- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Jalan Sulit dan Panas Menentukan Siapa Cawapres Prabowo


TS
rinaldikarza
Jalan Sulit dan Panas Menentukan Siapa Cawapres Prabowo

Prabowo Subianto dan pimpinan parpol koalisinya(Foto:tribunnews.com)
Jakarta – Keputusan koalisi parpol kubu Prabowo, tampaknya akan semakin sulit menentukan siapa cawapres Prabowo Subianto Ketua Umum Partai Gerindra sebagai capres. Bahkan semakin sulit dan tak jelas lagi ketika muncul wacana jika Prabowo tak maju capres.
Lihat saja pergerakan situasi politik, di lingkaran koalisi parpol kubu Prabowo. Di koalisi tersebut, PKS dengan segala cara tak ingin kadernya ditinggalkan sebagai kandidat cawapres dari Prabowo. Sementara, masuknya Partai Demokrat, semakin mendesakkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk jadi cawapres Prabowo. Hal ini, jelas, menambah kerumitan untuk menentukan siapa cawapres Prabowo.
Sedangkan, ada kelompok lain di koalisi tersebut yang juga sudah menggadang-gadang Anies Baswedan Gubernur DKI Jakarta sebagai capres, jika Prabowo menarik diri dari kandidat capres. Artinya, penentuan siapa cawapres Prabowo pun gugur.
Direktrur Pencapresan DPP PKS Suhud Aliyudin mengungkapkan, Prabowo sempat berbicara mengenai figur lain, yang akan didorong menjadi calon presiden di Pilpres 2019.
Menurut Suhud, apabila langkah Prabowo ini benar, PKS akan mencari alternatif calon yang kuat menggantikan Prabowo sebagai capres.
Salah satu alternatif yang akan diusung PKS yakni pasangan Gubernur DKI Jakarta dan mantan Gubernur Jawa Barat, Anies Baswedan-Ahmad Heryawan (Aher).
“Kalau ini betul, ini lebih mudah bagi koalisi untuk mencari alternatif-alternatif yang kuat. Karena ada beberapa figur yang kuat kita dorong, misal Pak Anies dan Pak Aher,” kata Suhud dalam sebuah diskusi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (28/7/2018).
Kendati begitu, menurut Suhud, saat ini Gerindra masih tetap ngotot mengusung Prabowo sebagai capres.
“Buat kami sebenarnya menyerahkan ke pihak Gerindra dan hak Pak Prabowo untuk memutuskan. Jadi siapapun yang dicalonkan, apakah Pak Prabowo maju sebagai capres atau sebagai king maker, itu tidak masalah bagi kami,” ucap Suhud.
Paling tidak, tentunya PKS berharap yang akan jadi cawapresnya adalah kader PKS. Tentunya dengan berbagai dalih dan cara. Salah satunya lewat Ijtima Ulama. Nah, Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional, pada Minggu (29/7/2018), telah mengeluarkan rekomendasinya Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Salim Segaf Al Jufri dan Ustaz Abdul Somad yang cocok dipasangkan dengan Prabowo.
Hasil Ijtima untuk menentukan siapa cawapres Prabowo itu, justru tak menyebut-nyebut nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang sebelumnya kerap dikaitkan dengan posisi cawapres. Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-U) Yusuf Muhammad Martak menyebut, tak ada tanda-tanda Anies akan maju di Pilpres 2019. Apalagi, ia belum lama menjabat sebagai Gubernur DKI.
“Kalau di awal nama dia ada, cuma saya melihat Pak Anies itu nampaknya masih ingin bertanggung jawab sebagai gubernur,” kata Yusuf di Menara Peninsula, Jakarta Barat, Minggu (29/7/2018).
Nama Anies memang sempat masuk dalam bursa cawapres yang direkomendasikan. Hanya saja, para peserta ijtima menginginkan sosok ulama sebagai pendamping Prabowo.
“Tapi sesuai yang saya sampaikan bahwa peserta saya sampaikan bahwa peserta menginginkan bahwa untuk mendampingi Bapak Prabowo perlu seorang tokoh ulama,” jelasnya.
Yusuf melanjutkan, nama hasil rekomendasi ijtima tersebut akan disampaikan kepada lima partai politik seperti Partai Gerindra, PKS, Partai Berkarya, PAN dan PBB dalam waktu dekat.
Sebelum namanya diungkap oleh PKS, Anies sebelumnya memang pernah bertemu dengan Presiden PKS Sohibul Iman, pada Sabtu, 14 Juli 2018 lalu.
Anies mendatangi kantor DPP PKS di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan pukul 17.00 WIB, untuk bertemu Sohibul. Meski pertemuan berlangsung secara tertutup, tapi diduga pertemuan itu untuk membahas Pilpres 2019.
Saat ini, kata Suhud, partainya menunggu keputusan dari Partai Gerindra untuk nama capres dan cawapres yang akan diusung dan didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Agustus mendatang.
Kembali, jika Prabowo tak jadi capres. Khabarnya nama Anies kini tengah dikaji oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-U).
“Jadi mungkin saja keluar nama itu ya, tapi saya yakin peserta akan juga mempertimbangkan dan akan memonitor permasalahan PP yang baru dikeluarkan oleh Presiden, yaitu setiap gubernur atau mungkin kepala daerah yang akan maju harus secara resmi mengajukan izin berbeda,” kata Ketua Umum GNPF-U Yusuf Muhammad Martak.
Menurut Yusuf, nama Anies memang juga mencuat di internal GNPF-U sebagai capres dan cawapres 2019, selain nama Rizieq Shihab, Prabowo Subianto, Zulkifli Hasan, dan TGB Muhammad Zainul Majdi.
“Yang pernah disampaikan pada Habib Rizieq yaitu yang pertama adalah Habib Rizieq sendiri yang kedua adalah Prabowo Subianto yang ketiga kalau tidak salah mungkin Anies Baswedan, Zulkifli Hasan, dan Tuan Guru Bajang,” ungkap Yusuf.
Sementara nama Ketua Komando Satuan Tugas (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY, Yusuf mengungkapkan, tidak pernah dibicarakan. “Adapun mengenai AHY, tidak pernah dibicarakan (di internal GNPF-U),” kata Yusuf Muhammad, Sabtu (28/7/2018).
AHY Ditinggalkan dalam Penentuan Siapa Cawapres Prabowo
Yusuf yakin, SBY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat tidak akan memaksakan AHY untuk maju Pilpres 2019. Dia juga yakin, SBY pasti memiliki strategi tersendiri jika tidak mengusung AHY di Pilpres 2019.
“Dan Insyaallah saya punya keyakinan karena Pak SBY, sebagai orangtua dan sebagai ketua umum dan ketua dewan pembina, beliau akan cermat melihat sikon dan bisa menyusun strategi ke depan kapan waktunya AHY akan dicalonkan,” ungkapnya. Apalagi, nama AHY pun tak ada dalam daftar yang masuk ke Ijtima Ulama. paling tidak untuk sekedar dipertimbangkan para ulama dan tokoh nasional versi koalisi kubu Prabowo.
Padahal, dari beberapa celotehan di WhatsApp (WA) Group Anies Gubernur DKI, nama Anies digadang-gadang dipasangkan dengan AHY. “Pasti dahsyat,” katanya. Tentunya, pasangan nama itu muncul setelah kabar santer Prabowo mundur dari capres.
Hanya saja, persoalannya kini sejumlah rencana yang sebelumnya muncul, soal cawapres yang direkomendasikan Ijtima Ulama dan Tokoh, merasa terbuang percuma. Parpol di koalisi kubu Prabowo pun, kemungkinan tarik-menarik siapa capres, juga akan alot dan semakin panas. Belum lagi, Partai Demokrat yang tak pernah mau surut untuk mendorong AHY jadi capres.
Sumber
0
1.1K
17


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan