- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
PREDIKSI FILM WIRO SABLENG 212


TS
breaking182
PREDIKSI FILM WIRO SABLENG 212
PREDIKSI FILM WIRO SABLENG 212
Quote:


Quote:
Wiro Sableng 212 adalah sebuah film laga komedi Indonesia diangkat dari serial novel Wiro Sableng karya Bastian Tito. Film ini adalah film pertama kerjasama dengan Fox International Productions anak perusahaan dari 20th Century Fox. Film ini direncanakan akan tayang pada September 2018, namun karena tingginya animo masyarakat yang begitu antusias, maka penayangannya akan dimajukan sebulan lebih awal, yaitu 30 Agustus 2018. Film yang diadaptasi dari buku karya Bastian Tito ini memang memiliki cerita yang sudah tidak asing lagi bagi generasi 90-an, di tahun 1997, serial WIRO SABLENG tayang setiap hari Minggu jam 11.00 di RCTI dan menjadi tontonan keluarga yang sangat populer. Versi televisi seriesnya diperankan oleh aktor Herning Sukendro atau biasa disebut Ken Ken.
Bagi generasi tahun 90an atau mungkin generasi tahun 80an yang sudah membaca hampir semua novel Wiro Sableng tentu sangat penasaran. Apakah versi filmnya ini sesuai dengan tokoh –tokoh yang digambarkan dalam novel?
Belum lama ini gue donlot trailer terbaru dari film Wiro Sableng. Detik ke detik gue perhatikan cuplikan –cuplikan dari film ini. Disini gue coba prediksi alur cerita dan sinopsis film Wiro Sableng 212 yang sebentar lagi akan tayang di bioskop. Jika melenceng jauh mohon maaf namanya juga prediksi. Kalau cocok atau mendekati cocok..ya baguslah.....
Bagi generasi tahun 90an atau mungkin generasi tahun 80an yang sudah membaca hampir semua novel Wiro Sableng tentu sangat penasaran. Apakah versi filmnya ini sesuai dengan tokoh –tokoh yang digambarkan dalam novel?
Belum lama ini gue donlot trailer terbaru dari film Wiro Sableng. Detik ke detik gue perhatikan cuplikan –cuplikan dari film ini. Disini gue coba prediksi alur cerita dan sinopsis film Wiro Sableng 212 yang sebentar lagi akan tayang di bioskop. Jika melenceng jauh mohon maaf namanya juga prediksi. Kalau cocok atau mendekati cocok..ya baguslah.....
Quote:
Film Wiro Sableng 212 sepertinya gabungan dari 4 novel Wiro Sableng. Empat Berewok Dari Goa Sanggreng, Maut Bernyanyi di Pajajaran ,Bujang Gila Tapak Sakti dan Guci Setan. Bagi yang belum pernah baca novelnya gue coba berikan sinopsisnya.
Quote:
1. Empat Berewok Dari Goa Sanggreng

Episode pertama dari Wiro Sableng. Di episode ini diceritakan bahwa akibat sakit hati dan cemburu, Suronyali alias Mahesa Birawa bersama Kalingundil serta beberapa anak buahnya membunuh Ranaweleng (ayah Wiro) dan membakar habis rumahnya. Wiro yang saat itu masih bayi diselamatkan oleh Sinto Gendeng. Sedangkan Suci (ibu Wiro) bunuh diri setelah Mahesa Birawa menodai kehormatannya.
Selama 17 tahun Wiro digembleng oleh Sinto Gendeng di puncak Gunung Gede dengan ilmu silat dan kesaktian serta dibekali oleh senjata mustika berupa kapak bermata dua berhulu satu yang bernama Kapak Maut Naga Geni 212. Senjata ini sangat sakti dan salah satu fungsinya bisa menyerap racun jahat. Hingga pada akhirnya Wiro dilepas turun gunung untuk mencari Mahesa Birawa guna menuntut balas kematian kedua orang tuanya serta membawanya ke puncak Gunung Gede untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Mahesa Birawa ini notabene juga murid pertama dari Sinto Gendeng yang tidak lain juga merupakan kakak seperguruannya. Namun ternyata sampai akhir cerita di episode ini, wiro belum berhasil menemukan keberadaan mahesa birawa. Malah wiro bentrok dengan komplotan Empat Berewok Dari Goa Sanggreng yang juga hendak membuat perhitungan dengan anak buah Mahesa Birawa yaitu Kalingundil.
Saat terjadi pertarungan antara Kalingundil dengan Bergolawungu (pimpinan Empat Berewok dari Goa Sanggreng), Wiro ikut turun ke gelanggang mengacaukan pertempuran. Bergolawungu sempat membunuh Nilamsuri (anak gadis Kalingundil) kemudian melarikan diri karena merasa jera behadapan dengan Wiro. Sebelum kabur pimpinan Empat Berewok dari Goa Sanggreng ini sempat berkata akan menunggu Wiro Sableng di Goa Sanggreng. Saat Kalingundil juga akan melarikan diri, Wiro sempat membetot lepas sebelah tangannya.
Quote:
2. Maut Bernyanyi di Pajajaran

Episode kedua diawali dengan Pendekar 212 mencari keberadaan goa Sanggreng guna meladeni tantangan Bergolawungu. Di tengah perjalanan, Wiro bertemu untuk pertama kalinya dengan Dewa Tuak dan Anggini. Dalam pertemuan itu, Dewa tuak mengungkapkan niatnya untuk menjodohkan Wiro dengan muridnya yaitu Anggini. Dengan halus Wiro menolak dan melanjutkan perjalanan. Akan tetapi Anggini mengikutinya secara diam-diam sampai di goa Sanggreng.
Setelah Wiro berhasil membasmi semua anggota komplotan Perguruan Goa Sanggreng termasuk ketuanya yaitu guru dari Bergolawungu yang bernama Badra Wikuyana atau pendekar yang bergelar Angin Topan dari Barat, Wiro melanjutkan perjalanannya untuk melaksanakan misi utamanya yaitu mencari Mahesa Birawa. Dalam perjalanan wiro memergoki Anggini yang membuntutinya.
Akhirnya Wiro berhasil menemukan jejak Mahesa Birawa di satu perkemahan komplotan pemberontak terhadap kerajaan Pajajaran. Dalam pertemuan itu Wiro melontarkan tantangannya dan menunggu Mahesa Birawa di pekuburan Jatiwalu. Namun Mahesa Birawa tidak mengindahkan tantangannya. Mahesa Birawa lebih memilih berangkat melakukan penyerangan bersama rombongan pemberontak. Wiro pun kemudian ikut terjun dalam pertempuran antara rombongan pemberontak dengan rombongan prajurit Pajajaran. Dalam pertarungan itulah Wiro berhasil membunuh Mahesa Birawa dengan kapak saktinya.
Quote:
3. Bujang Gila Tapak Sakti

Santiko nama asli dari Bujang Gila Tapak Sakti. Doi merupakan keponakan salah satu dedengkot dunia persilatan yang bernama Dewa Ketawa. Ketika berusia 10 tahun Santiko mencuri perangkat Gamelan berupa dua buah Bonang Pusaka yakni Bonang Penerus Slindro dan Bonang Penerus Pelog milik Keraton. Dua buah bonang ini kemudian diserahkan Santiko pada seorang janda muda cantik jelita bernama Nyi Bulan Seruni Pitaloka yang memang telah membujuk Santiko untuk mencuri benda pusaka itu. Dewa Ketawa, tokoh aneh rimba persilatan tanah Jawa yang merupakan paman Santiko mengetahui hal ini maka si bocah dihukum berat. Dibawa ke puncak Gunung Mahameru lalu dipendam dalam sebuah lobang inti es yang maha dingin dengan posisi terbalik kepala dan tangan ke bawah, kaki di atas selama 7 tahun.
Menurut Dewa Ketawa satu tahun di dalam lobang sama dengan sepuluh tahun hidup di dunia luar. Tujuh tahun kemudian setelah bebas dari hukuman, Santiko berubah menjadi seorang pemuda yang memiliki ilmu kesaktian tidak ada duanya. Semua Ilmu kepandaian dan kesaktiannya itu berdasar dan mengandalkan pada hawa dingin yang didapatnya selama dipendam di puncak Mahameru. Karena bertahun-tahun berada di dalam lobang luar biasa dingin, Santiko kini menjadi tidak tahan akan hawa panas. Kemana pergi selalu membawa kipas kertas. Selain dipakai untuk mengipasi diri, benda ini juga bisa dipergunakan sebagai satu senjata hebat. Sejak turun gunung Santiko dijuluki Bujang Gila Tapak Sakti.
Quote:
4. Guci Setan

Versi Novel kemunculan Bidadari Angin Timur untuk pertama kalinya ikut dituturkan dalam episode Guci Setan. Dalam episode ini dikisahkan tentang sebuah guci keramat milik Kerajaan berasal dari zaman Singosari. Guci keramat yang bagian luarnya berukir wajah-wajah setan seram, berselang seling dengan gambar tengkorak manusia. Dari dalam guci keluar kepulan asap putih serta lidah api. Guci misterius yang bisa mendatangkan sejuta kebajikan tapi juga bisa menimbulkan sejuta angkara murka. Guci yang selama ratusan tahun gentayangan dari satu tangan orang pandai ke tangan orang pandai lainnya. Menjadi rebutan dalam dunia persilatan.
Quote:
PREDIKSI
Kemungkinan di film nanti Mahesa Birwa, Kalingundil dan Empat Berewok dari Goa Sanggreng merupakan komplotan perampok. Hingga pada suatu saat merampok dan menjarah desa Jatiwalu desa tempat Ranaweleng, Suci dan Wiro kecil berada. Mereka membakar, merampok dan menjarah desa itu. Hingga Raneweleng, Suci terbunuh. Sementara pada saat yang genting Wiro diselamatkan nyawanya oleh seorang Pendekar Sakti dari Gunung Gede yaitu Sinto Gendeng.
Selama 17 tahun Wiro digembleng oleh Sinto Gendeng di puncak Gunung Gede dengan ilmu silat dan kesaktian serta dibekali oleh senjata mustika berupa kapak bermata dua berhulu satu yang bernama Kapak Maut Naga Geni 212. Hingga pada akhirnya Wiro dilepas turun gunung untuk mencari Mahesa Birawa guna menuntut balas kematian kedua orang tuanya serta membawanya ke puncak Gunung Gede untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Ditengah jalan kemungkinan bertemu dengan Dewa Tuak dan murid perempuan Dewa Tuak bernama Anggini, Bujang Gila Tapak Sakti dan Bidadari Angin Timur. Mungkin akan diceritakan kisah cinta segitiga antara Anggini, Bidadai Angin Timur dan Wiro Sableng.
Sementara Mahesa Birawa dan komplotannya makin tidak terkendali di luar sana. Sepak terjang sampai ke kerajaan Pajajaran yang dipimpin seorang Raja bernama Kamandaka. Raja ini sangat arif dan bijaksana. Ia tidak ingin rakyatnya dicekam rasa takut akibat sepak terjang Mahesa Birawa sehingga ia tugaskan pasukan Pajajaran dipimpin oleh Werku Alit saudara tiri dari Raja Kamandaka. Raden Werku Alit adalah anak selir raja Pajajaran sebelum raja Kamandaka. Tanpa sepengetahuan Kamandaka Raden Werku Alit bersekongkol dengan Mahesa Birawa untuk melakukan kudeta karena ia merasa lebih punya hak dari Kamandaka untuk menjadi raja Pajajaran.
Ending cerita sudah bisa tertebak. Wiro Sableng dan kawan –kawan membantu Pajajaran memusnahkan pemberontakan yang dilakukan oleh Werku Alit dan gerombolan Mahesa Birawa.
PERBEDAAN TOKOH DISKRIPSI KARAKTER DI NOVEL DAN DI FILM
Quote:
SINTO GENDENG VERSI NOVEL
Sinto gendeng yang adalah guru Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 Wiro Sableng. Dia adalah perempuan tua bertubuh tinggi langsing. Kulitnya hitam tipis berkerenyut. Matanya cekung menyeramkan dihias bulu alis berwarna putih. Rambutnya putih jarang hampir botak, dan di kulit kepalanya tertancap lima tusuk konde perak
SINTO GENDENG VERSI FILM
Berambut panjang tebal berwarna putih. Kulitnya juga cenderung putih. Bahkan, bisa dibilang terlalu " cantik ' untuk ukuran nenek nenek yang tinggal di puncak Gunung Gede. Mungkin sutradara ingin menampilkan hal yang berbeda dari versi novelnya.
Quote:
WIRO SABLENG VERSI NOVEL
Wiro Sableng turun gunung saat berumur 17 tahun. Berambut gondrong, berpakaian serba putih, berwajah konyol dan kekanak - kanakan. Kapak Maut Naga Geni terselip di pinggangnya.
WIRO SABLENG VERSI FILM
Berambut sebahu. Bisa dibilang kurang gondrong. Muka terlalu tua unutk ukuran pemuda berusia 17 tahun. Sebuah kain berwarna krem melilit dipergelangan tangan kanan kirinya. Mungkin tujuannya supaya kesan pendekarnya terlihat sangar dan lebih maskulin.
Quote:
Akhir kata mungkin kalau film ini booming akan jadi pioner film film kolosal di Indonesia. Semisal Saur Sepuh, Tutur Tinular, Mahkota Mayangkara, Kaca Benggala, Babad Tanah Leluhur dll.......Salam.........
Diubah oleh breaking182 06-08-2018 21:40
0
11.5K
Kutip
89
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan