Kaskus

News

rinaldikarzaAvatar border
TS
rinaldikarza
Banyak Siswa di Area Blank Spot Tak Dapat Sekolah Gara-gara Masalah Zonasi
Banyak Siswa di Area Blank Spot Tak Dapat Sekolah Gara-gara Masalah Zonasi
IlustrasiFoto: Jabar Express

Yogyakarta –  Masalah zonasi sekolah rupanya belum mendapat pencerahan. Sejumlah kasus masih ditemukan di sejumlah daerah. Di Yogyakarta, misalnya, banyak siswa yang tidak diterima di satu pun SMP Negeri.

Padahal anak-anak yang sudah lulus SD itu memiliki nilai yang tergolong tinggi. Namun mereka terbelenggu masalah zonasi sekolah lantaran tinggal di area blank spot. Sampai sekarang, mereka membutuhkan solusi.


Ya, sedari 7 Juli, penerimaan peserta didik baru (PPDB) tingkat SMP sudah selesai. Namun di Yogyakarta, sejumlah masalah masih banyak ditemukan. Beberapa yang belum mendapat solusi adalah mereka yang berada di wilayah titik kosong atau blank spot.


Salah satu orangtua yang masih kebingungan adalah Septiana. “Kami berharap ada solusi untuk anak-anak yang tidak bisa diterima di SMP negeri,” ujar orangtua siswa korban blank spot, Sabtu (14/7) di Yogyakarta.


Apa itu blank spot. Sederhananya, blank spot dalam konteks ini adalah wilayah di mana mereka yang tinggal di sana tidak akan bisa diterima di semua SMP Negeri lewat jalur zonasi. Blank spot disebabkan beberapa faktor.


Misalnya daya tampung SMP jauh lebih sedikit ketimbang jumlah lulusan SD. Lalu persebaran SMP tak merata. Bisa juga karena sistem zonasi PPDB SMP di Kota Yogyakarta memprioritaskan siswa dekat sekolah.


Nah, Septiana sendiri mengungkapkan anaknya sudah mendaftar ke enam SMP lewat jalur zonasi saat PPDB SMP di Kota Yogyakarta pada 25 Juni-7 Juli 2018. Keenam SMP itu adalah SMPN 5, SMPN 8, SMPN 1, SMPN 9, SMPN 2, dan SMPN 4.


Septiana bercerita bagaimana awalnya ia merasa yakin anaknya bakal diterima di salah satu SMP Negeri. Soalnya nilai anaknya 255.900 (rata-rata nilai 85.300).


Namun, kenyataannya tak seperti itu. Banyubening, nama anaknya, malah tidak diterima di enam SMP itu karena kalah dari pendaftar lain yang rumahnya lebih dekat sekolah. Jadi bukan karena nilai, melainkan karena kalah dekat.


Tak habis akal, Septiana pun mencoba memeriksa PPDB jalur zonasi di semua SMP Negeri. Jumlah yang memungkinkan, menurutnya, ada sebanyak 16 sekolah.


Namun di sini juga patah. Seandainya Banyubening mendaftar ke 16 SMP Negeri itu sekaligus pun, tetap dia tak diterima karena kalah dari pendaftar yang rumahnya lebih dekat. Jadi rumahnya yang berada di RW 002, Keluarahan Pandeyan, Umbulharjo, itu masuk wilayah blank spot.


Sama halnya dengan orangtua lainnya, Rina. Ia juga warga Pandeyan dan berada di RW yang sama. Artinya ia juga berada di daerah blank spot. Sama dengan Septiana, anak Rina juga jadi korban blank spot.


Anaknya tak bisa diterima di SMP negeri meski nilainya tergolong tinggi, 260,00. “Saya berharap anak-anak di wilayah blank spot ini diperhatikan dan diberi solusi,” katanya.



Bila Ada Masalah Zonasi, Masih Ada Jalur Prestasi


Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Edy Heri Suasana mencoba memberi solusi. Ia bilang selain jalur zonasi, para orangtua siswa yang anaknya lulus SD dan mencari SMP bisa mencoba lewat jalur prestasi.

Jadi menurutnya, para lulusan SD di Kota Yogyakarta sebenarnya bisa mendaftar ke SMP negeri lewat jalur prestasi yang memprioritaskan nilai. Adapun kuota jalur prestasi untuk siswa asal dalam kota adalah 15 persen dari daya tampung.


Tapi, “Mereka yang nilainya tinggi-tinggi justru mendaftar di jalur zonasi. Ini disayangkan, tetapi ini terlanjur sehingga masyarakat harus legowo,” kata Edy.



Sumber
0
3K
41
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan