Ketua DPP Gerindra Ahmad Riza Patria menyatakan pengumuman cawapres untuk mendampingi Prabowo Subianto di Pilpres 2019 akan dilakukan jelang habis masa pendaftaran capres dan cawapres di KPU. Ia mengatakan itu belajar dari langkah yang biasa dilakukan PDIP.
"Partai Gerindra belajarnya sama PDIP. Jadi kalau soal pengumuman memang belakangan," ujar Riza dalam diskusi yang digelar PARA Syndicate, Jakarta, Jumat (3/8).
Riza mengatakan langkah PDIP tidak sejak awal mengumumkan capres dan cawapres dalam pemilu merupakan strategi yang dibuat Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Bahkan, ia menyebut stategi yang dibuat Megawati tersebut terbilang efektif untuk memenangkan pemilu.
"Kalau PDIP, Ibu Mega itu belakangan tapi mantap kali itu. Jadi partai Gerindra belajar sama PDIP," ujarnya.
Lebih lanjut, Riza menjelaskan pengumuman capres dan cawapres bukan perkara mudah seperti mengumumkan calon kepada desa. Penetuan posisi itu memerlukan waktu, perenungan, dan pembahasan bersama.
Oleh karena hal itu, ia meminta semua pihak menunggu dengan sabar proses pembahasan yang tengah dilakukan oleh Gerindra dengan mitra koalisi, yakni dengan PKS, PAN, dan Demokrat.
Ia juga tidak memungkiri Gerindra bisa memberi kejutan dalam Pilpres 2019.
Gerindra telah memberikan mandat kepada Prabowo untuk mencalonkan diri kembali menjadi presiden. Mandat tersebut merupakan buah dari Rapat Koordinasi Nasional yang digelar pada 11 April 2018.
Setelah itu, sejumlah nama pun beredar mengenai siapa yang akan mendampingi Prabowo dari mulai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hingga putra dari Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono. Terakhir, pada ijtima ulama yang digelar GNPF Ulama 27-29 Juli 2018, muncul rekomendasi Ustaz Abdul Somad atau Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri sebagai cawapres.