- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Arcandra Tahar Luruskan Kabar Pelepasan Aset Pertamina


TS
dybala.mask
Arcandra Tahar Luruskan Kabar Pelepasan Aset Pertamina
Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar meluruskan kabar pelepasan aset hulu minyak dan gas (migas) dan kilang PT Pertamina (Persero) yang tercantum dalam surat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno.
Arcandra mengatakan, dalam sebuah proyek perlu menggandeng mitra, dengan tujuan untuk meringankan beban modal keuangan untuk menggarap proyek tersebut.
Hal ini terkait dengan pembangunan proyek kilang. Dalam surat Rini, pada poin Spin-Off Unit Bisnis RU IV Cilacap dan Unit Bisnis RU V Balikpapan ke anak perusahaan dan potensi farm-in mitra di anak perusahaan tersebut yang sejalan dengan rencana Refinery Development Master Plan (RDMP).
"Sebuah joint venture itu konsepnya saya mau kembangkan teknologi handphone (HP). Untuk pengembangan butuh dana yang besar. Jadi misalnya saat ini teknologi masih i7 nanti akan dikembangkan menjadi i20, berapa dananya? Nah, di sini investor masuk setor dana untuk bikin i20. Saya setor apa? kan joint venture, tanah saya disetorkan di-value-kan dulu, itu yang dinamakan spin off ini jadi ke sini, ada value share secara bussines to bussines," kata Arcandra, dikutip di Jakarta, Minggu (21/7/2018).
Arcandra pun menegaskan, pelepasan aset yang dimaksud tidak bisa diartikan dengan menjual aset ke asing. Pasalnya, Pertamina hanya mencari mitra untuk memodali proyek yang sedang digarap dan bukan menjual aset.
"Enggak jual aset ke asing. Cara kalau dapatkan investasi pinjam, joint venture. Aset enggak diapa-apain, tapi Pertamina juga setor equity," tutur Arcandra.
Ia kembali menjelaskan terkait kabar pelepasan aset hulu. Dia mengungkapkan Pertamina dihalalkan mencari mitra untuk menggarap blok migas yang dikelola. Hal ini untuk meringankan beban investasi dan risiko dalam melakukan pencarian migas.
"Itu pemerintah berikan misalnya Blok Mahakam 100 persen, di situ dibilang Pertamina boleh cari partner. Tapi untuk masuk itu bayar enggak? Bayar. Karena untuk development butuh dana. Untuk mitigasi risiko biasanya company itu bermitra," tandasnya.
Senada dengan Arcandra Tahar, Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto mengatakan Pertamina diperbolehkan untuk mencari mitra dalam penggarapan kilang yang dimilikinya. Hal tersebut agar meringankan beban perusahaan dalam penggarapan kilang itu sendiri.
"Itu kan boleh cari partner juga cari partner aja yang banyak," ucapnya.
Sebab menurut Djoko, dalam mengelola blok migas membutuhkan investasi yang cukup besar. Artinya, jika Pertanian melakukannya sendiri akan terganggu dari sisi keuangannya.
Apalagi garapan proyek kilang yang dimiliki Pertamina cukup banyak. Sehingga pihaknya memperbolehkan Pertamina untuk melepas atau mencari mitra dalam pengelolaan kilang.
"Sekarang gini, Pertamina mau ngebor, mau maintain produce perlu investasi, kalau dari dalam sendiri uanganya tergerus dong kalau buat impor Premium, elpiji, minyak kan tapi kalau mendatangkan investasi dari luar kan enak kan dapet uang kan perlu investasi, iya dong kan perusahaanya tambah bagus duit juga banyak," jelasnya.
https://www.liputan6.com/bisnis/read...aset-pertamina
Ini namanya spin off, bukan privatisasi/ipo seperti yg dulu2
IPO Garuda dinilai gagal
https://ekonomi.kompas.com/read/2011/02/14/07373295/IPO.Garuda.Dinilai.Telah.Gagal
30 BUMN masuk daftar privatisasi 2009
https://tekno.kompas.com/read/2008/12/30/14530446/30.bumn.masuk.daftar.privatisasi.2009
Arcandra mengatakan, dalam sebuah proyek perlu menggandeng mitra, dengan tujuan untuk meringankan beban modal keuangan untuk menggarap proyek tersebut.
Hal ini terkait dengan pembangunan proyek kilang. Dalam surat Rini, pada poin Spin-Off Unit Bisnis RU IV Cilacap dan Unit Bisnis RU V Balikpapan ke anak perusahaan dan potensi farm-in mitra di anak perusahaan tersebut yang sejalan dengan rencana Refinery Development Master Plan (RDMP).
"Sebuah joint venture itu konsepnya saya mau kembangkan teknologi handphone (HP). Untuk pengembangan butuh dana yang besar. Jadi misalnya saat ini teknologi masih i7 nanti akan dikembangkan menjadi i20, berapa dananya? Nah, di sini investor masuk setor dana untuk bikin i20. Saya setor apa? kan joint venture, tanah saya disetorkan di-value-kan dulu, itu yang dinamakan spin off ini jadi ke sini, ada value share secara bussines to bussines," kata Arcandra, dikutip di Jakarta, Minggu (21/7/2018).
Arcandra pun menegaskan, pelepasan aset yang dimaksud tidak bisa diartikan dengan menjual aset ke asing. Pasalnya, Pertamina hanya mencari mitra untuk memodali proyek yang sedang digarap dan bukan menjual aset.
"Enggak jual aset ke asing. Cara kalau dapatkan investasi pinjam, joint venture. Aset enggak diapa-apain, tapi Pertamina juga setor equity," tutur Arcandra.
Ia kembali menjelaskan terkait kabar pelepasan aset hulu. Dia mengungkapkan Pertamina dihalalkan mencari mitra untuk menggarap blok migas yang dikelola. Hal ini untuk meringankan beban investasi dan risiko dalam melakukan pencarian migas.
"Itu pemerintah berikan misalnya Blok Mahakam 100 persen, di situ dibilang Pertamina boleh cari partner. Tapi untuk masuk itu bayar enggak? Bayar. Karena untuk development butuh dana. Untuk mitigasi risiko biasanya company itu bermitra," tandasnya.
Senada dengan Arcandra Tahar, Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto mengatakan Pertamina diperbolehkan untuk mencari mitra dalam penggarapan kilang yang dimilikinya. Hal tersebut agar meringankan beban perusahaan dalam penggarapan kilang itu sendiri.
"Itu kan boleh cari partner juga cari partner aja yang banyak," ucapnya.
Sebab menurut Djoko, dalam mengelola blok migas membutuhkan investasi yang cukup besar. Artinya, jika Pertanian melakukannya sendiri akan terganggu dari sisi keuangannya.
Apalagi garapan proyek kilang yang dimiliki Pertamina cukup banyak. Sehingga pihaknya memperbolehkan Pertamina untuk melepas atau mencari mitra dalam pengelolaan kilang.
"Sekarang gini, Pertamina mau ngebor, mau maintain produce perlu investasi, kalau dari dalam sendiri uanganya tergerus dong kalau buat impor Premium, elpiji, minyak kan tapi kalau mendatangkan investasi dari luar kan enak kan dapet uang kan perlu investasi, iya dong kan perusahaanya tambah bagus duit juga banyak," jelasnya.
https://www.liputan6.com/bisnis/read...aset-pertamina
Ini namanya spin off, bukan privatisasi/ipo seperti yg dulu2
IPO Garuda dinilai gagal
https://ekonomi.kompas.com/read/2011/02/14/07373295/IPO.Garuda.Dinilai.Telah.Gagal
30 BUMN masuk daftar privatisasi 2009
https://tekno.kompas.com/read/2008/12/30/14530446/30.bumn.masuk.daftar.privatisasi.2009
0
1.8K
24


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan