- Beranda
- Komunitas
- News
- Entrepreneur Corner
Setiap orang memilik cara masing masing untuk memulai,


TS
tsasongko
Setiap orang memilik cara masing masing untuk memulai,
Beberapa tahun lalu waktu status masih jadi seorang karyawan, gue memulai sebuah usaha kecil kecilan, pada saat itu running nya lumayan bagus tapi sayang nya gue harus nyerah sama dunia persaingan di tahun ke-4 usaha gue. Padahal selama 4 tahun itu banyak kondisi up & down juga, di tipu vendor, tagihan macet, saingan usaha dan macem macem. Kemudian gue kembali fokus ke pekerjaan lagi sebagai karyawan.
Alhamdulilah gue dapet hidayah bekerja di sebuah perusahaan yang sangat pelit, gaji naiknya cuma 20ribu setahun, tanpa kemungkinan peningkatan karir dan politik kantor yang mengerikan. Bisanya kalau sama sama tersiksa di sebuah perusahaan karyawan kecendrungannya solid, tapi tidak berlaku di tempat kerja gue, sikut sikutannya sadis banget. Kondisi ini yang bikin gue memutuskan untuk fokus menjadi "pengangguran".
Beberapa tahun kemudian gue menyatakan RESIGN ke pimpinan perusahaan, itupun masih di anggep sepele dengan jabat tangan dari bos yang dengan enteng melepas gue keluar dari kantor. Bagi orang seperti bos gue, kalau ada satu orang yang keluar akan banyak lagi yang datang untuk bekerja, karena orang indonesia terlalu banyak yang membutuhkan pekerjaan. Esa hilang, dua terbilang.
Siapa yang salah? nenek moyang kita? Orang tua kita dalam mendidik? Atau impian hidup dan target hidup kita yang sangat rendah? Siapa yang bertanggung jawab sama diri kita sendiri? GUe sangat berharap kita punya jawaban yang sama dengan mengangkat jari telunjuk kita ke atas, dan mengaku kalo kita bertanggung jawab atas hidup kita sendiri, Kita adalah ranting yang bertumbuh.
Ok maaf, terlalu panjang, gue balik lagi ke atas.
Awalnya gue bersama seorang teman sepakat untuk membuat sebuah usaha, dengan bermodalkan uang Rp 500.000 dari kita masing masing yang kemudian kami pakai untuk membeli sebuah mesin fax (beberapa tahun lalu, email belum seperti saat ini). Kenapa berdua? Kenapa tidak sendiri? Waktu itu rasanya gue cuma punya nyali 50% dan yang akhirnya gue ketahui temen gue juga cuma punya nyali 50% beberapa waktu kemudian. Sekalipun porsi gue rasanya lebih banyak pada waktu awal awal memulai usaha, rasa 50% nyali back-up dari orang itu yang bikin gue tetep jalan. Akhirnya jadilah usaha pertama gue di tahun 2002, yang setelah dana terkumpul, kami memberanikan diri untuk menyewa tempat di daerah Jakarta selatan.
Tapi ya seperti pepatah mengatakan, tiada botak yang tak pitak, hanya bebrapa saat setelah kami menempati tempat baru yang kita sewa, nyali 50% itu bilang mau hengkang dari perkongsian, Tidak lupa dia meminta sejumlah dana yang modal, keuntungan yang sudah mulai terbentuk. Karena pada dasarnya berawal dari pertemanan, gue berusaha untuk menghindari konflik lebih panjang dengan meng-iya-kan permintaan teman gue tersebut. Usaha ini bertahan selama 4 tahun ke depan dengan status tetap sebagai seorang karyawan. Di akhir usaha ini perjalan, untungnya gue masih bisa memberikan kompensasi kepada karyawan gue yang loyal untuk melanjutkan hidup sementara. Di sini gue merasa sedih.
Masih dengan status sebagai karyawan di tempat yang sama, dengan bermodal sisa sisa dana dari usaha sebelumnya, gue memulai usaha baru. Kali ini perdagangan umum, mendatangkan barang, dan menjual. Pada saat itu responnya bagus, tapi seiring waktu kok cape banget ya. Kegagalan gue di sini lebih kepada ketidak-konsistenan semangat aja.
Baru akhirnya di tahun 2009 gue ngerasa yakin, kalau gue bias berkembang kalau menjauh dari kantor ini. Bukannya kalo jadi karyawan ga sukses, tapi gue harus keluar dari kantor yg kurang ajar ini, itu aja.
Balik lagi ke bidang jasa, menyewa tempat dengan membuka sebuah usaha yang di tempuh dengan cara franchise, dengan meminjam sejumlah dana talangan dari sebuah koperasi simpan pinjam (kebetulan sudah jadi anggota lama di tambah jaminan dari reputasi orang tua di koperasi itu) jalanlah usaha baru gue, sebuah jasa di bidang perawatan body kendaraan di sebuah mall di daerah Jakarta selatan. Kolaps dalam waktu 6 bulan, ga seimbang pemasukan dengan expense.
Dengan beban hutang baru yang masih harus di cicil sekian tahun kedepan dengan terpaksa gue nganggur lagi. Tapi dari dulu proses jatuh-merangkat-bangun-berjalan-berlari gue ga pernah lama, gue cuma menikmati masa masa nganggur gue selama 8 bulan, bosen banget itu. Tidur jam 2 pagi, bangun jam 9 pagi, begitu aja setiap hari. Yang ada di pikiran gue adalah, usaha apapun, yang penting menghasilkan, hasilnya kecil ga apa apa, yang penting bisa beli sayur buat di makan sekeluarga. Akhirnya jatuhlah pemikiran untuk membuat sebuah agen kurir, sebuah usaha kerjasama keagenan. Lokasi gue kurang bagus jadi hasilnya juga kurang bagus, tapi apalah artinya lokasi yang bagus, pun kalo lokasi bagus dan omset baik, principal akan menaruh agen baru di sekitar situ juga. Akhirnya potensi berkembangnya akan terbagi porsinya. Akhirnya keagenan gue ini berjalan dengan status “secukupnya” saja. Cukup buat bayar gaji orang dan masih ada lebihan buat dapur ngebul.
Karena gue anggap sudah bisa berjalan tanpa keberadaan gue di tempat itu, gue coba memutuskan untuk menambah sebuah lini usaha baru. Kali ini lagi lagi kurang lebih perdagangan umum. Dan ternyata di kalangan konsumen dan orang umum, bisnis kecil ini sekarang identik sama nama gue.
Beberapa kali gue ngeliat orang yang jatuh bangun memulai sebuah usaha, gue salah satunya. Tapi ada kalanya gue melihat orang yang baru sekali jalan langsung mendulang sukses, ngeselin bukan? …nah sirik ini nih yang menghalangin semangat kita, kita terlalu sibuk sama ngiri sama rezeki orang dan lupa sama motivasi usaha.
Oo iya beberapa bulan lalu gue liat sekelompok anak muda yang ngopi di sebuah kafe kecil, membahas ide dan usaha, atau malahan mungkin cuma wacana, tapi keren. Kata pelayannya mereka rutin dan berganti ganti orangnya. Mereka sekelompok orang yang mungkin cuma punya nyali 10-50% sama kaya cerita gue di atas. Maksud tulisan ngalor ngidul ini gue pengen kita punya tempat ngumpul bareng off-line, kopdar atau apalah buat cari semangat tambahan dari teman teman yang senada. Ketika kita berniat memulai suatu usaha, kita harus punya sebuah keyakinan dan keteguhan hati 100%. Ayo kita saling sharing ide, gue berdomisili di Jakarta Timur. semua kemungkinan bisa terjadi lho. Salam kenal.
Alhamdulilah gue dapet hidayah bekerja di sebuah perusahaan yang sangat pelit, gaji naiknya cuma 20ribu setahun, tanpa kemungkinan peningkatan karir dan politik kantor yang mengerikan. Bisanya kalau sama sama tersiksa di sebuah perusahaan karyawan kecendrungannya solid, tapi tidak berlaku di tempat kerja gue, sikut sikutannya sadis banget. Kondisi ini yang bikin gue memutuskan untuk fokus menjadi "pengangguran".
Beberapa tahun kemudian gue menyatakan RESIGN ke pimpinan perusahaan, itupun masih di anggep sepele dengan jabat tangan dari bos yang dengan enteng melepas gue keluar dari kantor. Bagi orang seperti bos gue, kalau ada satu orang yang keluar akan banyak lagi yang datang untuk bekerja, karena orang indonesia terlalu banyak yang membutuhkan pekerjaan. Esa hilang, dua terbilang.
Siapa yang salah? nenek moyang kita? Orang tua kita dalam mendidik? Atau impian hidup dan target hidup kita yang sangat rendah? Siapa yang bertanggung jawab sama diri kita sendiri? GUe sangat berharap kita punya jawaban yang sama dengan mengangkat jari telunjuk kita ke atas, dan mengaku kalo kita bertanggung jawab atas hidup kita sendiri, Kita adalah ranting yang bertumbuh.
Ok maaf, terlalu panjang, gue balik lagi ke atas.
Awalnya gue bersama seorang teman sepakat untuk membuat sebuah usaha, dengan bermodalkan uang Rp 500.000 dari kita masing masing yang kemudian kami pakai untuk membeli sebuah mesin fax (beberapa tahun lalu, email belum seperti saat ini). Kenapa berdua? Kenapa tidak sendiri? Waktu itu rasanya gue cuma punya nyali 50% dan yang akhirnya gue ketahui temen gue juga cuma punya nyali 50% beberapa waktu kemudian. Sekalipun porsi gue rasanya lebih banyak pada waktu awal awal memulai usaha, rasa 50% nyali back-up dari orang itu yang bikin gue tetep jalan. Akhirnya jadilah usaha pertama gue di tahun 2002, yang setelah dana terkumpul, kami memberanikan diri untuk menyewa tempat di daerah Jakarta selatan.
Tapi ya seperti pepatah mengatakan, tiada botak yang tak pitak, hanya bebrapa saat setelah kami menempati tempat baru yang kita sewa, nyali 50% itu bilang mau hengkang dari perkongsian, Tidak lupa dia meminta sejumlah dana yang modal, keuntungan yang sudah mulai terbentuk. Karena pada dasarnya berawal dari pertemanan, gue berusaha untuk menghindari konflik lebih panjang dengan meng-iya-kan permintaan teman gue tersebut. Usaha ini bertahan selama 4 tahun ke depan dengan status tetap sebagai seorang karyawan. Di akhir usaha ini perjalan, untungnya gue masih bisa memberikan kompensasi kepada karyawan gue yang loyal untuk melanjutkan hidup sementara. Di sini gue merasa sedih.
Masih dengan status sebagai karyawan di tempat yang sama, dengan bermodal sisa sisa dana dari usaha sebelumnya, gue memulai usaha baru. Kali ini perdagangan umum, mendatangkan barang, dan menjual. Pada saat itu responnya bagus, tapi seiring waktu kok cape banget ya. Kegagalan gue di sini lebih kepada ketidak-konsistenan semangat aja.
Baru akhirnya di tahun 2009 gue ngerasa yakin, kalau gue bias berkembang kalau menjauh dari kantor ini. Bukannya kalo jadi karyawan ga sukses, tapi gue harus keluar dari kantor yg kurang ajar ini, itu aja.
Balik lagi ke bidang jasa, menyewa tempat dengan membuka sebuah usaha yang di tempuh dengan cara franchise, dengan meminjam sejumlah dana talangan dari sebuah koperasi simpan pinjam (kebetulan sudah jadi anggota lama di tambah jaminan dari reputasi orang tua di koperasi itu) jalanlah usaha baru gue, sebuah jasa di bidang perawatan body kendaraan di sebuah mall di daerah Jakarta selatan. Kolaps dalam waktu 6 bulan, ga seimbang pemasukan dengan expense.
Dengan beban hutang baru yang masih harus di cicil sekian tahun kedepan dengan terpaksa gue nganggur lagi. Tapi dari dulu proses jatuh-merangkat-bangun-berjalan-berlari gue ga pernah lama, gue cuma menikmati masa masa nganggur gue selama 8 bulan, bosen banget itu. Tidur jam 2 pagi, bangun jam 9 pagi, begitu aja setiap hari. Yang ada di pikiran gue adalah, usaha apapun, yang penting menghasilkan, hasilnya kecil ga apa apa, yang penting bisa beli sayur buat di makan sekeluarga. Akhirnya jatuhlah pemikiran untuk membuat sebuah agen kurir, sebuah usaha kerjasama keagenan. Lokasi gue kurang bagus jadi hasilnya juga kurang bagus, tapi apalah artinya lokasi yang bagus, pun kalo lokasi bagus dan omset baik, principal akan menaruh agen baru di sekitar situ juga. Akhirnya potensi berkembangnya akan terbagi porsinya. Akhirnya keagenan gue ini berjalan dengan status “secukupnya” saja. Cukup buat bayar gaji orang dan masih ada lebihan buat dapur ngebul.
Karena gue anggap sudah bisa berjalan tanpa keberadaan gue di tempat itu, gue coba memutuskan untuk menambah sebuah lini usaha baru. Kali ini lagi lagi kurang lebih perdagangan umum. Dan ternyata di kalangan konsumen dan orang umum, bisnis kecil ini sekarang identik sama nama gue.
Beberapa kali gue ngeliat orang yang jatuh bangun memulai sebuah usaha, gue salah satunya. Tapi ada kalanya gue melihat orang yang baru sekali jalan langsung mendulang sukses, ngeselin bukan? …nah sirik ini nih yang menghalangin semangat kita, kita terlalu sibuk sama ngiri sama rezeki orang dan lupa sama motivasi usaha.
Oo iya beberapa bulan lalu gue liat sekelompok anak muda yang ngopi di sebuah kafe kecil, membahas ide dan usaha, atau malahan mungkin cuma wacana, tapi keren. Kata pelayannya mereka rutin dan berganti ganti orangnya. Mereka sekelompok orang yang mungkin cuma punya nyali 10-50% sama kaya cerita gue di atas. Maksud tulisan ngalor ngidul ini gue pengen kita punya tempat ngumpul bareng off-line, kopdar atau apalah buat cari semangat tambahan dari teman teman yang senada. Ketika kita berniat memulai suatu usaha, kita harus punya sebuah keyakinan dan keteguhan hati 100%. Ayo kita saling sharing ide, gue berdomisili di Jakarta Timur. semua kemungkinan bisa terjadi lho. Salam kenal.
0
3.7K
21


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan