- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Dinamika Pencalonan Capres-Cawapres 2019


TS
donpii
Dinamika Pencalonan Capres-Cawapres 2019

Di menit terakhir menjelang deklarasi pasangan Capres dan Cawapre dari Joko Widodo serta Prabowo Subianto, dua kejutan muncul di masing-masing kubu. Kejutan ini semakin menguatkan betapa pentingnya faktor cawapres yang berdampak pada kesolidan koalisi.
Setelah melalui perdebatan panjang, Kubu Jokowi akhirnya memilih Ma’ruf Amin dibandingkan Mahfud MD, sementara kubu Prabowo memutuskan memilih Sandiaga Uno dibandingkan Agus Harimurti Yudhyono.
Hingga hari ini public masih berusaha untuk mencerna dinamika Pilpres yang akan dimulai pada hari ini sebagai batas akhir pendaftaran Capres-Cawapres di KPU.
- Joko Widodo-Ma'ruf Amin
Spoiler for Joko Widodo-Ma'ruf Amin:
Presiden Jokowi telah memutuskan untuk memilih Ketua Majelis Ulam Indonesia, KH. Ma’ruf Amien sebagai Cawapres dalam konferensi pers usai bertemu ketua umum dan sekretaris jenderal partai politik pendukungnya di Restoran Plataran, Menteng, Jakarta, Kamis (9/8/2018)
Menurut Jokowi, keputusan ini telah ditandatangani oleh sembilan ketua umum dari koalisi partai pendukungnya.
- Prabowo Subianto-Sandiaga Uno
Spoiler for Prabowo-Sandi:
Prabowo Subianto mendeklarasikan Sandiaga Uno sebagai calon wakil presiden yang akan mendampinginya dalam Pilpres 2019. Deklarasi dilakukan di depan rumah Prabowo di Kertanegara, Jakarta, Kamis (9/8/2018). Dalam deklarasi tersebut, dihadiri sejumlah tokoh dari koalisi partai pendukung, seperti PKS, Gerindra dan PAN. Sementara perwakilan dari Partai Demokran tidak terlihat dalam jumpa pers yang diselenggarakan.
Dinamika tersebut menunjukkan betapa dinamisnya penentuan cawapres dari masing-masing kubu dimana sebelumnya cawapres yang santer diberitakan justru tidak dipilih oleh Jokowi maupun Prabowo. Penentuan Cawapres tersebut juga menentukan kesolidan koalisi dari partai pendukung dan hal tersebut terlihat dari ketidakhadiran perwakilan Partai Demokrat dalam konferensi pers yang dilakukan Prabowo. Kemungkinan Demokrat belum menerima pencalonan Sandiaga karena selama ini Demokrat mengusulkan AHY sebagai Cawapres.
Sebagai masyarakat awam saya melihat hal tersebut sangat wajar dalam politik karena semuanya menginginkan yang terbaik untuk meraih kemenangan dalam Pilpres mendatang.
Pemilihan Ma’ruf Amin sebagai Cawapres Jokowi tentunya didasarkan pada pertimbangan yang sangat matang terutama untuk mengurangi stigma Jokowi yang dianggap kurang pro terhadap islam dan mengeliminir isu bahwa Jokowi merupakan PKI. Selain itu, sejak adanya aksi 212, Jokowi kemungkinan besar khawatir akan isu identitas dan isu agama digunakan untuk menyerangnya sehingga penunjukan Ma'ruf dipandang mampu mengurangi isu negatif tersebut. Meski didukung dengan 9 parpol, tetapi jika dilihat secara kasar partai tersebut hanya memanfaatkan figur Jokowi untuk mendompleng suara dalam Pileg 2019 mendatang. PSI, Peindo, PKPI merupakan partai baru dan mereka tentunya berharap kecipratan suara dalam Pileg mendatang agar mampu untuk duduk di parlemen.
Dilain pihak, pemilihan Sandiaga Uno sebagai Cawapres Jokowi juga sudah melalui pertimbangan yang matang. Pemilihan terebut kemungkinan disebabkan oleh kemampuan logistik Sandi yang kuat dan Sandi juga berasal dari luar Jawa. Selain itu, apabila Prabowo juga memilih cawapres dari ulama kemungkinan masyarakat akan lebih memilih Jokowi dibanding Prabowo. Latar belakang Sandi yang merupakan pengusaha muda dianggap tepat untuk melawan Jokowi-Ma'ruf karena saat ini kebanyakan penduduk Indonesia merupakan pemilih milenial sehingga Sandi dianggap mampu mendekatkan diri kepada kaum milenial di Indonesia. Pengalaman Trio Gerindra, PKS dan PAN dalam beberapa Pilkada juga terbukti cukup teruji sehingga diperkirakan mesin partai tersebut mampu bekerja secara efektif dan efisien dalam memenangkan pasangan ini.
Akan tetapi, saya sangat mengkhawatirkan kondisi masyarakat Indonesia pasca Pilpres 2019 mendatang mengingat saat ini terutama pasca Pilkada DKI lalu, Parpol banyak yang menggunakan agama sebagai komoditas dagangan politiknya. Hal tersebut tentunya sangat disayangkan karena saya berharap ulama agar bersifat netral dalam pilkada sehingga bisa mendinginkan tensi masyarakat pasca terjadinya Pemilu.
Siapapun nanti yang menjadi presiden mari kita dukung dan jangan ada perpecahan diantara kita. Jadikan momen tersebut sebagai titik balik menuju persatuan di negeri ini.
You can't win unless you learn how to lose.
Hidup gak harus kalah atau menang.
Tapi hidup butuh kebebasan hati. HATI yang membuat kita melampaui kalah atau menang. Hati yang mampu melihat keadaan dengan jernih, tanpa ambisi tanpa rasa takut.
Karena hidup itu milik kamu dengan skenario Tuhan. Tak perlu takut saat kalah, tak perlu sombong saat menang.
Diubah oleh donpii 10-08-2018 11:20
0
2K
17


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan