- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Karena Kyai Mansyur Renta


TS
fauzanedogawa
Karena Kyai Mansyur Renta

Ini adalah cerpen fiksi. Dalam fiksi, semua dapat terjadi.
Spoiler for Cerpen:
Saat ini merupakan waktu yang ditunggu, puluhan massa berkumpul di rumah Joni sang kepala desa, yang masih keponakan Mak Mina rentenir tersukses di desa kami. Joni mengumumkan bahwa dirinya akan mencalonkan diri sebagai kades untuk kedua kalinya, dengan di dukung oleh Mak Mina, Brewok dan kelompoknya.
Memang bukan suatu hal yang mengagetkan bagi pendukungnya dan warga desa. Sejak lama Joni selalu sibuk pencitraan, semua itu dilakukan hampir setiap hari selama lima tahun terakhir, dari sebelum dia terpilih menjadi kepala desa, membungkam siapa pun yang mengkritiknya, baik dari oposisi atau warga biasa yang berusaha menunjukan ketidakpuasan atas kepemimpinannya.
Selain mengumumkan Joni sebagai calon Kades, sekalian diumumkan seorang wakil yang akan mendampinginya. Gembar-gembor dipilihnya kyai Manysur yang sudah sepuh, bahkan jalan pun harus dipapah sebagai wakil, memang dibocorkan beberapa jam sebelum pendeklarasian, walaupun sebenarnya sehari sebelumnya tersiar kabar bahwa yang bakal dipasangkan dengan Joni adalah Maman.
Cerita masa lalu pun muncul lagi, sebenarnya baik Kyai Mansyur dan Juga Maman sempat berseberangan dengan Joni, Mak Mina, Brewok dan kelompoknya, tapi mereka akur kembali, setelah Joni membujuk Kyai Mansyur dan Maman untuk menjadi pengawas 100 sapi milik desa. Pengawas yang tidak jelas kerjanya apa, karena pengelolaan sapi-sapi itu sebenarnya sudah sangat baik dan selama ini pun tidak pernah bermasalah. Gaji yang di terima mereka berdua pun cukup fantastis, sekira tujuh puluh kali rata- rata penghasilan warga desa.
Sebenarnya saya tidak memperdulikan pendeklarasikan itu, karena kadung antipati kepada Joni. Kebijakan Joni selama ini saya nilai sangat menyengsarakan warga. Semua karena Mak Mina, Brewok dan kelompoknya, sebagai pengatur semua kebijakan kepala desa. Bisa di bilang, sebenarnya Mak Minalah Kapala desa sesungguhnya.
Secara tak sengaja saya melihat status Facebook teman, Andri Anta namanya. Teman satu desa yang memang terkenal bijaksana, pemilik raga sempurna, sekaligus sangat baik perangainya.
Inti statusnya adalah : Dipilihnya Kyai Mansyur dengan alasan usianya yg memang telah uzur.
Saya langsung bengong menunjukan ketololan, untung tidak ada yang melihat.
"Apa sebenarnya maksud status itu?"
Saya tidak mengerti, pikiran dangkal yang saya miliki, belum sanggup mencerna makna tulisan pendek namun berkualitas itu. Rasa penasaran membuat saya memberanikan diri bertanya secara langsung.
Bukanlah perkara mudah, mengorek jawaban dari seorang yang idealis seperti Andri Anta. Tak cukup membawa dua bungkus rokok tanpa cukai dan segencet kopi rengcengan, di butuhkan juga rayuan maut yang menggoda.
Saya sangat beruntung rupanya. Penganguran yang merasa orang tersibuk di dunia ini mau berbagi jawabannya tanpa terlalu lama dirayu, tapi dengan satu syarat.
"Saya hanya boleh mendengar tanpa berbicara sedikitpun!" Langsung saja Saya mengangguk tanda setuju.
Sambil duduk bersila dan menghisap kretek, Andri Anta mulai menjelaskan.
Bahwa dalam dunia politik semua sangat dinamis. Kadang bergejolak, kadang tenang. Kadang bertolak belakang, kadang sejalan. Kadang bermusuhan, besok sudah bermesraan.
Sebenarnya Maman lebih ideal di pasangkan dengan Joni untuk menjadi calon wakil kepala desa, paling tidak lebih enerjik dari Kyai Mansyur. Soalnya dengan usia yang menginjak 76 tahun dan sering sakit- sakitan, Kyai Manysur tidak akan sanggup bertugas dengan maksimal, meninjau secara langsung sawah kalau terjadi hama wareng atau turut menggendong anak- anak seperti dua tahun yang lalu ketika banjir bandang melanda.
Tapi ke kenyes- kenyesan Maman juga lah yang menjadi hal yang paling menakutkan bagi Mak Mina. Kalau diceritakan dari awal sebenarnya, Joni pun bukan pilihan Mak Mina saat pemilihan kades lima tahun yang lalu. Dia malah ingin menjadikan anak perempuannya bernama Puni, yang hingga kelas satu sekolah menengah pertama masih minum susu pakai botol, untuk menjadi Kades. Sayang Kemanjaan dan kepintaran yang sangat kurang tidak bisa di tutupi. Joni pun tidak lah lebih pintar, tapi setidaknya masih bisa di 'poles', karena warga belum mengenal sepenuhnya. Sebelumnya Joni lama tinggal di dalam hutan, mencari getah damar sebagai mata pencaharian. Warga desa hanya tahu Joni orang yang lugu, itu saja.
Mungkin sebenarnya di pemilihan ini Puni pilihan pertama calon wakilnya Joni, tapi tidak mungkin dilakukan. Semua karena Mak Mina yang pernah mengamuk dan memaki semua orang yang sering ke musholah, karena ayam kesayanganya yang masuk musholah di siram marbot pakai air bekas cucian. Mak Mina pun tambah dijauhi oleh hampir seluruh jemaah musholah.
Di dapatlah ide untuk mencari alternatif calon wakil kades, sekaligus yang bisa menarik hati pemilih, biar tampak agamis. Munculah dua nama, antara Maman sang ketip atau Kyai Mansyur mantan mantri sunat.
Maman masih terbilang muda. Kalau joni berpasangan dengan Maman dan mereka terpilih, sangat mungkin untuk Maman mencalonkan diri diperiode selanjutnya sebagai kapala desa, karena Joni tidak bisa mencalonkan diri lagi. Ada kemungkinan Maman tidak akan menurut sepenuhnya perintah Mak Minah. Soalnya Maman memiliki track record berkhianat dengan berpaling ke pihak Joni pada saat pemilihan Kades sebelumnya.
Kalau Kyai Mansyur, sangat kecil kemungkinan mencalonkan dirinya sebagai kepala desa lima tahun berikutnya, dengan usia yang pasti sudah lebih rentah dan kemungkinan fisik jauh lebih bermasalah dari sekarang.
Tinggal mereka fokus memenagkan pasangan Joni dan Kyai Mannsyur dengan berbagai cara. Merdekalah Mak Mina, Brewok dan kelompoknya. Mungkin mereka akan mencalonkan Puni Sebagai kepala desa selanjutnya atau bahkan mencari lagi keponakan Mak Minah atau Brewok dan kelompoknya yang bisa dijadikan boneka.
^TAMAT^
-Muskfree-
Palembang 09082018
Sumber
Memang bukan suatu hal yang mengagetkan bagi pendukungnya dan warga desa. Sejak lama Joni selalu sibuk pencitraan, semua itu dilakukan hampir setiap hari selama lima tahun terakhir, dari sebelum dia terpilih menjadi kepala desa, membungkam siapa pun yang mengkritiknya, baik dari oposisi atau warga biasa yang berusaha menunjukan ketidakpuasan atas kepemimpinannya.
Selain mengumumkan Joni sebagai calon Kades, sekalian diumumkan seorang wakil yang akan mendampinginya. Gembar-gembor dipilihnya kyai Manysur yang sudah sepuh, bahkan jalan pun harus dipapah sebagai wakil, memang dibocorkan beberapa jam sebelum pendeklarasian, walaupun sebenarnya sehari sebelumnya tersiar kabar bahwa yang bakal dipasangkan dengan Joni adalah Maman.
Cerita masa lalu pun muncul lagi, sebenarnya baik Kyai Mansyur dan Juga Maman sempat berseberangan dengan Joni, Mak Mina, Brewok dan kelompoknya, tapi mereka akur kembali, setelah Joni membujuk Kyai Mansyur dan Maman untuk menjadi pengawas 100 sapi milik desa. Pengawas yang tidak jelas kerjanya apa, karena pengelolaan sapi-sapi itu sebenarnya sudah sangat baik dan selama ini pun tidak pernah bermasalah. Gaji yang di terima mereka berdua pun cukup fantastis, sekira tujuh puluh kali rata- rata penghasilan warga desa.
Sebenarnya saya tidak memperdulikan pendeklarasikan itu, karena kadung antipati kepada Joni. Kebijakan Joni selama ini saya nilai sangat menyengsarakan warga. Semua karena Mak Mina, Brewok dan kelompoknya, sebagai pengatur semua kebijakan kepala desa. Bisa di bilang, sebenarnya Mak Minalah Kapala desa sesungguhnya.
Secara tak sengaja saya melihat status Facebook teman, Andri Anta namanya. Teman satu desa yang memang terkenal bijaksana, pemilik raga sempurna, sekaligus sangat baik perangainya.
Inti statusnya adalah : Dipilihnya Kyai Mansyur dengan alasan usianya yg memang telah uzur.
Saya langsung bengong menunjukan ketololan, untung tidak ada yang melihat.
"Apa sebenarnya maksud status itu?"
Saya tidak mengerti, pikiran dangkal yang saya miliki, belum sanggup mencerna makna tulisan pendek namun berkualitas itu. Rasa penasaran membuat saya memberanikan diri bertanya secara langsung.
Bukanlah perkara mudah, mengorek jawaban dari seorang yang idealis seperti Andri Anta. Tak cukup membawa dua bungkus rokok tanpa cukai dan segencet kopi rengcengan, di butuhkan juga rayuan maut yang menggoda.
Saya sangat beruntung rupanya. Penganguran yang merasa orang tersibuk di dunia ini mau berbagi jawabannya tanpa terlalu lama dirayu, tapi dengan satu syarat.
"Saya hanya boleh mendengar tanpa berbicara sedikitpun!" Langsung saja Saya mengangguk tanda setuju.
Sambil duduk bersila dan menghisap kretek, Andri Anta mulai menjelaskan.
Bahwa dalam dunia politik semua sangat dinamis. Kadang bergejolak, kadang tenang. Kadang bertolak belakang, kadang sejalan. Kadang bermusuhan, besok sudah bermesraan.
Sebenarnya Maman lebih ideal di pasangkan dengan Joni untuk menjadi calon wakil kepala desa, paling tidak lebih enerjik dari Kyai Mansyur. Soalnya dengan usia yang menginjak 76 tahun dan sering sakit- sakitan, Kyai Manysur tidak akan sanggup bertugas dengan maksimal, meninjau secara langsung sawah kalau terjadi hama wareng atau turut menggendong anak- anak seperti dua tahun yang lalu ketika banjir bandang melanda.
Tapi ke kenyes- kenyesan Maman juga lah yang menjadi hal yang paling menakutkan bagi Mak Mina. Kalau diceritakan dari awal sebenarnya, Joni pun bukan pilihan Mak Mina saat pemilihan kades lima tahun yang lalu. Dia malah ingin menjadikan anak perempuannya bernama Puni, yang hingga kelas satu sekolah menengah pertama masih minum susu pakai botol, untuk menjadi Kades. Sayang Kemanjaan dan kepintaran yang sangat kurang tidak bisa di tutupi. Joni pun tidak lah lebih pintar, tapi setidaknya masih bisa di 'poles', karena warga belum mengenal sepenuhnya. Sebelumnya Joni lama tinggal di dalam hutan, mencari getah damar sebagai mata pencaharian. Warga desa hanya tahu Joni orang yang lugu, itu saja.
Mungkin sebenarnya di pemilihan ini Puni pilihan pertama calon wakilnya Joni, tapi tidak mungkin dilakukan. Semua karena Mak Mina yang pernah mengamuk dan memaki semua orang yang sering ke musholah, karena ayam kesayanganya yang masuk musholah di siram marbot pakai air bekas cucian. Mak Mina pun tambah dijauhi oleh hampir seluruh jemaah musholah.
Di dapatlah ide untuk mencari alternatif calon wakil kades, sekaligus yang bisa menarik hati pemilih, biar tampak agamis. Munculah dua nama, antara Maman sang ketip atau Kyai Mansyur mantan mantri sunat.
Maman masih terbilang muda. Kalau joni berpasangan dengan Maman dan mereka terpilih, sangat mungkin untuk Maman mencalonkan diri diperiode selanjutnya sebagai kapala desa, karena Joni tidak bisa mencalonkan diri lagi. Ada kemungkinan Maman tidak akan menurut sepenuhnya perintah Mak Minah. Soalnya Maman memiliki track record berkhianat dengan berpaling ke pihak Joni pada saat pemilihan Kades sebelumnya.
Kalau Kyai Mansyur, sangat kecil kemungkinan mencalonkan dirinya sebagai kepala desa lima tahun berikutnya, dengan usia yang pasti sudah lebih rentah dan kemungkinan fisik jauh lebih bermasalah dari sekarang.
Tinggal mereka fokus memenagkan pasangan Joni dan Kyai Mannsyur dengan berbagai cara. Merdekalah Mak Mina, Brewok dan kelompoknya. Mungkin mereka akan mencalonkan Puni Sebagai kepala desa selanjutnya atau bahkan mencari lagi keponakan Mak Minah atau Brewok dan kelompoknya yang bisa dijadikan boneka.
^TAMAT^
-Muskfree-
Palembang 09082018
Sumber
0
724
Kutip
5
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan