Kaskus

News

User telah dihapusAvatar border
TS
User telah dihapus
Ingin Pertamina Selamat? Jokowi Harus Naikkan Harga Premium dan Solar
Selasa, 24 Jul 2018 07:38 WIB

Selfie Miftahul Jannah - Detik Finance

Ingin Pertamina Selamat? Jokowi Harus Naikkan Harga Premium dan Solar
Foto: Danang Sugianto/detikFinance

Jakarta - PT Pertamina (Persero) hendak melepas sebagian hak partisipasi (participating interest) di beberapa asetnya. Hal itu terjadi karena keuangan Pertamina tengah seret.

Disinyalir, seretnya keuangan Pertamina karena perusahaan pelat merah ini tak kuat lagi menahan selisih harga BBM yang saat ini ditahan. Padahal harga minyak dunia tengah naik.

Beberapa fakta yang dihimpun
detikFinance ternyata membuka alasan kondisi keuangan Pertamina yang sebenarnya. Mulai dari kebijakan dari perjanjian yang sudah tidak relevan sampai mahalnya dana untuk nombok subsidi berakibat pada seretnya keuangan Pertamina.

Berikut berita selengkapnya:

1. Keuangan Pertamina Seret Karena Jual BBM Pakai Acuan Dolar AS Rp 13.000

Ingin Pertamina Selamat? Jokowi Harus Naikkan Harga Premium dan Solar
Foto: Danang Sugianto/detikFinance

Harga acuan bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia masih menggunakan perhitungan kesepakatan di tahun 2015.

Pengamat BUMN yang juga mantan staf khusus menteri ESDM, Said Didu menjelaskan kondisi tersebut dianggap sebagai salah satu biang keladi seretnya keuangan PT Pertamina (Persero).

"Masalah sistem subsidi BBM ini, yang sekarang ini kan di rancang tahun 2015" kata dia kepada detikFinance, Senin (23/7/2018).

Kebijakan tersebut dirasa tidak relevan dengan kondisi saat ini. Karena, di tahun 2015, nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah masih di kisaran Rp 13.000.

2. Jual Premium Rp 6.500 Pertamina nombok 2.000

Ingin Pertamina Selamat? Jokowi Harus Naikkan Harga Premium dan Solar
Foto: Rengga Sancaya

Pengamat BUMN yang juga mantan staf khusus menteri ESDM, Said Didu menjelaskan, selisih harga tersebut lah yang menjadi beban keuangan Pertamina saat ini.

Ia mencontohkan seperti BBM jenis Premium yang dijual Rp 6.500 padahal harga keekonomiannya sebesar Rp 8.500.

"Harga aslinya Rp 8.500, kemudian harga keekonomiannya pemerintah menyuruh Pertamina untuk menjual premium itu Rp 6.500 ya. Berarti Pertamina nombok Rp 2.000 per liter kan," kata dia kepada detikFinace, Senin (23/7/2018).

Begitupun Didu menjelaskan untuk solar, pemerintah hanya memberikan subsidi Rp 500 untuk solar. Saat ini harga solar di pasaran dunia Rp 8.350/liter sementara pemerintah menekan harga Rp 5.150/ liter.

Artinya selisih kekurangan dari solar dan premium ditanggung Pertamina.

3. Harga BBM Ditahan, Pertamina Rugi Rp 40 triliun

Ingin Pertamina Selamat? Jokowi Harus Naikkan Harga Premium dan Solar
Foto: Rengga Sancaya

Pertamina akan merugi sampai Rp 40 triliun jika terus menanggung selisih biaya bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia. Hal tersebut dikatakan Pengamat BUMN yang juga mantan staf khusus menteri ESDM, Said Didu.

"Kalau ini berlanjut terus maka Rp 30-40 triliun kerugian Pertamina dari penugasan itu di tahun 2018," kata dia kepada detikFinance , Senin (23/7/2018).

Hal itu kata Said Didu, menggambarkan bagaimana penugasan harga BBM saat ini sangat membebani keuangan Pertamina. Bagaimana tidak, saat ini Pertamina harus menanggung selisih harag BBM antara harga keekonomian dengan harga yang diterapkan saat ini.

"Pelemahan kurs intinya tidak ekonomis maka harga jual akan dinaikkan makanya kan dulu tiap tiga bulan kan harganya ditinjau ya kan saat kebijakan ini ditetapkan harga minyaknya US$ 30-40/ barel kita menghitung bahwa selama masih US$ 50 /barel kurs Rp 13.000," kata dia.

Sementara itu kondisi saat ini harga minyak dunia ada di kisaran US$ 70/barel dengan kurs Rp 14.500/ dolar.

"Itu US$ 50 dolar per barel dengan kurs dollar Rp 13.000 ya. Nah sekarang harga minyak di atas US$ 70 per barel dan kurs rupiah Rp14.500," jelas dia.

4. Jokowi Harus Naikkan Harga BBM

Ingin Pertamina Selamat? Jokowi Harus Naikkan Harga Premium dan Solar
Foto: Rengga Sancaya

Apa sih yang harus dilakukan pemerintah untuk menyelamatkan Pertamina?

Pengamat BUMN yang juga mantan staf khusus menteri ESDM, Said Didu menjelaskan, menteri-menteri yang bertanggung jawab atas hal ini harus merumuskan kebijakan dan menyampaikan risiko yang ada kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Jokowi, kata Said DIdu, harus tahu bahwa ada langkah yang harus diambil untuk menyelamatkan Pertamina. Apakah menaikkan harga BBM atau menambah suntikan subsidi.

"Ada risiko yang sangat besar, yang harus dipilih ini harus keputusan presiden. Solusinya adalah menaikkan harga atau menaikkan subsidi. Tapi kalau lebih bagus itu kombinasi, naikkan sedikit harga. Untuk yang premium dan solar dan itu bisa diusulkan di APBNP," kata dia kepada
detikFinance, Senin (23/2018).

Terlebih, saat ini penetapan harga BBM oleh pemerintah masih menggunakan acuan tahun 2015 yang dinilai sudah tidak relevan dengan kondisi saat ini.

"Kalau kata saya secara bertahap premium itu harus dihilangkan, karena tidak ada di negara manapun yang menjual Premium. Karena Premium ini nggak ada kilangnya lagi itu hanya campuran campuran aja, dan mohon maaf aja ada mafia dibalik premium," ujar dia.

5. Jangan Bebani BUMN Demi Prestasi Politik

Ingin Pertamina Selamat? Jokowi Harus Naikkan Harga Premium dan Solar
Foto: Rengga Sancaya

Pengamat BUMN yang juga Mantan Staf Khusus Kementerian ESDM Said Didu mengatakan, pmerintah sebenarnya punya pilihan untuk mengambil tindakan seperti menambah subsidi atau menaikkan harga BBM.

Toh, mahalnya harga BBM tak hanya dihadapi Indonesia melainkan seluruh negara di dunia terimbas naiknya harga minyak mentah. Sehingga, bukan hal yang berlebihan bila pemerintah menaikkan harga BBM saat ini.

"Sekarang ini kan pemerintahan manapun menghadapi masalah itu (harga bbm mahal)," kata dia saat dihubungi detikFinance, Senin (22/7/2018).

Melihat kondisi itu, Said Didu menyarankan agar pemerintah segera mengambil langkah cepat untuk menyelamatkan Pertamina. Jangan hanya karena ingin dianggap berprestasi menyediakan BBM murah bagi masyarakat, pemerintah justru mengorbankan kelangsungan BUMN.

Bila harga BBM terus ditahan, maka bukan tidak mungkin Pertamina yang punya tanggung jawab menyediakan BBM bagi masyarakat bakal bangkrut.

"Jadi begini lah, tolong jangan dikorbankan BUMN apapun Pertamina, PLN demi prestasi politik. Karena, BUMN-nya yang bangkrut," kata dia kepada detikFinance Senin (23/2018).

Sumber : https://m.detik.com/finance/energi/d...mium-dan-solar


Semua itu dinamis.
tien212700Avatar border
tien212700 memberi reputasi
1
3.7K
43
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan