Tommy Suharto, ketua Partai Berkarya yang siap berlaga dalam pemilihan umum tahun depan, mengatakan bahwa dua dekade reformasi di Indonesia telah gagal untuk membersihkan Indonesia dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. Tommy juga mengkritik pemerintahan Jokowi serta menuduhnya terlalu bersikap longgar dan terbuka atas penanaman investasi China tanpa melibatkan para kontraktor dan pekerja lokal.

Oleh: Gayatri Suroyo, John Chalmers (Reuters)

Putra bungsu mantan Presiden Suharto, Hutomo “Tommy” Mandala Putra, dikenal sebagai Tommy Suharto, mengatakan pada hari Senin (23/7) bahwa dirinya memimpin Partai Berkarya yang siap berlaga dalam pemilihan umum tahun depan karena dua dekade reformasi telah gagal untuk membersihkan Indonesia dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.

“Partai Berkarya hadir karena, setelah 20 tahun ‘Reformasi’, kebenarannya ialah bangsa ini tidak mengarah ke arah yang lebih baik. Tidak ada rencana nyata kapan Indonesia akan menjadi bangsa yang maju,” katanya. “Itulah mengapa kami di sini untuk memperbaikinya,” ujar Tommy kepada Reuters di sebuah hotel miliknya di luar Jakarta, berdekatan dengan sirkuit balap motor yang dipromosikannya pada tahun 1990-an.

Baca Sumber