Detik-detik di akhir tahun 2017, jomblo-jomblo kaya ts pasti menjadi bahan bullyan saudara, sahabat atau tmn perihal pertanyaan "kapan menikah".

Yaaa, tentunya pertanyaan ini yang bisa merubah mood orang, yang tadinya tersenyum berubah jadi cemberut, yang tadinya tertawa mendadak diam, benerkan? Ayo ngakuuu.. *terkadang ts pun demikian

Klo salah satu sohib terbaik ane "si bei" ditanya begini sama temen-temennya, dia bisa geram jawab dan nyikapinya, tp ntah kenapa klo ane yg tanya, dia malah tertawa dan ga bs marah, karena kita senasibkatanya
(berharap si bei baca trit ini )

1. Kapan kamu menikah?
*Emang kalo nikah pasti diundang?

2. Udah mau tahun 2018 neh, masa jomblo terus?
*Emang kalo nikah, kamu mau datang?

3. Buruan Nikah, Nanti keburu ..... (Isi deweklah, ts ga tega nulisnya)
*Emang kalo udah nikah situ ga keburu-buru juga, klo ngomong minta ts sleding

Susah juga sih, untuk menyikapi pertanyaan seperti ini. Jika kita seriusan menyikapinya, nanti dibilang baper, kalo diam aja dibilang Lemah. Seakan-akan dia yg ga baper dan yang paling kuat.

Padahal sih menurut ane, dia ntuh seperti orang yang ga bisa jaga perasaan orang lain, asal berbicara demi menyenangkan hatinya sendiri. Dengan pembelaan diri, bahwa ini hanya sebuah "guyonan, becandaan atau seseruan".

Membangun rumah tangga bukan hanya sekedar bermain peran. Menikah memiliki makna yang lebih dalam dari itu. Pernikahan bukan hanya soal mempersatukan dua hati, tujuan utama menikah itu sendiri perlu lebih diresapi.

Setiap orang siapa sih yang tidak ingin menikah?

Dalam pernikahan tak mengenal usia, baik usia muda hingga di usia tua pun pasti ingin menikah.



Termasuk maho aja ingin menikah, "pasangan" ini berusaha ingin melegalkan hubungannya, dengan dalih "tak ingin dipisahkan",karena hati sudah berbicara atau "mengatasnamakan cinta". Walau kita tau pernikahan sejenis itu dilarang, terlebih lagi di agama. *skip ah, ane ga bahas maho

Ada beberapa alasan kenapa sampai sekarang orang belum menikah, yang agan harus ketahui, setidaknya alasan ini dapat mengurangi bullyan agan sista kepada temen/saudara terdekat.

1. Trauma akan Masa Lalu


Setiap orang memiliki masa lalu yang berbeda-beda. Ada yang kuat dalam menjalani hidup dari masa lalu, ada juga yang takut. Ada yang manis dan tak sedikit jg yang pahit.



Semakin pahit kenangan masa lalu yang di dapat, tentunya akan semakin sulit pula untuk membuka hati. Teringat masa-masa disakiti, masa-masa akan buaian janji manis, masa dimana kekecewaan yg mendalam atau kepahitan lainnya yg sulit dilupakan.

2. Hubungan yang Tidak Baik dengan Orang Tua


Hubungan yang ts maksud mulai dari permasalahan intern antara anak dengan orang tua yang tidak baik dari awal.

Ditambah lagi masalah restu, perjodohan atau masalah lainnya, sehingga bersikeras dengan pemikiran dan ego masing-masing. Tidak akan ada habisnya, yang ada akan saling menuding kesalahan satu sama lain.







Hal seperti ini tidak akan berhenti, jika salah satu pihak tidak ada yang mengalah. Ingat ya gansis "mengalah bukan berarti kalah".So tidak ada salahnya jika hubungan dengan orang tua yang tidak baik, harus diperbaiki, demi kebaikan bersama agar tidak ada penyesalan dikemudian hari.

3. Kriteria Jodoh yang Paling Tinggi, Sempurna atau yang "WAH"


Siapa sih yang tidak ingin mendapat jodoh yang lebih baik? Termasuk ts
Kalau saja kriteria memilih jodoh dikarenakan harta, jabatan, fisik ataupun kriteria-kriteria lainnya yang sebatas tampilan luar, akan sulit sekali. Tak ada manusia yang sempurna. Ketampanan atau kecantikan fisik jika jadi tolak ukur maka, tidak akan ada habisnya.



Dan jika agan sista menganut kriteria ini, memiliki ekspektasi yang tinggi akan kriteria jodoh, maka ketahuilah agan sista menikah dgn manusia, bukan malaikat ataupun bidadari. Manusia yang memiliki kekurangan, manusia yang terkadang lupa akan kekurangan dirinya tp cenderung ingat dengan kekurangan orang lain.

4. Jauh dari "Si Pemilik Hati"


Satu hal yang mesti kita sadari adalah kita sebagai manusia tak memiliki kuasa sama sekali atas diri kita, apalagi perkara jodoh kita. Allah lah yang berkuasa, Allah lah yang maha menentukan kapan, dimana jodoh kita.

Terkadang kita lebih dekat dengan urusan duniawi, tapi sulit urusan akhirat. Jangankan urusan akhirat, untuk sekedar bersyukurpun terlupakan.



Semakin lebih mementingkan urusan dunia, semakin orang lupa akan dirinya sendiri. Yang biar bagaimanapun posisi kita "seorang hamba", yang tak bisa jauh dari "Si Pemilik Hati Kita".

5. Terlalu Fokus Mengejar Karier


Tak sedikit memenunda pernikahan karena karier yang belum mapan atau alasan lainnya yang intinya lebih mempertahankan karier demi masa depan.

Ketika sudah dipuncak karier, justru secara otomatis untuk memikirkan pernikahan malah bergeser ke bagaimana cara mempertahankan agar tetap dipuncak, tetap sibuk urusan pekerjaan.



Pemikirian seperti ini tidak akan ada habisnya, karena sifat manusia yang tak akan puas terlebih lagi yang berurusan dengan materi, jabatan, karir.

Demikianlah trit sederhana ini ane buat, kurang lebihnya mohon maaf. Jika berkenan monggo sempurnakan trit ane dengan alasan-alasan versi agan sista.

Semoga trit ini bisa menjadi bahan memperbaiki diri dalam hal menjaga perasaan buat yang suka ejek-mengejek perihal "kapan nikah".

Semoga yang sudah menikah menjadi keluarga sakinnah, mawaddah dan warrahmah, Aamiin

Semoga yang belum, agar cepat disegerakan, berjodoh dengan pasangan, Insya Allah Jannah... Aamiin