- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Alumni Presidium 212 Tolak Capres-Cawapres GNPF


TS
rinaldikarza
Alumni Presidium 212 Tolak Capres-Cawapres GNPF

Aminuddin, Ketum Alumni Presidium 212(Istimewa)
Jakarta – Alumni Presidium 212 mengkritik hasil Ijtimak Ulama Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF). Dalam hasil Ijtimak tersebut, GNPF mengusulkan Prabowo Subianto sebagai capres dan dua nama Salim Segaf dan Ustaz Abdul Somad sebagai pendamping Prabowo. Pasalnya, hasil Ijtima GNPF sarat kepentingan parpol tertentu.
“Kami tidak puas, pilihan kami tidak terwakili oleh nama-nama yang diputuskan oleh Ijtimak Ulama,” kata Ketua Umum Alumni Presidium 212 Aminuddin di Jakarta Selatan.
Ketua Alumni Presidium 212, Aminuddin, menilai seharusnya Ijtimak Ulama GNPF tidak menekan partai politik untuk menjalankan rekomendasi. Selain itu, hasil ijtimak tersebut juga tidak bisa disebut mewakili ulama.
“Sebab, ulama dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU) atau Muhammadiyah bahkan organisasi Islam lain juga memiliki nama capres dan cawapres sendiri-sendiri,” ujar Aminuddin.
Hasil Ijtimak GNPF tersebut memang sarat dengan kepentingan parpol tertentu. Terutama Partai Keadilan Sejahtera. Pasalnya, dalam ijtimak tersebut, GNPF mengusulkan satu nama kader PKS, yakni Salim Segaf Al Jufri yang merupakan Majelis Syuro PKS.
Selain itu, PKS yang sebelumnya mendorong 9 kader terbaiknya, tiba-tiba berbalik dan ngotot untuk mengajukan dua cawapres hasil Ijtimak GNPF. Ustaz Abdul Somad yang juga terpilih bersama Salim Segaf menolak untuk dicalonkan. Praktis, yang didorong PKS ini hanyalah Salim Segaf. Tidak salah bila hasil Ijtimak GNPF diduga sarat kepentingan politik PKS.
Selain Alumni Presidium 212, PBNU Juga Mengkritik Hasil Ijtimak GNPF
Selain Alumni Presidium 212 yang menolak hasil Ijtimak GNPF, Ketua Umum Pengurus Besar NU KH Said Aqil Siroj juga mengkritik hasil tersebut.
Said Aqil menilai hasil keputusan Ijtimak Ulama tersebut tidaklah mewakili suara umat Islam yang ada di Indonesia. Menurutnya umat Islam di Indonesia sangat beragam dan belum tentu satu pilihan. “Ya boleh saja orang mengklaim ya, tapi yang namanya umat itu sangat besar saya yakin tidak satu pilihan,” ucapnya dalam peluncuran Said Aqil Siroj Institute di Jakarta, Rabu (1/8/2018).
Said Aqil juga menerangkan, selain beragam umat Islam pun juga banyak tersebar di masing-masing partai politik (parpol) maupun organisasi kemasyarakatan (ormas) berbasis Islam. “Bahkan parpol yang berbasis umat pun tidak hanya satu, organisasi Islam pun tidak hanya satu, artinya umat Islam yang sangat besar itu tidak mungkin satu pilihan,” tuturnya.
Ia pun menyatakan keberatannya bila hasil Ijtimak Ulama tersebut dijadikan rekomendasi dukungan umat Islam terhadap figur tertentu. “Kalau klaim boleh, tapi sebenarnya tidak mewakili,” imbuh Said Aqil.
Sumber
0
1.7K
34


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan