Quote:

Arthur Schopenhauer
Hedgehog's Dilemma atau Porcupine Dilemma (Dilema Landak) merupakan suatu metafora yg biasa digunakan untuk menggambarkan hubungan sesama manusia. Istilah ini pertama kali dicetuskan oleh Schopenhauer, seorang filosofer Jerman melalui kumpulan cerita dalam bukunya, "Parerga und Paralipomena". Istilah ini mulai memasuki ranah psikologi setelah Sigmund Freud, salah satu ahli psikologi paling terkenal dalam sejarah, mengutipnya dalam footnote untuk "Group Phsycology and the Analysis of the Ego". Freud, dalam lawatannya ke Amerika tahun 1919, menyatakan alasannya : "Aku pergi ke Amerika untuk menangkap pandangan landak liar dan memberi kuliah"
Di suatu hari yang dingin, seekor landak mencari landak yang lainnya untuk bisa berdekatan dan saling menghangatkan diri. Namun dikarenakan duri" di sekujur tubuhnya, si landak dihadapkan pada dua pilihan, dan harus memilih satu di antaranya
Pilihan pertama, si landak tetap saling berdekatan supaya tetap hangat di hari yang dingin. Namun konsekuensinya, landak tersebut harus rela tersakiti sekaligus menyakiti sesamanya...
Pilihan kedua, si landak saling menjauhi satu sama lain agar tidak saling menyakiti. Namun harus menanggung rasa dingin sendirian...
Dilema sederhana ini pada kenyataannya seringkali kita jumpai dalam kehidupan sehari hari. Seringkali, manusia tanpa disadari menyakiti satu sama lain, namun tidak bisa dipungkiri bahwa manusia adalah makhluk sosial yang mana tidak bisa hidup sendirian dan saling membutuhkan
Perang, kejahatan kemanusiaan, pembunuhan, penganiayaan, pemerkosaan, merupakan contoh kecil dari dilema landak. Kenyataanya kita memang sadar dan tak mau saling menyakiti, namun apa daya, duri di tubuh kita lah yang menghalanginya, ego dan keserakahan kitalah yang menghalanginya. Namun apabila kita menjauh dari lingkungan sosial, kita akan terkucil, terpojok, sendirian, kedinginan...
Bisakah kita tak melakukan keduanya?
Lalu apakah jawaban dari Hedgehog's Dilemma?
"Telanjang"
Ya, telanjang. Telanjang di sini memiliki pengertian, untuk melepaskan semua ego kita, melepaskan keserakahan kita, melepaskan seluruh sifat negatif dalam diri kita layaknya kita melepaskan baju kita. Tapi bisakah ini diterapkan dalam kehidupan kita?
"Tidak Mungkin"
Kenyataannya, telanjang merupakan jawaban hiburan, karena pada dasarnya ada jutaan manusia yg hidup secara bersamaan, dan semuanya memiliki sifat yg berbeda beda. Semisal kita berhasil melepas duri di tubuh kita, masih ada jutaan manusia lainnya yg saling menyakiti, dan kita pun masih akan tersakiti
Karena itulah manusia tidak bisa benar" dekat dengan sesamanya, dan akan berusaha mencari jarak yang aman satu sama lain agar mendapat kehangatan yang dibutuhkan, namun tidak saling menyakiti. Karena sebenarnya kehangatan yg kita butuhkan relatif satu sama lain
Saling menyakiti merupakan kodrat yang telah diberikan Tuhan kepada manusia. Tak ada kehidupan yang sempurna dan benar benar bersih dari segala kesalahan, baik itu disengaja, maupun tanpa sengaja. Sama halnya dengan manusia yg tak luput dari kesalahan. Tak mungkin kita bisa melepas seluruh duri di tubuh kita
Namun ada satu hal yang pasti. Dengan berusaha mengurangi sebagian duri yang ada, kita mampu mengurangi efek dilema ini. Tinggalkanlah hal-hal negatif, buka pikiran kita, cari wawasan seluas luasnya, dan bersikap baik kepada sesama. Dengan begitu kita telah membantu mengurangi dilema ini, sekaligus mempermudah kita mendapat kehangatan yang kita butuhkan di tengah bahtera kehidupan yang dingin dan kejam ini