Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rinaldikarzaAvatar border
TS
rinaldikarza
Begini Cara Pemerintah Antisipasi Dampak Negatif Perang Dagang AS

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Lembong (Foto: Ilustrasi)

Jakarta – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Lembongmengatakan, pemerintah akan memprioritaskan pengembangan sektor industri hulu. Hal ini untuk mengantisipasi dampak negatif perang dagang yang diluncurkan oleh Amerika Serikat (AS).

Menurut dia, nilai proyek yang masuk ke Indonesia cukup besar dan memiliki dampak yang erat terhadap rantai produksi hingga mencapai sektor hilir.


Tak hanya itu saja, kata Lembong, sektor hulu juga memiliki banyak proyek investasi yang berorientasi ekspor atau mengurangi impor.

“Contoh, yang saudara sangat kenal adalah smelter sangat sukses. Berkat keberhasilan Menteri Perindustrian dan pemerintah. Sudah puluhan triliun dan sebentar lagi ratusan triliun investasi masuk ke situ,” tutur Thomas di Istana Bogor, Senin (9/7).

Thomas menambahkan, selain smelter, perlu juga memberikan prioritas terhadap industri petrokimia. 

Pasalnya, prospek masuknya investasi ke sektor ini dinilai cukup besar. Bahkan dia mengklaim sudah ada beberapa proyek yang sudah di tangan pemerintah.

“Dari total kebutuhan petrokimia dan plastik kita, lebih separuh itu impor. Kalau kita bisa mempercepat realisasi investasi mega proyek di petriokimia kena tiga-tiganya. Investasi masuk, ekspor meningkat, impor dikurangi demi menjaga kestabilan atau kewajaran neraca dagang,” jelas Thomas.

Pelaku Usaha Tak Perlu Khawatir dengan Dampak Negatif Perang Dagang

Sementara itu, Ketua Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso mengharapkan, pelaku usaha tidak perlu khawatir dengan isu perang dagang karena dampaknya sangat terbatas kepada Indonesia.

“Sektor riil kami upayakan supaya bisa tumbuh, bisa leluasa ya untuk berproduksi dengan efisien dan orientasi ekspor,” kata Wimboh.

Berdasarkan data BKPM, realisasi investasi sektor manufaktur mencapai Rp62,7 triliun atau 33,9% dari total investasi pada kuartal I/2018. Sektor manufaktur menempati peringkat kedua.

Sedangkan peringkat pertama ditempati oleh sektor jasa dengan nilai Rp89,7 triliun atau 48,4% dari total investasi pada periode yang sama.

Seperti diketahui, perang dagang antara Amerika Serikat dan China kembali berlanjut. Perang dagang ini bisa memberikan dampak pada Indonesia.

Adapun dampak dari perang dagang ini, di antaranya menimbulkan ketidakpastian ekonomi lantaran pelaku usaha cenderung menahan diri. Sehingga bisa menahan pertumbuhan ekonomi dunia yang tahun ini seharusnya membaik.

Kemudian, proteksi di AS dan China menyebabkan komoditas membanjiri pasar global. Tentunya, kata dia, menekan harga termasuk komoditas ekspor dari Indonesia.

Sumber

nona212
nona212 memberi reputasi
1
749
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan