Akuisisi Pertagas oleh PGN = KORUPSI BERJAMAAH?? #SavePertamina

Beranda
Komunitas
News
Berita dan Politik
Akuisisi Pertagas oleh PGN = KORUPSI BERJAMAAH?? #SavePertamina

pratamarie

18-07-2018 11:52

Akuisisi Pertagas oleh PGN = KORUPSI BERJAMAAH?? #SavePertamina

SIAPA SAJA YANG MENYIMAK THREAD INI, BACALAH DENGAN SEKSAMA. MASA DEPAN NEGARA ADA DI TANGANMU. SELAMATKAN NEGARA DARI OKNUM-OKNUM KOTOR !

LIVE UPDATE PROGRESS STOP OPERASIONAL PERTAMINA :

18 Juli 2018 : Seluruh Unit Pertamina Menunggu Respon Pemerintah terhadap Tuntutan Pekerja (SIAGA 1)

Refinery Unit II Dumai
Refinery Unit III Plaju
Refinery Unit IV Cilacap
Refinery Unit V Balikpapan
Refinery Unit VI Balongan
Refinery Unit VII Sorong
Marketing Operating Region I - Sumatera Bagian Utara
Marketing Operating Region II - Sumatera Bagian Selatan
Marketing Operating Region III - DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten
Marketing Operating Region IV - Jateng dan DIY
Marketing Operating Region V - JatimBaliNus
Marketing Operating Region VI - Kalimantan
Marketing Operating Region VII - Sulawesi
Marketing Operating Region VIII - Maluku dan Papua
Pertamina Gas (Pertagas)
Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI)
Pertamina Geothermal Energy (PGE)
Pertamina EP

Skandal-skandal besar di Negeri kita tercinta Indonesia sudah banyak menggerogoti kemampuan negara dalam menyejahterakan rakyatnya. Sebut saja Skandal BLBI yang Menyebabkan Kerugian Negara 2.000 Triliun(sumber: tempo.co), Skandal Penjualan Indosat tahun 2004, Korupsi e-KTP, Lepasnya aset-aset strategis negara, dan lain sebagainya.

Pertanyaannya kini adalah, akankah Akuisisi Pertagas oleh PGNakan menjadi The Next Biggest Scandal yang akan menghancurkan kehidupan rakyat dan menggerogoti nadi Republik ini? Dan Apakah Niat Mulia Membentuk Holding BUMN Migas hanyalah sebagai kedok terselubung OKNUM-OKNUM KOTOR untuk MERAMPOK ASET-ASET NEGARA?

==================================================================================================

Potensi Manfaat dari Pembentukan Holding BUMN Migas

Sebagai gambaran awal, mari kita simak bersama-sama cerita dibalik Akuisisi Pertagas oleh PGN. Diawali dari gagasan membentuk Holding Migasdengan harapan untuk mendorong perekonomian dan ketahanan energi nasional melalui sinergi antara Pertamina dan PGN. Holding akan menghubungkan infrastruktur gas dari Indonesia bagian barat (Arun), hingga bagian Timur (Papua) tanpa ada duplikasi. Dan pada akhirnya, ini dapat mensinergikan bisnis migas menjadi efektif dan efisien. Jika rencana ini terealisasi, maka kedaulatan energi negeri bukanlah lagi angan kosong, dan Nawa Cita yang dicanangkan pemerintah semakin dekat untuk tercapai.

Sounds Good, Isn't it?

Ternyata, dalam prakteknya di lapangan, proses pembentukan Holding BUMNditemukan banyaknya kejanggalan-kejanggalan yang mengindikasikan adanya RENCANA BESAR untuk DIRAMPOKNYA ASET NEGARA SECARA BERJAMAAH oleh Oknum-Oknum KOTOR secara TERSTRUKTUR dan RAPI. Jika menurutmu hal ini hanyalah ISAPAN JEMPOL BELAKA, mari kita bersama-sama kupas tuntas tiga hal yang menjadi concern dari proses Akuisisi Pertagas oleh PGN dalam rangka membentuk Holding BUMN Migas. Lanjuuutt -->

+++++

MELUMPUHKAN PERTAMINA DENGAN MEMBUBARKAN DIREKTORAT GAS DAN MENGOSONGKAN JABATAN STRATEGIS

Jika kita menyimak timeline di atas, Pembentukan Holding BUMN Migasdiiringi dengan adanya gejolak di tubuh Pertamina, antara lain pembubaran direktorat gas, pencopotan dan pengosongan jabatan strategis di Pertamina dan Pertagas.

9 Februari 2018Pembubaran Direktorat Gas, Pencopotan Direktur Gas Pertamina

23 Maret 2018 Komisaris Utama Pertagas berakhir masa jabatannya, dan belum diisi kembali hingga saat ini

20 April 2018Pencopotan Direktur Utama PT Pertamina (Persero), dan belum diisi kembali hingga saat ini

16 Mei 2018 Pencopotan Direktur Utama PT Pertamina Gas, dan belum diisi kembali hingga saat ini

29 Juni 2018Sudah ditandatanganinya penjualan Pertagas bersyarat, dengan jangka waktu finalisasi 90 hari

Pertamina sebagai pemegang MAYORITAS SAHAM dan penerima mandat HOLDING MIGAS seharusnya tidak MELEPAS FUNGSI dan JABATAN STRATEGIS

mari kita simak pendapat dari Serikat Pekerja Pertagas mengenai Akuisisi Pertagas oleh PGN yang di-repost dari sini

Spoiler for Pendapat Serikat Pekerja PERTAGAS:

Quote:

JAKARTA, KataIndonesia.com – Holding Migas merupakan strategi yang disusun pemerintah untuk mengembangkan bisinis gas nasional dan salah satu tujuan utamanya adalah untuk memberikan energi gas yang merata ke seluruh pelosok Indonesia melalui sinergi bisnis yang efisien dan efektif. Dengan misi itulah maka dibentuk Holding Migas dimana PGN masuk menjadi bagian dari Pertamina. Seharusnya pengembangan bisnis gas ini menjadi kerjasama intergrasi dari dua badan usaha pemain utama bisnis gas Indonesia.

*Pencopotan Seluruh Petinggi Bisnis Gas di Pertamina*
Dalam perjalanannya, proses Holding Migas menjadi suatu kompetisi yang tidak sehat, dimana posisi tawar (bargaining position) salah satu pihak menjadi lebih lemah dibandingkan pihak lainnya. Dalam hal ini Pertamina kehilangan posisi strategis yang mengawal proses Holding Migas. Sejak dimulainya proses holding beberapa aksi korporasi telah melumpuhkan kaki dan tangan Pertamina untuk tetap unggul dalam bisnis gas.

Aksi-aksi korporasi tersebut menjadi sinyal nyata bahwa ada langkah terencana yang bertujuan melemahkan posisi Pertamina dalam proses Holding Migas, “Satu per satu pimpinan puncak Pertamina di bidang gas dihilangkan. Pada saat Pertamina membutuhkan pimpinan puncaknya untuk mengawal holding, Kementerian BUMN memandang bahwa tugas peran sebesar itu cukup diserahkan kepada pejabat sementara,” ungkap Nugeraha lebih lanjut.

*Aksi Integrasi PGN – Pertagas dalam bentuk Akuisisi yang Terburu-buru*
Dengan kondisi belum lengkapnya pimpinan Pertamina dan belum dimilikinya SKU atas saham dwiwarna PGN, saat ini Pertamina dipaksakan untuk menyelesaikan dalam waktu sesingkat-singkatnya akuisisi anak perusahaan Pertamina yakni Pertagas oleh PGN.
“Kondisi ini berpotensi mengakibatkan kesalahan dalam pengambilan keputusan yang dapat berdampak pada kerugian negara. Sebelum dilakukan proses akuisisi, sebaiknya sinergi bisnis dan infrastruktur dilakukan oleh kedua badan usaha, sebagai contoh pengelolaan Nusantara Regas dan Project Duri – Dumai yang dapat dilaksanakan dengan kerjasama antara Pertamina/ Pertagas dan PGN. Sehingga, keputusan transaksi akuisisi terlihat sangat tergesa-gesa, dengan demikian tahap awal akuisisi belum perlu dilakukan” ungkap Nugeraha.
Integrasi dua badan usaha bukanlah suatu aksi korporasi mudah dimana waktu menjadi target utamanya, “Seharusnya, bukan waktu yang menjadi target, namun tindakan yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan penuh kehati-hatian yang diselaraskan dengan tujuan dari Holding Migas itu sendiri,” jelas Nugeraha.
Perlu diketahui bahwa dalam beberapa tahun terakhir industri gas baik transportasi dan niaga gas mengalami penurunan dan dikontrol penuh oleh regulasi sehingga meminimalkan margin dan IRR. Pada posisi penurunan kondisi bisnis transportasi dan niaga tersebut, performa keuangan Pertagas masih lebih stabil dibandingkan dengan PGN. Faktanya, kinerja laba bersih PGN dalam 5 tahun berturut-turut terus merosot. Hal ini mengindikasikan kurang sehatnya kinerja keuangan PGN. Sedangkan Pertagas dalam 5 tahun terakhir mampu menjalankan bisnis lebih efisien sehingga dapat menjaga margin tetap stabil.
“Maka seharusnya yang dilakukan pertama kali adalah evaluasi dan pembenahan kinerja PGN. Agar PGN meningkatkan performa keuangannya. Bersamaan dengan itu, dilakukannya sinergi bisnis dan infrastruktur gas antara Pertagas dan PGN. Barulah dari sana kita bisa bersama-sama berangkat menentukan aksi korporasi yang terbaik untuk Pertagas dan PGN,” jelas Nugeraha.

*Sikap Serikat Pekerja Pertamina Gas*
Pada dasarnya Serikat Pekerja Pertamina Gas mendukung Holding Migas, namun dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Percepatan pemberian kuasa saham dwiwarna PGN kepada Pertamina dengan segera diterbitkannya SKU agar Pertamina memiliki kontrol penuh dalam mengelola PGN. Sama seperti Pertamina mengelola anak perusahaannya yang lain.
2. Mengembalikan Direktorat Gas sebagai fungsi strategis yang akan memimpin Subholding Gas di Pertamina.
3. Segera diisinya seluruh posisi pimpinan Pertamina dan Pertagas, tugas mengambil keputusan tidak dapat dijalankan oleh pejabat sementara. Pengisian jabatan harus oleh pejabat yang cakap dan menguasai dengan baik bidang migas khususnya gas demi menjamin kelancaran proses Holding Migas
4. Keputusan aksi korporasi antara Pertagas oleh PGN harus dilakukan secara hati-hati dan tidak perlu dilakukan secara tergesa-gesa. Perlu tindakan penyehatan kinerja keuangan PGN terlebih dahulu, dimana pada masa transisi, integrasi PGN-Pertagas cukup dilakukan melalui sinergi operasi dan niaga tanpa perlu proses transaksional.
“Jika ketiga hal tersebut dilakukan dapat dipastikan Holding Migas dapat mencapai tujuan utamanya yakni memberikan manfaat sebesar-bersarnya bagi Negara dan menjamin ketersediaan energi (gas) yang merata dan ekonomis untuk seluruh lapisan masyarakat di Indonesia,” tutup Nugeraha.

+++++

SKEMA AKUISISI YANG TIDAK BERPIHAK PADA NEGARA

Pertanyaan selanjutnya dalam proses membentuk Holding BUMN Migasadalah, mengapa mensinergikan harus dengan cara Akuisisi Pertagas oleh PGN, sih?

Aksi korporasi AKUISISI dapat MENURUNKAN PROFIT BAGI PERTAMINAkarena profit Pertagas menjadi terbagi untuk publik dan pada akhirnya dapat berpotensi menurunkan setoran deviden ke Negara.

Daripada Pemerintah MENJUAL ASET NEGARAyang mengatasnamakan niat mulia membentuk Holding BUMN Migas, Mengapa Pemerintah tidak mengambil opsi-opsi lain untuk mensinergikan antara Pertagas dengan PGN?

Opsi 1 : Kerja Sama Operasional atau Joint Venture (KSO / JV)

Dapat dilakukan secara bersama – sama pada pembangunan infrastruktur gas yang memberikan benefit bagi kedua belah pihak, misalnya pembangunan pipa Duri – Dumai, Nusantara Regas atau proyek strategis lainnya (yang akan dilelang PLN).

Opsi 2 : Sinergi Fasilitas dan Pasokan Gas

Dapat dilakukan sinergi utilisasi fasilitas gas yang telah dimiliki oleh PGN dan Pertagas untuk penggunaan pasokan gas dan memenuhi kebutuhan konsumen misalnya kegiatan penggunaan jaringan pipa, crossing, tapping, dan gas management.

Opsi 3 : Pembagian Wilayah Pemasaran

Dapat dilakukan pembagian wilayah pemasaran antara PGN dan Pertagas misalnya daerah KIM (kawasan industri medan) dan KEK (Kawasan Industri Khusus) di Sumatera Utara

Lanjuut kebawah gaan..

43.8K

Kutip

164

Balasan

Guest

Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru

Urutan

Terbaru

Terlama

Guest

Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru

Komunitas Pilihan