- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Cerita tentang Kopi Hitam Pahit
TS
martinos2511
Cerita tentang Kopi Hitam Pahit
Hai ini sajakku. Sebuah sajak dari Metafora. Seorang makhluk yang bernama manusia yang terlahir tak bertatanan. Selalu ricuh dan berusaha ingin bebas. Bebas seperti pelangi, yang menoreh warna-warna dilangit di kala hujan dan panas menyatu. Sebebas burung yang terbang ke dunia awan yang menggumpal romantis. Seromantis kisah hidupku.
Ini hidupku, panggil saja aku Nobita, aku yang penuh nuansa romantis kopi hitam. Aku suka kopi hitam pahit tanpa gula. Bagiku pahit di kopi tak pahit di pikiran. Kalau di tanya kok bisa? Jawabannya entah, coba kau jadi aku lalu rasakan prosesnya di lidah, pikiran, dan rasa. Dan biar waktu yang bercerita tentang kebenarannya.
Sejenak, inginku mengingat - ngingat 23 tahun silam.Waktu itu, makhluk mungil hadir bersama tangisan kebingungannya, bingung kenapa bayi itu berpindah dari tempat yang hangat menuju tempat yang dingin. Ruang persalinan. Aku terlahir sebagai gadis lucu hitam manis kaya teddy bear warna cokelat tua, saking cokelatnya. Katanya. sewaktu aku di dalam perut ibuk, ibuk hobinya makan hati dan gandengannya, yang hitam hitam enak itu. So, jadilah seorang gadis mungil berkulit cokelat tua.
Masih di ruangan yang sama, seorang nenek-nenek berambut hitam (neneknya pakai tanco hitam) membawa segelas kopi hitam panas dan memberikannya kepada sang ibu yang baru melahirkan. Iya dia nenekku. Nenek tua yang sudah tua, masih suka mengepulkan asap lima jari, eh salah tembakau linting dan menyeduh segelas kopi hitam pekat. Kebiasaan sangar yang selalu di turunkan kepada anak-anak dan cucunya.
Bagiku, beliau adalah makhluk ciptaan Tuhan yang penuh baris baris syair bermakna, berfilosofi, dan romantis. Dan kisah kopi hitam pahit di mulai sejak itu. Sejak aku lahir dan di beri kopi hitam pekat di air susu milik ibuku.
To be continue.
Ini hidupku, panggil saja aku Nobita, aku yang penuh nuansa romantis kopi hitam. Aku suka kopi hitam pahit tanpa gula. Bagiku pahit di kopi tak pahit di pikiran. Kalau di tanya kok bisa? Jawabannya entah, coba kau jadi aku lalu rasakan prosesnya di lidah, pikiran, dan rasa. Dan biar waktu yang bercerita tentang kebenarannya.
Sejenak, inginku mengingat - ngingat 23 tahun silam.Waktu itu, makhluk mungil hadir bersama tangisan kebingungannya, bingung kenapa bayi itu berpindah dari tempat yang hangat menuju tempat yang dingin. Ruang persalinan. Aku terlahir sebagai gadis lucu hitam manis kaya teddy bear warna cokelat tua, saking cokelatnya. Katanya. sewaktu aku di dalam perut ibuk, ibuk hobinya makan hati dan gandengannya, yang hitam hitam enak itu. So, jadilah seorang gadis mungil berkulit cokelat tua.
Masih di ruangan yang sama, seorang nenek-nenek berambut hitam (neneknya pakai tanco hitam) membawa segelas kopi hitam panas dan memberikannya kepada sang ibu yang baru melahirkan. Iya dia nenekku. Nenek tua yang sudah tua, masih suka mengepulkan asap lima jari, eh salah tembakau linting dan menyeduh segelas kopi hitam pekat. Kebiasaan sangar yang selalu di turunkan kepada anak-anak dan cucunya.
Bagiku, beliau adalah makhluk ciptaan Tuhan yang penuh baris baris syair bermakna, berfilosofi, dan romantis. Dan kisah kopi hitam pahit di mulai sejak itu. Sejak aku lahir dan di beri kopi hitam pekat di air susu milik ibuku.
To be continue.
Diubah oleh martinos2511 14-07-2018 01:33
anasabila memberi reputasi
1
1.9K
11
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan