rinaldikarzaAvatar border
TS
rinaldikarza
Koalisi Penantang Jokowi Belum Jelas Menentukan Pasangan Calon Presiden


Jakarta – Setahun menjelang Pemilihan Presiden 2019, nama-nama pasangan calon presiden dan wakil presiden disorongkan dari partai-partai oposisi dan partai di luar pemerintahan Joko Widodo. Misalnya, Prabowo Subianto, Amien Rais, Jusuf Kalla, Agus Harimurti Yudhoyono, Ahmad Heryawan, dan Anies Baswedan.

Nama Prabowo Subianto sudah pasti bakal dicalonkan Partai Gerindra. Meski begitu, kesatuan koalisi oposisi masih belum sepakat siapa saja yang bakal dicalonkan.


Partai Keadilan Sejahtera yang biasanya seiya sekata dengan Gerindra mencoba opsi lain. Nama Gubernur Jawa Barat sekarang Ahmad Heryawan (Aher) dan Gubernur Jakarta mendadak dilemparkan PKS.


Anies sendiri memang baru saja menduduki jabatan Gubernur Jakarta usai menang Pilkada DKI 2017. Nama Anies juga dibahas sebagai calon wakil presiden pasangan Prabowo dari Gerindra.


Namun, melihat manuver PKS, tampaknya kemesraan Gerindra dan PKS ini sedikit goyah. Ini juga menunjukkan bahwa koalisi masih saling menunggu.


Di luar Gerindra-PKS, Koalisi Umat Madani yang dimotori Letnan Jenderal (purn.) Syarwan Hamid menyorongkan nama Amien Rais sebagai nama calon presiden. Amien sendiri pernah menjadi capres pada Pilpres 2004 dan kalah di putaran pertama. Lagi-lagi, nama ini juga minim dukungan dari koalisi partai.


Terakhir adalah manuver Partai Demokrat yang membujuk Jusuf Kalla untuk berpasangan dengan anak sulung Susilo Bambang Yudhoyono. Belum ada prospek untuk pasangan ini karena Demokrat butuh berkoalisi dengan partai lain untuk pasangan JK-AHY. Sementara, slot koalisi tersisa tinggal dengan PAN.


Soal Pasangan Calon Presiden, Koalisi Penantang Masih Terpecah

Menurut Johny G. Plate, Sekretaris Partai NasDem, munculnya nama-nama pasangan calon presiden yang diusung partai di luar pemerintahan ini merupakan bukti bahwa partai oposisi belum jelas menentukan sikap. Ini artinya pula, partai oposisi masih belum seiya dan sekata.

“Kami harapkan koalisi sebelah segera terbentuk. Supaya bisa tunjuk capres-cawapresnya dan tampilkan program-programnya,” katanya.

Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus, kondisi belum jelasnya partai penantang ini bukan tanpa sebab. Prabowo masih belum bisa meyakinkan partai pendukung di lingkaran koalisinya, termasuk PKS.

“Jangankan mencari wakil, meyakinkan parpol pendukung saja belum bisa. Ini pekerjaan rumah yang berat yang harus dilakukan Prabowo,” ujar Karus.

Perlu diketahui, untuk bisa mengusung pasangan capres dan cawapres pada Pilpres 2019, partai politik atau gabungannya harus punya minimal 20% kursi di DPR (setara minimal 112 kursi) atau 25% suara sah nasional pada Pemilu 2014.

Sebenarnya koalisi Gerindra dengan PKS akan membuat jalan Prabowo untuk menjadi capres mulus. Gerindra punya 73 kursi di DPR (13%), sementara PKS 40 kursi (7,1%), sehingga total meraih 20,1% kursi dan berhak mengajukan capres.

Namun sekali lagi, partai-partai koalisi penantang masih belum sepakat untuk kembali berkoalisi untuk menentukan pasangan calon presiden di Pilpres 2019.

Sumber

0
2.2K
40
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan