padahal hasil autopsy belum keluar dan kematiannya bermasalah.”Saya curiga dan berkesimpulan ini sudah merusak nama baik bangsa. Seorang anak pintar dari Indonesia tewas bunuh diri setelah menusuk profesornya. Rasa ingin tahu itu membawa saya datang ke rumah orang tuanya di Jakarta Utara,” kata Iwan. Iwan kemudian didaulat para pembaca blognya menjadi Tim Verifikasi Kematian David. Konsistensi Iwan menguak kebenaran penyebab kematian David sempat membuat negeri jiran itu khawatir. Iwan sempat diinterogasi selama 2 jam di Bandara Chiang Mai mengenai alasan kedatangannya ke Singapura.
Kejanggalan lain yang ditemukan Iwan ; pernyataan kampus. “Mengapa mereka begitu cepat mengatakan David bunuh diri ? Menusuk professor lalu bunuh diri ? Di blog wartawan dan fotografer “Straits Time” dan grup Facebook, ada fotografer yang memuat foto2 janggal itu. Di Singapura, pemerintahnya represif, media tidak boleh memuat foto2 itu. Akan tetapi, oleh mereka dimuat di blog2 mereka,” kata Iwan
Spoiler for KEDUA:
]Tim yang diketuai Iwan Piliang menyimpulkan dari rekonstruksi tim, bukti2 tertulis dan hasil autopsi yang diterima pihak keluarga ; tidak ada luka sayatan di lengan David. Ditemukan 36 luka, 14 di antaranya luka karena pisau, umumnya terletak di bagian tangan. Sisanya luka memar, termasuk di bagian leher dan luka dalam. Hasil autopsi ini menguatkan dugaan kalau David diserang dan dibunuh. Sebagian pihak menyebut, hasil autopsi itu tidak sah karena dikirim langsung ke keluarga David, tidak melalui KBRI sehingga tidak ada cap KBRI-nya. Selain itu, autopsi juga diserahkan terlebih dahulu ke pihak kampus. Kejanggalan prosedur ini mengundang tanda tanya.
Kejanggalan lain muncul dari hasil rekonstruksi kematian David yang dilakukan tim verifikasi, keluarga dan media dari Indonesia. Rekonstruksi menunjukkan posisi pisau dan bercak darah justru ditemukan di sekitar tempat Prof.Chan. Bukan di tempat David menuju jembatan tempat ia diduga terjun bunuh diri.
“Dilihat dari bercak darah, David diduga melakukan pembelaan diri,”ucap Iwan. Melalui foto2 seorang wartawan koran Singapura “Strait Times”, rekonstruksi dilakukan dengan didampingi pihak intelejen KBRI. Pihak intelejen juga menduga kuat, David 99 % dibunuh, dengan bukti kejanggalan2 ; pihak keluarga tak boleh bertemu dengan presiden NTU dan professor Chan. Termasuk melarang pertemuan keluarga David dengan media massa Singapura.
Dugaan David dibunuh juga diperkuat dengan 2 kematian lain yang terkait erat dengan prof.Chan. Asisten peneliti asal Cina, Zhou Zheng dilaporkan gantung diri ( digantung ? ) di apartemen kampus tsb pada 6/3/2009 malam. Lalu, Dr.Hu Kunlun, peneliti muda asal Cina yang baru setahun bekerja di NTU sebagai periset di Divisi Kontrol dan Instrumentasi EEE, tewas tertabrak mobil.
Zhou dan Hu tewas misterius menyusul kematian David
Zhou Zheng berasal dari Hubei, Cina, lulus Teknik Elektro NTU bulan Juli 2008. NTU mengatakan, Zhou bekerja pada sebuah perusahaan setelah lulus dan diberi pelatihan di luar negeri. Dia kemudian bekerja di NTU pada 2/3/2009, pada hari kematian David. Ada yang menduga, Zhou dilenyapkan karena dia merupakan saksi kunci tewasnya David. Zhou dilaporkan tewas gantung diri. Namun, tidak ada saksi mata di apartemennya yang melihat ia tergantung di balkon. Mungkin saja jenazah Zhou sudah diturunkan sebelum polisi datang. Atau mungkin juga Zhou tidak bunuh diri, melainkan dibunuh. Kebetulan lain, Zhou adalah staf di laboratorium S2-B3a-06, tempat David menyelesaikan tugas akhirnya di bawah bimbingan prof.Chan. Chan, David dan Zhou sama2 berkecimpung di laboratorium S2-B3a-06, School of Electrical & Electronics Engineering ( EEE ), NTU.
Tewasnya David dan Zhou dalam waktu kurang dari seminggu, menimbulkan kecurigaan Gabriel Sai ( 23 th ), pemuda kelahiran Ipoh, Malaysia yang juga sedang belajar di EEE. Posting terbaru di blog-nya menyebut David dan Zhou punya satu kesamaan ; sedang aktif di laboratorium Infocomm yang sama di EEE, NTU. Zhou asisten dosen di lab S2-B3a-06. David menjalani tugas akhir di lab tsb. Hal lain yang menguatkan kecurigaan Sai adalah pengakuan teman2 David saat2 terakhir dia tewas, yang tidak mendukung tuduhan bahwa David sedang merencanakan pembunuhan atau sedang depresi. Beberapa jam menjelang kejadian, David diketahui masih asyik bermain game on line bersama teman dekatnya. Sesuatu hal yang mustahil dilakukan oleh seseorang yang mengalami depresi, apalagi sedang menyusun rencana pembunuhan.
“Kami belum mendapat informasi seperti itu dari kepolisian di sini. Kami hanya tahu soal Zhou dari pemberitaan terbuka saja bahwa dia adalah salah seorang asisten di NTU,”ujar Koordinator Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya KBRI di Singapura, Yayan G.H.Mulyana pada 8/3/2009. Yayan belum tahu soal benar tidaknya rumor tentang Zhou sebagai supervisor proyek David, meski keduanya dari program yang sama.
Spekulasi menyebutkan Zhou tewas karena dia saksi kunci kematian David. Spekulasi itu ditulis Asalim, mantan asisten dosen pada Information Research Laboratorium ( ISRL ) tempat Zhou bertugas dan David menyelesaikan proyek kamera 3 D sebagai tugas akhirnya. Komentar warga Medan di blog Gabriel Sai menyebutkan tanggal 2 Maret 2009 itu adalah hari pertama Zhou bertugas di lab S2-B3a-06, hari tewasnya David. Berdasarkan pengalaman Asalim, pada hari pertama bertugas di ISRL, seorang asisten dosen harus mengkonfirmasi dirinya pada 3 orang yang menggunakan ISRL, sekaligus mengambil kunci pintu ruangan laboratorium teknik elektro dan elektronika dari professor yang memimpin bagian Teknik Informatika.
Kantor kepala bagian Teknik Informatika berada di area S1-B2b, tak jauh dari kantor Prof.Chan. Asalim menduga Zhou yang sedang mengambil kunci, secara kebetulan mendengar atau melihat kejadian yang berbuntut tewasnya David. Karena menjadi saksi itulah, Zhou dilenyapkan.
Setelah David, Zhou tewas, korban berikutnya adalah Dr.Hu Kunlun yang tewas tertabrak mobil saat berangkat kerja ke kampus NTU. Hu sedang menyeberang jalan di Pioneer Road North menuju halte bus di seberang jalan. Bus 179 tujuan kampus NTU tiba di halte. Melihat kondisi jalan yang aman, Hu bergegas menyeberangi jalan untuk naik ke bus itu. Saat itu sebuah mobil menabraknya. Kepala Hu menghantam kaca depan mobil dan tubuhnya terlempar ke atap lalu jatuh ke aspal.

3 korban NTU ; David, Zhou dan Hu
LANJUTANNYA DI BAWAH


mhmmd08 memberi reputasi
1
12.1K
Kutip
30
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan