- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Inflasi Inti Melonjak, Indikasi Daya Beli Masyarakat Meningkat


TS
rinaldikarza
Inflasi Inti Melonjak, Indikasi Daya Beli Masyarakat Meningkat

Ilustrasi pameran kendaraanFoto: Okezone
Jakarta – Inflasi bulan Juli 2018 dapat diartikan banyak hal. Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal mengatakan, lonjakan inflasi inti menjadi indikasi daya beli masyarakat membaik.
Kenaikan harga bahan pokok, menurut Core, memang terjadi di sejumlah daerah. Namun mereka menilai hal itu memperkuat indikasi daya beli dan konsumsi masyarakat yang meningkat.
“Kalau digabungkan dengan indikator lain selain inflasi, seperti penjualan ritel, kendaraan bermotor, semen, kemudian indeks manufaktur yang meningkat karena permintaan domestik, semuanya berarti sejalan. Ada kecenderungan peningkatan konsumsi dan daya beli,” kata Faisal, Kamis (2/8).
Sama halnya seperti yang dicatat Badan Pusat Statistik (BPS). Inflasi inti dilaporkan meningkat 0,41 persen pada Juli 2018, dibandingkan bulan sebelumnya.
Menurut Faisal, untuk inflasi inti, kenaikan itu cukup signifikan. Ia mengatakan terakhir kali inflasi inti meningkat itu pada September 2014. Kala itu inflasi inti meningkat di atas 0,4 persen.
Komponen inflasi inti pada Juli 2018 adalah sebesar 2,87 persen (year on year). Angka itu merupakan tingkat inflasi inti tertinggi sepanjang 2018.
“Ini memang inflasi inti terkuat sepanjang 2018. Tapi untuk melihat hubungannya pada tingkat daya beli kita masih harus menunggu hasil pertumbuhan ekonomi kuartal kedua 2018,” ujar Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Rabu (1/8) kemarin.
Masih menurut BPS, Juli 2018 ini, terjadi inflasi sebesar 0,28 persen (month to month). Secara tahunan, inflasi pada Juli 2018 adalah sebesar 3,18 persen.
Meski Daya Beli Masyarakat Membaik, Pergerakannya Fluktuatif
Perlu diketahui dulu, inflasi inti merupakan salah satu indikator untuk mengetahui tingkat permintaan konsumen. Sepanjang 2018, tingkat inflasi inti bergerak fluktuatif.
Januari 2018, misalnya, inflasi inti tercatat sebesar 2,69 persen (yoy). Lalu Februari 2,58 persen (yoy), kemudian meningkat kembali pada Maret menjadi 2,67 persen (yoy).
Sedangkan inflasi inti pada April 2018 sebesar 2,69 persen (yoy), Mei 2,75 persen (yoy), Juni 2,72 persen (yoy), dan Juli 2,87 persen (yoy).
Sedangkan tingkat inflasi dari komponen harga diatur pemerintah adalah sebesar 2,11 persen (yoy). Lalu komponen harga bergejolak adalah sebesar 5,36 persen (yoy).
Menurut Suhariyanto, salah satu pendorong inflasi inti pada Juli 2018 yakni kenaikan tarif pulsa ponsel di sejumlah daerah.
Andil tarif pulsa ponsel terhadap inflasi Juli sebesar 0,04 persen. Selain itu, kenaikan uang sekolah SD dan SMA masing-masing memberikan andil sebesar 0,02 persen dan uang sekolah SMP sebesar 0,01 persen.
Sumber
0
952
11


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan