Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

karikai04Avatar border
TS
karikai04
Guru Ini Mendirikan Posyandu Babi di Sumba
Quote:


TEMPO.CO, Jakarta - Stefanus B. Laka, 51 tahun, warga Desa Kabalidana, Kecamatan Wewewa Barat, Sumba Barat Daya (SBD), Nusa Tenggara Timur (NTT) mendirikan posyandu untuk hewan babi. Posyandu itu dilakukan untuk mengetahui berat badan babi, setelah mengkonsumsi pakan ternak yang diproduksi perusahaan Malindo.

"Posyandu babi, saya akan keliling ke peternak babi di daerah itu dengan membawa timbangan," kata Stefanus saat didatangi wartawan di kediamannya, Rabu, 15 Agustus 2018.

Posyandu itu, menurut dia, guna mengecek bertambahnya berat badan babi setiap hari setelah diberi pakan tersebut. Dari hasil pakan babi itu, diketahui berat babi di masyarakat bertambah 500 gram per hari. "Kalau babi milik saya bertanya bertambah 700 gram per hari," katanya.

Dengan adanya posyandu babi yang didirikannya, maka Stefanus dijuluki sebagai bidan babi di daerah itu. Saat posyandu, Stefanus juga bisa memberikan suntikan vitamin ke babi serta mengkebiri babi.

Stefanus sebenarnya bukan berprofesi sebagai tenaga kesehatan. Ia adalah seorang guru di SMP Kristen di daerah itu. Dia juga miliki sekolah pendidikan usia dini (Paud). Hal itu dilakukan Stefanus untuk meningkatkan pendapatan peternak babi di daerah itu guna peningkatan kesejahteraan masyarakat.

"Setelah diberi pakan ternak babi, maka harga jual babi meningkat 10-20 kali lipat. Saya pernah menjual babi dengan harga Rp 12 juta per ekor yang digunakan biaya anak sekolah," kata Stefanus.


Selain Posyandu, Stefanus juga membuat delapan kelompok arisan pakan ternak babi, karena rendahnya daya beli peternak babi di tiga desa di daerah itu. "Per kelompok arisan sebanyak lima orang. Awalnya arisan hanya 1-2 kg per minggu. Sekarang sudah capai 5 kg per minggunya," kata dia.

Permintaan pakan ternak babi di SBD sangat tinggi. Saat ini kebutuhan pakan ternak babi mencapai 2 ton pertahun. "Kendala distribusi pakan lambat dari agen, sehingga terkadang peternak kecewa," katanya.

Pengakuan serupa disampaikan Albertina Leda Kadi dan Yohana Dadabulu, peternak babi lainnya yang mengaku penggemukan babi sangat bagus, setelah menggunakan pakan babi. "Sebelumnya kami hanya beri makan pa'u (Dedak padi), namun harga jual kecil. Gunakan pakan harga jualnya tinggi," kata Yohana.

Populasi ternak babi di NTT pada 2017 mencapai 2.043.446 ekor, paling banyak di Kabupaten Kupang sebanyak 404.837 dan Kota Kupang 31.638 ekor.
Quote:


nice job stefanus, moga pemerintah care, dan bantuin situ, bagus ini buat ekonomi rakyat
1
1.4K
19
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan