Baja Damaskus, adalah bahan legendaris yang telah banyak digunakan oleh para pejuang di masa lalu, termasuk Tentara Salib. Baja Damaskus banyak digunakan untuk membuat pisau dan pedang yang memiliki reputasi yang tinggi akan ketangguhan dan ketahanannya. Baja ini diketahui memiliki kemampuan untuk memotong laras senapan dan memotong sehelai rambut yang jatuh.



Karakteristik luar biasa dari baja legendaris ini menjadi terkenal ketika Tentara Salib melakukan perjalanan ke Timur Tengah pada awal abad ke-11. Orang-orang tercengang dengan sifat-sifat unik dari senjata yang mereka bawa. Dikatakan bahwa pedang yang terbuat dari logam ini memiliki kemampuan untuk membelah bulu di udara! Selain itu, baja ini dapat mempertahankan mata pisaunya yang tetap tajam walaupun telah digunakan dalam berbagai pertempuran. Pedang itu mudah dikenali karena pola khas "damaskus" yang terlihat pada bentuk pedangnya.



Pedang-pedang Damaskus ini dicirikan oleh pola-pola pita yang khas dan bintik-bintik yang mengingatkan pada air yang mengalir. Bilah-bilah semacam itu dianggap keras, tahan terhadap kehancuran, dan mampu diasah sampai ke tepi yang tajam.

Baja ini dinamai Damaskus, ibu kota Suriah, merujuk pada pedang yang dibuat atau dijual di Damaskus secara langsung, atau mungkin hanya merujuk pada aspek pola-pola khas dari baja itu sendiri.



Teknik untuk membuat pedang, perisai, dan baju besi dari baja Damaskus telah menjadi rahasia selama berabad-abad. Sebuah tim peneliti di Jerman menerbitkan laporan pada tahun 2006 yang mengungkapkan adanya kawat nano dan karbon nanotube dalam pisau yang ditempa dari baja Damaskus.

Meskipun banyak jenis baja modern mengungguli paduan Damaskus kuno, reaksi kimia dalam proses produksi membuat bilah pedang yang luar biasa pada waktu itu, karena baja Damascus adalah superplastik dan sangat keras.

Penelitian sekarang menunjukkan bahwa karbon nanotube dapat berasal dari serat tumbuhan, menunjukkan bagaimana nanotube terbentuk dalam baja.