- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Jokowi: Divestasi Saham 51 Persen PT FI, Lompatan Besar di Sektor Pertambangan


TS
rinaldikarza
Jokowi: Divestasi Saham 51 Persen PT FI, Lompatan Besar di Sektor Pertambangan

PT FI kini mayoritas sahamnya di tangan Indonesia, lompatan besar bagi pertambangan Indonesia(Foto: Istimewa)
Jakarta – Tercapainya kesepakatan divestasi saham 51 persen di PT Freeport Indonesia (PT FI), disambut Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai lompatan besar di sektor pertambangan Indonesia. Maklum saja, setelah puluhan tahun, Indonesia baru menjadi tuan pemilik saham mayoritas di PT FI.
Setelah ditunggu-tunggu sekian lama, Kamis (12/7/2018), Freeport McMoran akhirnya sepakat dengan Pemerintah Indonesia terkait divestasi saham 51 persen PT FI. Keberhasilan proses divestasi saham 51% saham PT FI, tak lepas dari upaya Presiden Jokowi yang bersikeras untuk mengembalikan tambang emas terbesar di dunia itu ke pangkuan Indonesia.
Menurut Presiden Jokowi, proses untuk mendapatkan saham Freeport Indonesia sebesar 51 persen itu tidak mudah. Pemerintah harus melalui negosiasi yang cukup alot dengan perusahaan induk Freeport.
“Ya seperti kita ketahui Freeport Indonesia telah kelola tambang hampir 50 tahun dengan porsi kepemilikan 9,36 persen (Indonesia). Inilah 3,5 tahun yang kita usahakan. Sangat alot, jangan dipikir mudah, dan begitu sangat intens sekali dalam 1,5 tahun ini, tapi memang kita kerjain ini diam, karena ini menyangkut negosiasi yang tidak mudah,” ujar Jokowi saat menghadiri peringatan Hari Koperasi di BSD Tangerang, Kamis (12/7).
Tercapainya kesepakatan seperti sekarang ini, lanjut Jokowi, merupakan lompatan yang besar bagi sektor pertambangan Indonesia. Selain itu, dengan porsi kepemilikan saham yang lebih besar maka kontribusi Freeport terhadap penerimaan negara juga akan semakin besar.
“Ini sebuah lompatan. Kita harapkan nanti kita akan mendapatkan income yang lebih besar, baik dari pajak, royaltinya, dari deviden, dari retribusinya sehingga nilai tambah komoditas tambang bisa dinikmati oleh kita semua. Kepentingan nasional harus dinomorsatukan,” jelas Jokowi.
Sementara menyangkut permasalahan teknis beralihan dan besaran nilai saham yang dimiliki Indonesia, Jokowi menyatakan hal telah diatur oleh ketiga kementerian. Kementerian dimaksud, yaitu Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan dan Kementerian ESDM.
“Nilainya nanti teknis Bu Menteri BUMN, Menteri Keuangan, Menteri ESDM. Itu valuasinya juga makan waktu panjang. Termasuk teknis pembagian ke Menteri BUMN, Menteri Keuangan, Menteri ESDM. Termasuk juga Blok Mahakam 100 persen, sudah kita ambil. Itu, sudah kita serahkan ke Pertamina mau dikerjasamakan dengan siapa itu di Pertamina,” tandas dia.
Sementara itu, Presiden Direktur Freeport McMoran Richard Adkerson menyebut, dengan kepemilikan saham mayoritas, Pemerintah Indonesia bisa mendapatkan penerimaan hinga puluhan miliar dollar AS.
“Dengan kepastian investasi dan operasi hingga tahun 2041, kami memperkirakan manfaat langsung kepada pemerintah pusat dan daerah. Serta dividen kepada Inalum dapat melebihi 60 miliar dollar AS,” kata Richard Adkerson. Hal itu diungkapkan Adkerson usai penandatanganan kesepakatan divestasi di Kementerian Keuangan, Kamis (12/7/2018).
Divestasi saham 51 Persen PT FI Senilai US$3,85 miliar
Freeport McMoran merupakan induk usaha PT FI. Adapun kepastian investasi dan operasi PT FI hingga tahun 2041 merupakan satu dari sejumlah poin hasil perundingan Freeport dengan pemerintah pada Agustus 2017 lalu, setelah Indonesia resmi mencaplok 51 persen saham PTFI.
Proses divestasi 51 persen saham PT FI, dilaksanakan oleh PT Indonesia Asahan Alumunium atau Inalum (Persero) selaku induk holding BUMN bidang pertambangan. Setelah tercapai kesepakatan divestasi, Inalum harus menggelontorkan dana US$3,85 miliar untuk mengambil alih 51 persen saham Freeport.
Nominal US$3,85 miliar itu digunakan untuk membeli 40 persen hak partisipasi atau Participating Interest (PI) Rio Tinto di PT FI, juga 100 persen saham Freeport McMoran di PT Indocopper Investama dengan porsi 9,36 persen saham di PT FI.
Ada pun 40 persen hak partisipasi Rio Tinto yang dibeli Inalum, akan dikonversi jadi saham sehingga total yang dimiliki Indonesia nanti sebesar 51,38 persen. Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, proses pembayaran US$3,85 miliar itu akan dilakukan maksimal 2 bulan dari hari ini. Guna memenuhi pembayaran tersebut, Inalum akan dapat dukungan dana berupa pinjaman dana dari patungan 11 bank.
Sumber
0
1.5K
14


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan