- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Jokowi Heran Dituding Tak Pro Islam: Siapa yang Bikin Hari Santri?


TS
agnezstrong
Jokowi Heran Dituding Tak Pro Islam: Siapa yang Bikin Hari Santri?

Quote:
Bogor - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan ada tudingan padanya yang disebut tidak pro Islam. Jokowi pun heran.
"Presiden Jokowi tidak pro Islam, bagaimana?" kata Jokowi di depan para ulama saat menghadiri Peresmian Pembukaan Pendidikan Kader Ulama (PKU) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor Angkatan XII Tahun 2018 di Gedung Tegar Beriman, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Rabu (8/8/2018).
"Saya itu muslim, tiap hari, tiap minggu, hampir tiap bulan dengan Pak Kiai Ma'ruf Amin ke mana-mana. Dengan Imam Besar Masjid Istiqlal Prof Nasaruddin Umar juga ke mana-mana," sambung Jokowi.
Baca juga: Di Depan Ulama, Jokowi Tepis Tudingan Bahwa Dirinya Antek Asing
Bersama ulama, Jokowi mengaku banyak mengunjungi pondok pesantren untuk melihat langsung persoalan yang dihadapi para santri dan ulama. Begitu mengetahui persoalan yang dihadapi para santri dan ulama, Jokowi membuka Bank Wakaf Mikro.
"Kita juga telah membuka 40, memang baru 40 tapi akan terus perbaiki, Bank Wakaf Mikro di pesantren yang kita beri modal Rp 8 miliar setiap Bank Wakaf Mikro. Akan lebih banyak yang kita akan buka untuk Bank Wakaf Mikro, juga yang berkaitan dengan kemitraan," katanya.
"Saya ke NU bersama Garuda Food menanam kacang berapa ratus hektare di Jatim juga. Kemitraan seperti ini yang akan memperbaiki ekonomi umat kita. Tanpa pendekatan-pendekatan ekonomi seperti itu, gap antara kaya dan miskin semakin lebar," imbuh Jokowi.
Jokowi mengaku harus menyampaikan hal-hal semacam itu lantaran tidak ingin terus dicap sebagai presiden yang tidak mendukung Islam. Jokowi kemudian mengingatkan soal Hari Santri Nasional yang ditetapkankannya secara nasional setiap 22 Oktober.
"Jangan sampai ada suara Presiden Jokowi nggak pro Islam. Yang buat Perpres Hari Santri Nasional itu siapa? Masa sudah kayak gitu dibilang tidak pro Islam," ucap Jokowi.
Baca juga: Ma'ruf Amin: Jokowi Presiden yang Sering Silaturahmi ke Ulama-Habaib
Meski begitu, Jokowi mengaku sudah biasa dengan tudingan miring padanya. Menurutnya, berbagai tudingan itu tidak lepas dari kepentingan politik.
"Kalau saya sudah biasa. Jadi wali kota ya dimaki-maki, waktu jadi gubernur sama saja. Jadi presiden lebih-lebih. Tapi apakah itu nilai-nilai agama yang kita anut? Tidak. Apa itu nilai etika yang kita miliki? Tidak. Apa itu nilai budaya yang kita miliki? Tidak. Ini harus kita mulai bersama-sama jangan sampai terjebak isu politik," kata Jokowi.
"Ini penyebarnya urusan politik tadi, urusan pemilihan bupati, wali kota, gubernur, presiden. Jangan diterus-teruskan. Stop. Ini pintarnya orang-orang politik dalam mempengaruhi. Dan kita terpengaruh. Artinya yang pintar orang politik," imbuh Jokowi.
"Presiden Jokowi tidak pro Islam, bagaimana?" kata Jokowi di depan para ulama saat menghadiri Peresmian Pembukaan Pendidikan Kader Ulama (PKU) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor Angkatan XII Tahun 2018 di Gedung Tegar Beriman, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Rabu (8/8/2018).
"Saya itu muslim, tiap hari, tiap minggu, hampir tiap bulan dengan Pak Kiai Ma'ruf Amin ke mana-mana. Dengan Imam Besar Masjid Istiqlal Prof Nasaruddin Umar juga ke mana-mana," sambung Jokowi.
Baca juga: Di Depan Ulama, Jokowi Tepis Tudingan Bahwa Dirinya Antek Asing
Bersama ulama, Jokowi mengaku banyak mengunjungi pondok pesantren untuk melihat langsung persoalan yang dihadapi para santri dan ulama. Begitu mengetahui persoalan yang dihadapi para santri dan ulama, Jokowi membuka Bank Wakaf Mikro.
"Kita juga telah membuka 40, memang baru 40 tapi akan terus perbaiki, Bank Wakaf Mikro di pesantren yang kita beri modal Rp 8 miliar setiap Bank Wakaf Mikro. Akan lebih banyak yang kita akan buka untuk Bank Wakaf Mikro, juga yang berkaitan dengan kemitraan," katanya.
"Saya ke NU bersama Garuda Food menanam kacang berapa ratus hektare di Jatim juga. Kemitraan seperti ini yang akan memperbaiki ekonomi umat kita. Tanpa pendekatan-pendekatan ekonomi seperti itu, gap antara kaya dan miskin semakin lebar," imbuh Jokowi.
Jokowi mengaku harus menyampaikan hal-hal semacam itu lantaran tidak ingin terus dicap sebagai presiden yang tidak mendukung Islam. Jokowi kemudian mengingatkan soal Hari Santri Nasional yang ditetapkankannya secara nasional setiap 22 Oktober.
"Jangan sampai ada suara Presiden Jokowi nggak pro Islam. Yang buat Perpres Hari Santri Nasional itu siapa? Masa sudah kayak gitu dibilang tidak pro Islam," ucap Jokowi.
Baca juga: Ma'ruf Amin: Jokowi Presiden yang Sering Silaturahmi ke Ulama-Habaib
Meski begitu, Jokowi mengaku sudah biasa dengan tudingan miring padanya. Menurutnya, berbagai tudingan itu tidak lepas dari kepentingan politik.
"Kalau saya sudah biasa. Jadi wali kota ya dimaki-maki, waktu jadi gubernur sama saja. Jadi presiden lebih-lebih. Tapi apakah itu nilai-nilai agama yang kita anut? Tidak. Apa itu nilai etika yang kita miliki? Tidak. Apa itu nilai budaya yang kita miliki? Tidak. Ini harus kita mulai bersama-sama jangan sampai terjebak isu politik," kata Jokowi.
"Ini penyebarnya urusan politik tadi, urusan pemilihan bupati, wali kota, gubernur, presiden. Jangan diterus-teruskan. Stop. Ini pintarnya orang-orang politik dalam mempengaruhi. Dan kita terpengaruh. Artinya yang pintar orang politik," imbuh Jokowi.
https://news.detik.com/berita/d-4155...953.1525238376
Quote:
DHYARRR !! GA ADA KOWI GA ADA HARI SANTRI







MAU BICARA APA LAGII

0
3.4K
Kutip
49
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan