- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
BPS: Bung Fahri Hamzah, Kerawanan dan Kemiskinan itu Beda


TS
rinaldikarza
BPS: Bung Fahri Hamzah, Kerawanan dan Kemiskinan itu Beda

Kerawanan dan kemiskinan itu berbeda(Foto: tribunnews.com)
Jakarta – Pernyataan Fahri Hamzah soal kemiskinan, ditanggapi Kepala Subdit Kerawanan Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Ahmad Avenzora, bahwa kerawanan dan kemiskinan itu berbeda. Menurutnya, antara definisi kerawanan yang dilontarkan politikus PKS Fahri Hamzah, berbeda dengan kemiskinan.
Sebelumnya, pada Selasa (16/7/2018) lalu, Wakil Ketua DPR Fahri mengatakan pemerintah seharusnya lebih transparan untuk menyampaikan data dan fakta keadaan masyarakat Indonesia.
Alasannya, menurut Fahri, data lainnya mengatakan bahwa kedalaman kemiskinan di Indonesia menunjukkan makin tinggi.
“Kerawanan kemiskinan kita itu makin luas, rawan itu artinya apa? Ini garis kemiskinan, kemiskinan itu bermain di sekitar sini, jadi tidak ada progres bahwa masyarakat itu betul-betul meninggalkan kemiskinan,” ucap Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat.
Selain itu, dalam pernyataan Fahri Hamzah juga mengatakan, bahwa pemerintah harus transparan soal angka kemiskinan yang menyentuh 1 digit.
Tak pelak, Ahmad pun menjawab pernyataan Fahri. “Kami mengukur kemiskinan itu kan dengan melihat berapa sih kebutuhan dasar kita, dari nilai rupiah, itu namanya kemiskinan moneter,” ujarnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (22/7/2018).
BPS Transparan Soal Kerawanan dan Kemiskinan
Ahmad pun menerangkan dengan jelas, kalau kerawanan itu contohnya kekerasan terhadap perempuan, atau anak jalanan, atau perdagangan manusia.
“Itu agak berbeda ya, jadi bisa saja kerawanan ini di mana-mana, tapi kemiskinan tetap menurun. Jadi tidak ada hubungan secara langsung,” tambahnya.
Soal transparansi dalam angka kemiskinan, Ahmad menegaskan bahwa BPS sudah transparan. “Kami mengukur 2.100 kilo kalori sebagai batasan. Ketika pada Maret ada 25 juta yang mengonsumsi di bawah 2100 kilokalori ya itulah faktanya seperti itu,” tambahnya.
Selain itu, Ahmad menambahkan, bahwa angka kemiskinan menyentuh 1 digit sebenarnya bukanlah hal yang istimewa.
“Kalau lihat 1 digit itu tren penurunannya kan 0,3. Periode-periode sebelumnya juga pernah terjadi seperti itu. Tetapi yang menjadi perhatian perubahan 0,3 itu menjadi 1 digit sekarang,” ujarnya.
Ditegaskan Ahmad bahwa BPS tidak melakukan pekerjaan yang memiliki unsur politis. “Kami sudah tranparan dan enggak ada unsur politis,” tandasnya.
Sumber
0
975
16


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan