Politikus PKS loyalis Anis Matta, Mahfudz Siddiq, menduga perpecahan di tubuh PKS tidak bisa dihindari. Apa alasannya?

"Saya menduga perpecahan itu nggak bisa dihindari, ya. Karena sebagai contoh sekarang ini, saya mendengar dan dapat laporan juga bahwa mulai banyak caleg-caleg PKS yang mundur. Baik caleg DPR, DPRD. Gara-gara ada dua surat yang harus diisi setiap caleg PKS," kata Mahfudz di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (10/7/2018).

Mahfudz menyebut salah satu pemicunya adalah surat pengunduran diri bertanggal kosong yang harus diteken bakal caleg PKS. Menurut dia, syarat penandatanganan surat ini membuat banyak bacaleg PKS mundur.

Hal ini, sebut Mahfudz, tentu berimbas pada pengambilan keputusan soal calon presiden pada Pilpres 2019.

"Pertama, surat pernyataan bersedia mengundurkan diri, kedua adalah surat pernyataan mengundurkan diri yang bertanggal kosong. Ini kan jadi polemik di bawah dan mulai banyak caleg yang merasa tidak yakin, merasa tidak ada kepastian, menganggap dua surat ini menabrak perundang-undangan," sebutnya.

"Ini mulai banyak yang mundur dan saya kira akan mempengaruhi situasi dalam pengambilan keputusan soal capres," imbuh Mahfudz.

Selain dipicu surat pengunduran diri bacaleg PKS, perpecahan di tubuh internal PKS diduga disebabkan daftar sembilan tokoh capres/cawapres yang diputuskan Majelis Syuro. Mahfudz melihat tidak ada keseriusan PKS memproses nama-nama itu.

Salah satunya terhadap eks Presiden PKS Anis Matta yang masuk daftar tersebut. Menurut Mahfudz, yang merupakan Wasekjen PKS di era Anis, PKS telah menutup pintu rapat-rapat bagi Anis.

Namun, di lain sisi, PKS mulai mendengungkan nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dimajukan sebagai capres. Anies diwacanakan bersanding dengan politikus senior PKS Ahmad Heryawan.

"Menurut saya, kontestasi di dalam tubuh PKS arusnya kelihatannya tidak menginginkan Pak Anis Matta jadi capres atau cawapres di PKS. Mereka sudah menutup pintu rapat-rapat. Dan bagi saya aneh juga ketika terhadap Pak Anis Matta pintunya ditutup rapat-rapat, tapi di tokoh-tokoh PKS mulai menyebut nama yang lain di luar sembilan nama," tutur Mahfudz.

"Misalnya mulai menyebut nama Pak Anies Baswedan. Saya pikir jadi lucu. Yang sembilan ini ada yang ditutup pintunya rapat-rapat, tapi kemudian mulai menyebut nama yang lain," imbuh dia.

Sumur

Waduh sayang juga ya kalo sampe pecah,
terus hiburan kita2 di BP nanti apa kalo PKS udah ga ada