- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Demi Rupiah, Jokowi Kaji Penundaan Beberapa Proyek Infrastruktur


TS
bill.telkom.318
Demi Rupiah, Jokowi Kaji Penundaan Beberapa Proyek Infrastruktur
Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengkaji rencana untuk menunda beberapa proyek infrastruktur besar. Alasannya demi mengurangi impor.
Sebab, neraca perdagangan Indonesia saat ini masih defisit alias tekor. Defisit karena nilai impor lebih besar daripada ekspor.
Menurut Staf Khusus Presiden Jokowi Bidang Ekonomi Ahmad Erani Yustika dengan mengurangi impor dan menggenjot ekspor, maka diharapkan neraca dagang RI bisa surplus hingga US$ 4 miliar di akhir tahun ini.
Selain itu, dengan impor yang berkurang maka harapannya adalah nilai tukar rupiah bisa kembali menguat terhadap dolar AS.
"Proyek infrastruktur yang besar-besar dan tidak mendesak dikaji ditunda untuk mengerem impor," ujar Erani saat berkunjung ke markas detikcom, Jakarta Selatan, Rabu (25/7/2018).
Sayangnya, Erani belum bisa merinci proyek-proyek mana saja yang bakal ditunda Jokowi. Erani memastikan rencana itu tak akan membuat proyek-proyek tersebut mangkrak.
Baca juga: Ini Profil Perusahaan India yang Minat Bangun Bandara Kulon Progo
Setelah berkali-kali defisit sejak awal 2018, Neraca Perdagangan RI akhirnya mencatat surplus US$ 1,74 miliar. Nilai ekspor RI pada Juni 2018 mencapai US$ 13 miliar sedangkan impor sebesar US$ 11,26 miliar.
Namun jika dilihat dari awal tahun, neraca perdagangan RI masih defisit karena baru dua bulan surplus, sementara sudah defisit empat bulan. Pemerintah optimistis di akhir tahun neraca dagang akan surplus.
Erani menambahkan, beberapa hal yang dibahas untuk mengejar target itu antara lain cara menggenjot ekspor dan mengurangi impor.
"Nanti akan ada caranya bagaimana supaya ekspor bisa lebih tinggi di beberapa sektor industri. Selain itu, nanti kita coba kurangi impor untuk proyek-proyek yang bisa di-hold sementara," katanya.
Baca juga: China Bangun Infrastruktur Pakai Monster
Impor Indonesia tinggi karena maraknya proyek infrastruktur di dalam negeri. Banyak bahan baku proyek yang tidak ada di dalam negeri, misalnya produk baja yang harus impor dari berbagai negara salah satunya China.
Belum lagi proyek infrastruktur kelistrikan yang bahan bakunya, terutama teknologinya, masih harus beli dari luar negeri. (ang/hns)
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4135011/demi-rupiah-jokowi-kaji-penundaan-beberapa-proyek-infrastruktur
Sebab, neraca perdagangan Indonesia saat ini masih defisit alias tekor. Defisit karena nilai impor lebih besar daripada ekspor.
Menurut Staf Khusus Presiden Jokowi Bidang Ekonomi Ahmad Erani Yustika dengan mengurangi impor dan menggenjot ekspor, maka diharapkan neraca dagang RI bisa surplus hingga US$ 4 miliar di akhir tahun ini.
Selain itu, dengan impor yang berkurang maka harapannya adalah nilai tukar rupiah bisa kembali menguat terhadap dolar AS.
"Proyek infrastruktur yang besar-besar dan tidak mendesak dikaji ditunda untuk mengerem impor," ujar Erani saat berkunjung ke markas detikcom, Jakarta Selatan, Rabu (25/7/2018).
Sayangnya, Erani belum bisa merinci proyek-proyek mana saja yang bakal ditunda Jokowi. Erani memastikan rencana itu tak akan membuat proyek-proyek tersebut mangkrak.
Baca juga: Ini Profil Perusahaan India yang Minat Bangun Bandara Kulon Progo
Setelah berkali-kali defisit sejak awal 2018, Neraca Perdagangan RI akhirnya mencatat surplus US$ 1,74 miliar. Nilai ekspor RI pada Juni 2018 mencapai US$ 13 miliar sedangkan impor sebesar US$ 11,26 miliar.
Namun jika dilihat dari awal tahun, neraca perdagangan RI masih defisit karena baru dua bulan surplus, sementara sudah defisit empat bulan. Pemerintah optimistis di akhir tahun neraca dagang akan surplus.
Erani menambahkan, beberapa hal yang dibahas untuk mengejar target itu antara lain cara menggenjot ekspor dan mengurangi impor.
"Nanti akan ada caranya bagaimana supaya ekspor bisa lebih tinggi di beberapa sektor industri. Selain itu, nanti kita coba kurangi impor untuk proyek-proyek yang bisa di-hold sementara," katanya.
Baca juga: China Bangun Infrastruktur Pakai Monster
Impor Indonesia tinggi karena maraknya proyek infrastruktur di dalam negeri. Banyak bahan baku proyek yang tidak ada di dalam negeri, misalnya produk baja yang harus impor dari berbagai negara salah satunya China.
Belum lagi proyek infrastruktur kelistrikan yang bahan bakunya, terutama teknologinya, masih harus beli dari luar negeri. (ang/hns)
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4135011/demi-rupiah-jokowi-kaji-penundaan-beberapa-proyek-infrastruktur
0
2K
34


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan