- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Jokowi, Green Lantern Indonesia


TS
trirestya
Jokowi, Green Lantern Indonesia

Seperti apa kiprah Green Lantern dalam politik?
Siapa pahlawan super dari komik yang paling difavoritkan? Jika seri komik DC yang menjadi acuannya, jawabannya kemungkinan besar adalah Superman atau Batman. Meski begitu, perusahaaan komik asal Amerika Serikat (AS) ini juga memiliki satu nama pahlawan super lain yang cukup tersohor: Green Lantern. Tidak hanya pandai melumpuhkan penjahat, Green Lantern juga memiliki urusan dalam dunia politik.
Apa urusannya Green Lantern dengan politik? Tenang, ini tidak berarti Hal Jordan pemilik kekuatan Green Lantern akan mencalonkan diri menjadi anggota legislatif ataupun presiden. Akan tetapi, ada sebuah teori yang disebut sebagai Green Lantern Theory of Presidency yang dicetuskan oleh Brendan Nyhan.
Teori ini umumnya digunakan untuk mengungkap fenomena ketika seorang presiden tidak mampu menjalankan seluruh janji politiknya. Secara umum, masyarakat di seluruh dunia memang kerap dipaksa menikmati masa jabatan presiden yang overpromise atau berjanji terlau banyak, tetapi urung mewujudkannya.
Ada beberapa pemimpin yang kerap disetarakan dengan Green Lantern berdasarkan teori tersebut. Lantas, adakah sosok pahlawan super tersebut dalam diri pemimpin di negeri ini?
Membawa Pahlawan Super ke Politik
Jika menggemari serial komik yang dikeluarkan oleh DC, tentu nama Green Lantern adalah sosok yang tidak asing. Pahlawan super ini adalah entitas penjaga perdamaian antargalaksi yang dikenalkan DC. Pahlawan ini memiliki cincin kekuatan yang dapat melontarkan energi hijau yang hampir tidak terbatas. Batasan dari kekuatan tersebut hanyalah tekad dan imajinasi sang pengguna cincin.
Lalu bagaimana Green Lantern bisa masuk ke dalam dunia politik? Kuncinya ada di tekad dan imajinasi itu. Sebagaimana Green Lantern, batasan dari politisi terutama presiden dalam menjalankan pemerintahannya adalah tekad dan imajinasi tersebut.

Janji kampanye yang berlebihan dari seorang presiden adalah hal yang lumrah. Sudah berulang kali presiden di seluruh dunia berbeda antara kampanye dengan kebijakan aktualnya. Hal ini dibahas dari sisi lain oleh Brendan Nyhan dari Darthmouth College.
Menurut Nyhan, Green Lantern Theory of Presidency adalah keyakinan bahwa presiden dapat mencapai tujuan politik atau kebijakan tertentu jika ia berusaha cukup keras atau menggunakan taktik yang tepat. Dengan kata lain, jika seorang presiden tidak dapat menyelesaikan sesuatu, itu lebih dikarenakan ia tidak mencoba cukup keras, atau tidak mencoba cukup cerdas.
Ada alasan mengapa orang dapat begitu percaya pada aksi ala pahlawan super tersebut. Salah satu alasannya adalah meski lembaga eksekutif secara struktur lemah, tetapi presidennya dianggap kuat. Ada kecenderungan pula bahwa pemerintahan saat ini diisi oleh presiden yang kuat, sementara legislatif dianggap korup dan lemah. Narasi heroik tentang presiden menjadi dominasi dari peliputan media. Selain itu, dominasi narasi tersebut juga terjadi di dalam budaya.
Politik juga kini sudah mengarah ke drama. Drama tersebut diceritakan melalui karakter presiden. Kondisi tersebut membuat masyarakat cenderung melihat dunia politik sebagai jalur untuk melihat “akting” dari presiden tersebut.
Kondisi tersebut membuat masyarakat kerap terbuai dengan aksi presiden meski kerap tidak tepat janji. Presiden sudah terlanjur dianggap seperti pahlawan super yang tanpa cela. Padahal, laksana Green Lantern, presiden tersebut belum mengeluarkan kekuatannya secara penuh, sehingga tidak semua janjinya dapat dipenuhi.
Green Lantern Paman Sam
Teori tersebut dapat digunakan untuk menganalisis kiprah sejumlah presiden di AS. Salah satu yang paling sering dibahas adalah masa kepemimpinan Lyndon B. Johnson (LBJ). LBJ dianggap gagal memanfaatkan keuntungannya saat menjabat untuk memaksimalkan kebijakannya. Kala itu, LBJ memiliki keuntungan berupa dukungan mayoritas kongres yang berasal dari partai yang sama dengannya.
Selain untuk membahas masa kepemimpinan LBJ, teori tersebut juga digunakan untuk menganalisis kepemimpinan Barack Obama. Dalam artikel yang ditulis oleh Ezra Klein di laman vox.com, disebutkan bahwa Obama adalah contoh sempurna dari overpromise sebagaimana menjadi latar utama dari Green Lantern Theory of Presidency.

MyHero
Jadi makin yakin joko 2periode

Ini pahlawanku...Mana pahlawanmu

0
1.7K
20


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan