Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

wiraprasta333Avatar border
TS
wiraprasta333
Cumi Khas Aceh yang Bikin Penasaran
Cumi Khas Aceh yang Bikin Penasaran

Kuliner Aceh terus dipromosikan agar lebih dikenal secara nasional. Kini ada kuliner yang dikenal namun bikin penasaran pecinta kuliner. Cumi, namanya. Kata ini bisa saja berkonotasi negatif bagi sebagian daerah. Namun kata itu ternyata menjadi salah satu nama makanan khas di Kabupaten Simelue, Aceh.

Cumi Simeulue, makanan seperti bubur dari campuran beras dan pisang. Penganan ini biasanya terbuat dari beras ketan gongseng, pisang, santan yang telah dipanaskan, gula serta garam. Proses pembuatannya butuh waktu sekitar satu jam, setelah matang, Cumi dapat disantap. Makanan khas ini dapat ditemukan di arena festival kuliner Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-7.

Gelaran akbar di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh 5 – 15 Agustus 2018, dipertontonkan dan dijual di stand Kabupaten Simeuleu. Tak heran jika pengunjung penasaran dengan kuliner yang tersembunyi dan jarang kedengaran ini. Saat dijajakan, Cumi dimasukkan ke dalam gelas plastik dan dijual seharga Rp5.000/porsi. Murah banget khan?

Makanan ini disediakan dari siang hari selama festival kuliner Pekan Kebudayaan Aceh. Seorang penjaga stand Simeulue Almawati mengatakan, sejak hari pertama banyak pengunjung yang datang mencari Cumi di stand milik daerahnya. Bahkan, ada beberapa pengunjung PKA yang membeli Cumi untuk dibawa ke Jakarta.

“Banyak yang cari Cumi ini bahkan sudah sampai ke Jakarta. Mereka rata-rata penasaran dengan Cumi khas Simeulue ini,” kata Almawati melalui keterangan tertulis, Ahad (12/08/2018).

Menurutnya, nama Cumi berasal dari kata maCumi yang berarti mengunyah-ngunyah atau menggigit. Namun saat ini masyarakat di Simeulue lebih populer menyebutnya sebagai Cumi. “Jadi ini namanya Cumi. Gak boleh diganti karena dari nenek moyang kami namanya yaitu Cumi,” lontarnya.

Selama ini, Cumi memang tidak setiap saat dapat dijumpai di pulau Simeulue. Cumi ini biasanya disajikan untuk menu berbuka saat bulan Ramadan. Pada bulan itu, hampir semua masyarakat membuat Cumi untuk disantap ketika berbuka.

“Tapi kalau hari-hari biasa jika dipesan juga ada. Karena ini bahannya santan jadi tidak tahan lama. Kami tidak pakai pengawet sehingga tidak ada efek samping saat dimakan,” ujarnya.

Kepala Bidang Sejarah dan Nilai Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Irmayani mengatakan, Aceh sangat kaya dengan berbagai macam kuliner khasnya. Dari 23 kabupaten/kota di Aceh masing-masing memiliki makanan khas tersendiri.

Seluruh jenis makanan dan kuliner khas provinsi itu, tersedia selama PKA-7. Salah satu agenda yakni festival kuliner.“Ini semua tujuannya agar kuliner khas tersebut terus dipertahankan. Jangan sampai tergerus zaman,” kata Irmayani.

Nggak bisa dipungkiri Cumi, menjadi kuliner baru Aceh yang mulai ditonjolkan. Bisniswisata.co.id mencatat ada beberapa kuliner tradisional Aceh yang sudah dikenal masyarakat, antara lain:

#. Kue Bhoi
Masih membahas camilan manis, ada kue bhoi atau kadang disebut sebagai kue ikan. Bukan terbuat dari daging ikan, tapi kue ini dicetak dengan bentuk seperti ikan. Tekstur luarnya garing seperti wafel, sedangkan bagian dalamnya selembut bolu. Kue ini biasanya dijadikan hantaran atau suguhan saat pesta pernikahan.

#. Kue Adee
Aceh memang kaya akan kudapan manis. Setelah bakpia dan kue bhoi, ada kue adee yang bentuknya sekilas mirip bika Ambon. Kue adee juga sering disebut sebagai bingkang singkong. Bagian atasnya berminyak dengan warna kecokelatan, terbuat dari campuran singkong, tepung terigu, gula dan telur. Bedanya dengan bika Ambon, bagian tengah kue adee padat dan tidak berrongga. Kue adee yang paling populer di Aceh adalah Kue Adee Meureudu dan Kue Adee Kak Nah. Keunikan kue ini adalah aroma dan cita rasa bawang goreng yang ada di dalamnya.

#. Kue Timphan
Kue Timphan Labu Kuning Khas Aceh, Snack Sore Lezat dan Sehat. Mencicipi kue tradisional dari tiap-tiap daerah di Indonesia memang tak pernah membosankan. Seperti oleh-oleh khas Aceh yang satu ini, namanya kue timphan. Dibuat dari campuran ketan dan pisang raja, lalu diisi dengan parutan kelapa atau selai sarikaya. Dibungkus daun pisang, rasanya makin manis dan legit. Karena dibuat dengan cara tradisional, kue timphan hanya tahan tiga hari saja. Jadi kalau ingin membawa pulang oleh-oleh khas Aceh ini harus memperkirakan waktu tempuh ya.

#. Kue Keukarah
Ada satu lagi kue tradisional khas Aceh yang bisa dijadikan oleh-oleh. Berbentuk seperti jaring-jaring melingkar, makanan ini bernama kue keukarah. Rasanya manis dengan tekstur garing renyah. Bahan bakunya adalah tepung beras dan gula, biasanya disajikan sebagai teman minum teh atau kopi. Kue keukarah punya beberapa bentuk berbeda, seperti bulan sabit di kawasan Aceh Utara, dan berbentuk segitiga di bagian Aceh Barat. Meski begitu, rasanya tetap sama dan cukup tahan lama. Cocok nih dijadikan oleh-oleh untuk perjalanan jauh.

#. Kopi Gayo
Sebagai penutup, jangan lupa membawa pulang kopi Gayo. Biji kopi Gayo termasuk dalam jajaran kopi paling berkualitas di Indonesia. Bahkan sudah terkenal sampai ke mancanegara bersama biji kopi Flores, Wamena, Sidikalang dan Kintamani. Apalagi buat para pecinta kopi, wajib banget membawa pulang oleh-oleh khas Aceh yang satu ini.

6. Dendeng Rusa
Dendeng biasanya terbuat dari daging sapi, tapi kalau di Aceh berbeda. Dendeng yang terbuat dari rusa ini telah dikenal sebagai salah satu kudapan khas Aceh yang bisa dijadikan lauk pendamping nasi. Ada beberapa varian rasa, diantaranya pedas, kari, manis gurih dan asin. Meski terdengar aneh, tapi kamu perlu mencicipi kuliner ini ketika berkunjung ke Aceh.

Sumber: http://bisniswisata.co.id/Cumi-bubur...kin-penasaran/
0
1.5K
14
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan