TRIBUNNEWS.COM, BANTEN - Agenda Silaturrahim Nasional Ulama Muda sekaligus Deklarasi SAMAWI di Sentul (10 Juli) dikomentari oleh Bapak Hidayat Nur Wahid, yang notabene adalah petinggi salah satu partai politik dan juga wakil ketua MPR RI. Dalam statemenya Hidayat Nur Wahid mengatakan bahwa peserta yang hadir tidak menunjukan tampang ulama (https://news.detik.com/berita/d-4111...gak-kelihatan)

Tentu pernyataan beliau membuat kegelisahan dan menyakitkan kami. Karena yang hadir dalam acara halal bi halal ulama muda itu, juga hadir para ulama kharismatik dari berbagai daerah. Ada ratusan ulama sepuh yang hadir dalam acara tersebut, baik yang berposisi sebagaiMajlis Syuro SAMAWI ataupun undangan.

Tentu yang hadir juga banyak para santri dan jama'ah yang selama ini dibina. Sehingga ketika para ustadznya hadir, banyak juga santri dan jama'ah yang menyertai.

Terkait pernyataan Bapak Hidayat Nur Wahid, pastinya ia berbicara sebagai dan atas nama pimpinan tertinggi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Semua tahu bahwa PKS merupakan partai oposisi dan yang tentu berseberangan Bapak Joko Widodo. Maka apapun dukungan kebaikan untuk Bapak Joko Widodo akan dilihat dalam kacamata politis. Pastinya hanya mencari kesalahan dan ketidak baikan segala sesuatu yang berkaitan dengan Bapak Jokowi. Seharusnya jika HNW punya mata bathin yang kuat, silahkan buat aja dukungan ulama untuk atau capres PKS yang ada 9 orang.

Oposisi dan saling kritik tentu sah dalam negara demokrasi, akan tetapi beliau ini orang yang cukup paham dalam ilmu agama, petinggi lembaga negara, sehingga tidak layak berstatemen demikian. Jangan karena ketidaksenangan terhadap jokowi, dibalas dengan statemen politik. Meski oposisi mestinya tetap menggunakan akal sehat dalam berpolitik.

Terlebih beliau merupakan petinggi partai yang menganggap dirinya partai dakwah. Jangan sampai karena ketidak senangan dengan suatu kaum, membuatnya berlaku tidak adil.

KH. Imaduddin Utsman
Wakil Koordinator SAMAWI Banten
Pengasuh ponpes NU kresek Banten. (*)