Kaskus

News

rinaldikarzaAvatar border
TS
rinaldikarza
Menteri Susi Sebut Indonesia Penyumbang Sampah Plastik Terbesar Kedua Dunia
Menteri Susi Sebut Indonesia Penyumbang Sampah Plastik Terbesar Kedua Dunia
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Indonesia memproduksi sampah plastik sebanyak 175.000 ton per hari dan menjadi penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengimbau agar masyarakat tak lagi membeli minuman mineral dalam botol plastik, dan menggantinya dengan tumblr.

Hal tersebut disampaikan Susi saat meresmikan ‘Pandu Laut Nusantara’, di acara Car Free Day Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu (15/7/2018).


“Karena Indonesia sekarang jadi penyumbang sampah plastik terbesar No.2 di dunia. Itu banyak Sampah plastik yang akhirnya dibuang ke laut,” ujar Susi Pudjiastuti.


Untuk mengurangi penggunaan sampai plastik, Susi mengajak masyarakat untuk meninggalkan botol minumal plastik, seperti kemasan air mineral yang kerap digunakan masyarakat.


“Tidak boleh lagi beli minuman air mineral dalam botol plastik. Setuju tidak?,” tanya Menteri Susi kepada para peserta acara yang hadir.

Selain itu, Susi juga menyerukan masyarakat untuk tidak lagi menggunakan sedotan plastik dan kantong kresek. Sebagai gantinya, dia mengajak masyarakat untuk menggunakan barang-barang yang dapat didaur ulang. Susi megatakan, segala tindakan ini harus dimulai dari diri sendiri.

“Berawal dari diri kita sendiri. Semua pake bahan-bahan yang recycle,” tutur mantan Bos Susi Air itu.

Sekadar informasi, Pandu Laut Nusantara sendiri merupakan wadah bersama untuk para pecinta laut yang baru saja diresmikan Susi hari ini.

Peresmian itu dilakukan lewat tiupan terompet yang dibunyikan oleh Kaka Slank dan pemberian slayer secara simbolis oleh Susi terhadap sejumlah pemerhati laut dari mulai penyelam dan asosiasi para pecinta laut.

Soal Penyumbang Sampah Plastik Laut dan Peran Mahasiswa 

Sebelumnya, Susi juga meminta mahasiwa jurusan kelautan dan perikanan untuk memberikan pemahaman kepada para nelayan tentang pentingnya menjaga laut dari kerusakan, termasuk soal sampah laut.

Menurut Susi, pemahaman ini juga sangat penting untuk menopang kebijakan pemerintah yang memperketat keamanan laut Indonesia dari ancaman nelayan asing ilegal yang mencuri ikan di perairan laut Nusantara.

Sejauh ini, kata dia, sudah ada 10.000 kapal nelayan asing keluar dari perairan Indonesia. Tetapi, kendalanya, masih banyak nelayan Indonesia yang menangkap ikan dengan cara yang tidak ramah terhadap lingkungan.

“Kasih tahu kawan-kawan, bapak-bapak, dan paman-paman kalian, enggak boleh lagi ngebom. Itu ikan kita habis, karang kita hancur,” tutur Susi.

Menurut Susi, mahasiswa merupakan agen perubahan. Karena itu, peran penting mahasiswa untuk mendukung program pemerintah sangat signifikan.

Dalam hal ini, terangnya, mahasiswa harus aktif melakukan penyuluhan kepada nelayan terkait prinsip keberlanjutan dalam pengelolahan kelautan dan perikanan di Indonesia.

“Kata orang, kalau kita punya ilmu, tetapi enggak ditularkan, itu seperti pohon yang tidak berbuah. Kalian sudah dapat ilmu itu harus ditularkan kepada orang lain,” ungkap Susi.

Sumber

0
1.1K
10
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan