Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

arkho23Avatar border
TS
arkho23
Pemilik Keris Sebenarnya......
Banyak orang berpendapat bahwa keris yang terbaik untuk dimiliki adalah keris peninggalan orang tua atau sering disebut keris pusaka keluarga, yang diwariskan turun-temurun kepada anak-cucu keturunan. Walaupun banyak orang berpendapat demikian, tetapi hal itu tidaklah selalu benar. 

Keris peninggalan orang tua, apalagi yang merupakan peninggalan leluhur turun-temurun, biasanya akan dimuliakan, dan seringkali juga menjadi bahan rebutan di antara anak-cucu keturunan. Tetapi seiring perkembangan jaman, karena tidak banyak manusia yang dalam kesehariannya benar-benar membutuhkan keris pada masa sekarang ini, 
seringkali keberadaan keris-keris itu malah dirasakan sebagai beban, ditambah lagi adanya tuntutan dalam hal tata cara pemeliharaan dan penyimpanannya.

Ada juga kasus seorang pemilik keris yang menyimpan keris peninggalan orang tua, tetapi kemudian justru banyak mengalami nasib buruk, misalnya anggota keluarganya sering sakit-sakitan, rejeki tidak lancar, sering dirundung nasib sial, kerapkali mengalami musibah / kecelakaan, sering bermimpi buruk, kerisnya kerap menimbulkan bunyi-bunyian aneh hingga mengganggu dan membuat takut seisi rumah, atau hal-hal buruk lainnya.  

Mengapa bisa terjadi yang demikian itu?

Di dalam laku pembuatannya, sebuah keris dan gaib / wahyu di dalamnya dikhususkan oleh si empu keris pembuatnya untuk si pemilik pertama (si pemesan), bukan untuk orang lain ataupun anak keturunannya. Oleh si empu pembuatnya, keris itu ditugaskan untuk mendampingi si pemilik pertama tersebut selama hidupnya, sehingga karakter keris itu pun disesuaikan dengan karakter manusia si pemilik keris pertama tersebut. Dengan demikian, setelah keris itu oleh sang empu diserahkan kepada orang tersebut, maka keris itu kemudian secara bersama-sama menjadi milik si manusia pemilik keris pertama yang kepadanya keris itu diperuntukkan dan juga milik si gaib keris itu sendiri sebagai rumahnya yang baru

Setelah si pemilik pertama tersebut meninggal, atau setelah keris itu oleh si pemilik pertama tersebut dipindah-tangankan kepada orang lain, maka tugas dari keris tersebut untuk mendampingi si pemilik keris yang kepadanya keris itu diperuntukkan, telah selesai. Dengan telah meninggalnya si pemilik keris pertama, atau sesudah dipindah-tangankan olehnya, maka tugas keris itu 
telah selesai, dan keris itu mutlak menjadi milik si gaib keris itu sendiri (karena keris itu adalah rumahnya) dan keris tersebut bebas menentukan kepada siapa dia akan mengikut selanjutnya. Malah banyak keris-keris yang dahulu terkenal kesaktiannya, sekarang tidak ada lagi. Mereka telah moksa, kembali ke alam gaib bersama dengan fisik kerisnya, karena tidak mau dimiliki oleh orang-orang yang mereka tidak berkenan. Yang masih ada adalah keris-keris tiruannya ( / turunannya).

Bila sebuah keris oleh pemiliknya diwariskan / diturunkan kepada anak / cucunya, atau diberikannya kepada orang lain, belum tentu keris itu mau mengikut atau berkenan kepada orang yang kepadanya keris itu diberikan. Jadi, walaupun kita memiliki keris peninggalan orang tua secara turun-temurun, bukan berarti kita memilikinya dan boleh memindah-tangankannya kepada siapa saja yang kita berkenan. Walaupun secara hukum manusia fisik keris itu milik kita, tetapi sisi gaibnya bukanlah milik kita. Jadi secara keseluruhan sebenarnya keris itu bukanlah kita pemiliknya dan dalam tujuan pembuatannya pun keris itu tidak diperuntukkan untuk kita.

Karena itu pada generasi orang-orang tua dahulu ada tradisi untuk meminta petunjuk terlebih dahulu sebelum menyerahkan kerisnya kepada seseorang, mengenai kecocokkan dan perkenan si keris dengan seseorang. Si gaib keris sendiri kadangkala juga memberi tanda kepada si pemilik keris (biasanya lewat mimpi) bila si keris meminta dipindah-tangankan kepada seseorang.

Dengan telah meninggalnya si pemilik keris pertama,  atau setelah keris itu oleh si pemilik pertama dipindah-tangankan kepada orang lain, maka tugas dari keris tersebut untuk mendampingi si pemilik keris yang kepadanya keris itu diperuntukkan, telah selesai, maka kemudian keris itu mutlak menjadi milik si gaib keris itu sendiri (karena keris itu adalah rumahnya).  Dan kita, yang merasa memiliki / menyimpan keris itu, lebih tepat kiranya kalau kita disebut  "ketempatan"  sebuah keris.  Dan karena kita dan keris itu  "hidup bersama",  mudah-mudahan kita dan keris itu dapat sejalan dan saling memberi manfaat.  Namun bila ternyata tidak sejalan, ya sebaiknya berpisah saja, hidup sendiri-sendiri. Tidak perlu saling membebani.



SPemilik Keris Sebenarnya......s
elain benda-benda yang asli dari alam gaib, ada banyak benda-benda di alam gaib yang asal-usulnya adalah benda-benda yang dulunya milik seorang manusia. Banyak sekali kejadian orang-orang yang sudah meninggal, arwahnya membawa serta benda-benda kesayangannya ke alam gaib, bukan hanya benda-benda pusaka, mustika dan jimat, pakaian dan perhiasan, juga hewan-hewan kesayangan mereka (paling banyak hewan kuda tunggangan, ada juga yang berbentuk kereta kuda). Dalam hal ini benda-benda tersebut tidak diwariskan kepada anak-cucunya, tetapi dibawanya serta bersamanya ke alam gaib. 

Selain itu ada juga benda-benda di alam gaib yang asal-usulnya dahulu adalah milik seseorang, berupa mustika dan pusaka, yang setelah orang tersebut meninggal dunia, kemudian benda-benda tersebut menghilang sendiri ke alam gaib, karena tidak ingin dimiliki oleh orang-orang yang mereka tidak berkenan, walaupun orang-orang itu adalah anak-cucu keturunan si manusia yang meninggal tersebut.

Kejadian-kejadian tersebut di atas menunjukkan bahwa benda-benda tersebut tidak diwariskan kepada anak-cucu keturunannya. Dengan demikian jika kita merasa adalah keturunan dari seseorang dan ada benda milik leluhurnya yang berada di tangan seseorang melalui penarikan gaib, maka kita tidak bisa mengklaim bahwa benda tersebut adalah hak kita sebagai ahli waris, karena benda itu tidak diwariskan kepada kita. Lagipula mungkin saja orang tersebut adalah juga keturunan si pemilik benda itu, atau si pemilik benda itu mewariskan langsung benda itu kepada orang tersebut, bukan kepada kita.
wisudajuni
wisudajuni memberi reputasi
1
3.1K
3
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan