- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kapten KMP Sumut II Dony Silalahi di Ujung Tanduk


TS
ruko.berita
Kapten KMP Sumut II Dony Silalahi di Ujung Tanduk

Dony Silalahi kapten kapal feri penyeberangan di Danau Toba
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumut memanggil nakhoda KMP Sumut II Dony Silalahi untuk menjelaskan video viral dirinya mengabaikan korban KM Sinar Bangun yang berjuang hidup dan mati setelah kapal mereka karam.
Doni hadir bersama Humas KMP Sumut, Marhan Simbolon dalam rapat dengar pendapat Senin (2/6/2018) yang dihadiri Dinas Pariwisata Provinsi Sumut, Dinas Perhubungan Provinsi Sumut, Pemerintah Daerah Sumut melalui Sekda Hj Sabrina serta Polda Sumut.
Sedangkan anggota dewan berasal dari lintas komisi yakni Komisi A, B, dan E.
Dony menjelaskan kronologi kejadian video viral di dunia maya yang berdurasi 10 menit itu.
Ia menjelaskan, pada saat kejadian dirinya yang menakhodai KMP Sumut II dari Pelabuhan Simanindo menuju Tigaras.
Sebelumnya Anak Buah Kapal (ABK) telah mengatakan kepadanya ada kapal terbalik di tengah.
"Anak buah saya mengatakan ada kapal terbalik di tengah, dia datang langsung ke ruangan kemudi. Kemudian setelah itu saya melihat dari teropong ternyata benar ada kapal terbalik," ucap Dony saat memberikan penjelasan ketika Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama dewan dan Pemrintah Provinsi Sumut, di gedung dewan, Jalan Imam Bonjol, Kota Medan, Senin (2/7/2018).
Setelah itu, dirinya langsung menggeser tuas gas melaju lebih kencang, untuk menyelamatkan para penumpang kapal kayu tersebut.
Sebelum menuju lokasi terbaliknya KM Sinar Bangun, ia mengatakan telah memberikan informasi melalui radio yang ada di KMP Sumut II, kepada KMP Sumut I dan petugas di daratan.



"Aku langsung tancap gas, untuk menolong mereka, kami dari Simanindo ke Tigaras, sebelum sampai saya langsung menkontek kapal KMP Sumut I dan petugas di daratan, untuk memberitaukan bahwa ada kapal kayu terbalik di tengah Danau Toba," ucapnya dengan wajah yang terlihat murung.
Sesudah sampainya KMP Sumut II yang dinakhodai oleh Doni Silalahi, ia langsung memberikan pertolongan pertama dengan memberikan beberapa pelampung.
Sambungnya, lantaran keadaan cuaca sedang tidak baik pada saat itu membuatnya harus menunggu bantuan datang.
"Pada saat itu ombaknya besar memang, angin pun kencang, tapi pas sampai di tengah, kami melemparkan semua pelampung untuk menyelamatkan mereka. Sambil menunggu bantuan datang, kapal kami pun hampir terbalik gara-gara anginnya kencang," ucapnya.
Baca: Silakan Cek di Sini Sudah Mulai Pencairan Gaji ke-13 Bagi PNS, Polri, TNI, dan Pensiunan
Baca: Artis Atiqah Hasiholan dan Rio Dewanto Jadi Sasaran Netizen saat Ratna Sarumpaet Bikin Ribut
Baca: Inilah Penyebab Fatmawati Pilih Minggat dari Istana, Usai Presiden Soekarno Lakukan Hal Ini. . . !
Pertolongan pertama yang ia berikan adalah melempar pelampung kepada penumpang yang KM Sinar Bangun yang terombang-ambing di tengah danau. Namun, beredar bahwa video yang menunjukan ia sengaja meninggalkan korban langsung dibantah.
"Saya tidak meninggalkan mereka bang, saya sudag berperan penuh dan semaksimal kami, kami lempar semua pelampung untuk menolong, tapi videonya itu salah," ucapnya.
Dengan keadaan cuaca yang tidak bersahabat pada saat kejadian terbaliknya kapal motor (KM) Sinar Bangun, membuat ia menunggu beberapa saat sampai bantuan datang.
"Saya mempertahankan pertolongan itu, sampai kapal yang ada di pelabuhan untuk membantu, waktu itu kapal kayu Cinta Damai yang datang untuk membantu, lalu kemudia KMP Sumut I," ujar pria yang mengenakan kemeja putih tersebut.
Sempat bertahan, sampai datang kapal kayu Cinta Damai, ia masih mempertahankan posisinya sampai KMP Sumut I tiba di lokasi. Ia juga mengatakan pada saat bersamaan dirinya juga sedang membawa puluhan kendaraan dan penumpang.
"Setelah datang KMP Sumut I baru kami pergi, sekitar 15 menit lah waktu untuk sampai dari pelabuhan Simanindo ke lokasi kejadian. Saya juga sedang bawa penumpang ada 13 kendaraan dan sekitar lebih dari 40 manusia," ucapnya
Lalu dirinya memerintahkan para anak buah untuk membuang semua pelampung yang ada, masalah juga timbul dikarenakan kapal KMP Sumut II juga hampir terbalik karena angin yang kencang dan ombak besar.
"Kami juga hampir terbalik, namun setelah KMP Sumut I tiba saya langsung meninggalkan lokasi untuk mengantarkan penumpang kami agar tidak bertambah masalah. Jadi bukan saya sengaja meninggalkan mereka," ucapnya dengan suara yang terbata-bata.

Nakhoda KMP Sumut II, Kapten Doni Silalahi hadir langsung saat RDP Komisi A dengan Pemerintah Sumut di Gedung DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol, Kota Medan, Senin (2/7/2018). (Nakhoda KMP Sumut II, Kapten Doni Silalahi)
Sempat bertahan untuk menolong korban, dari dalam kapal KMP Sumut II juga dihebohkan, di mana hampir seluruh penumpang histeris bahkan ada yang pingsan.
"Kami juga mengalami kendala, hampir setengah penumpang histeris, berteriak-teriak. Ada seorang Ibu menjumpai aku di ruangan dibilang, anaknya sudah pingsan," katanya.
Setelah keadaan semakin runyam, dirinya lantas menggeser tuas dengan kecepatan tinggi untuk mengantarkan penumpang yang di bawak dari Pelabuhan Simanindo ke Tigaras.
"Saya langsung tancap gas bang menuju Tigaras, tapi sebelum saya pergi sudah tiba di lokasi kejadian kapal kayu Cinta Damai dan KMP Sumut I untuk membantu," ucapnya.
Doni begegas langsung menuju Pelabuhan Tigaras untuk menurunkan penumpang dan kendaraan yang ia bawa dari Simanindo. Ia juga langsung berangkat untuk membantu para korban dengan berangkat secepatnya untuk tiba di lokasi kejadian.
"Saya langsung bongkar semua penumpang, langsung tancap gas menolong. Itu dia bang, kendalanya saat itu cuaca sangat buruk, butuh waktu 15 menit untuk sampai di lokasi kejadian," ucapnya.
Marhan Simbolon Humas kapal fery KMP Sumut, yang juga hadir menemani Dony Silalahi mengatakan, setelah beredar video yang mengatasnamakan kapten kapalnya yang tidak bertanggungjawab, keluarga Doni menerima tekanan mental cukup berat.
"Jadi begini ya bang, bukan kami meninggalkan mereka, tapi karena cuaca tidak bagus saat itu, Kapten Doni ini juga sudah memberitaukan kepada kapal lain dengan radio bahkan juga petugas yang ada di daratan. Jadi bukan dia meninggalkan, video yang beredar itu telah membuat tekanan mental berat bagi keluarga Dony," ucap Marhan.
Pada saat itu kecepatan angin berada di posisi 12 knot sehingga membuat apa yang melintas di tengah danau menjadi terombang-ambing. Sambungnya kecepatan KMP ini hanya 10 knot, membuat susah untuk melemparkan barang, pasti akan melayang.
"Lihatlah dalam video itu, ada kami melempar pelampung, tapi apa nyatanya terbang pelampungnya ke mana-mana, karena anginnya kencang bang, saya ini diberi tau oleh BMKG," ucapnya.
"Jadi bukan kami tidak menolong bang, semua butuh proses, tidak bisa juga kami terlalu lama berada di tengah, kapal kami juga bisa terbalik, angin dan ombak yang dahsyat," ucapnya lagi.
Dirinya melalui kapal fery KMP Sumut yang berlayar di Danau Toba, memohon maaf untuk semua yang terjadi menimpa KM Sinar Bangun.
"Kami semua memohon maaf tidak bisa berbuat lebih, sudah semaksimal kami sudah melakukan perbuatan baik untuk menolong kapal kayu tersebut," ujarnya
Ia juga menjelaskan, untuk masalah tidak menurunkan kapal kecil (sekoci) yang dimiliki KMP Sumut II, akan menambah masalah lebih lagi, karena perahu kecil ini bisa terbalik juga.
"Sekoci kami bisa kok bang, tidak ada masalah, tapi dengan keadaan seperti itu, sekocinya pun bisa terbalik juga. Butuh waktu lebih untuk menurunkan sebuah perahu kecil itu, makanya Kapten Doni langsung memberikan pertolongan pertama membuang jaket pelampung," ucapnya.
Berkat upaya yang dilakukan oleh Doni Silalahi selaku nakhoda KMP Sumut II yang telah membuag jaket pelampung kepada korban yang mengapung di tengah danau.
Sambung Marhan setidaknya kami telah berhasil menyelamatkan beberapa nyawa untuk naik ke kapal kayu Cinta Damai.
"Kami sudah menolong, berkat upaya kami, puluhan nyawa telah berhasil naik ke kapal kayu Cinta Damai," ucapnya.
"Kita meminta pencarian korban ditambah sampai dua minggu lah, kan kasihan mereka (keluarga) masih menunggu keberadaan keluarganya yang hilang," ucap Nazer kepada Tribun-Medan.com setelah RDP dengan pemerintah Provinsi Sumut.

Namun klarifikasi yang disampaikan Doni tidak mengubah keputusan DPRD Sumut meminta polisi menyelidiki dugaan kelalaian yang dilakukan nakhoda KMP Sumut II.
Ketua Komisi A Nazer Djoeli, meminta kepada pihak kepolisian untuk segera melakukan penyelidikan kepada Doni yang saat itu melintas dekat dengan karamnya Sinar Bangun.
"Kami juga minta kepada Kepolisian untuk segera melakukan penyelidikan, kenapa Nahkoda KMP II itu meninggalkan korban yang terlihat mengapung di perairan Danau Toba," ucapnya.
"Kami sekali lagi menegaskan kepada pihak berwajib untuk segera melakukan penyelidikan terhadap Nahkoda KMP II yang diduga sengaja membiarkan penumpang KM Sinar Bangun mengapung di Danau Toba," ucapnya.
Dalam peraturan yang telah ditetapkan nomor 17 tahun 2008 pasal 224, Nahkoda harus mampu memberikan pertolongan dan kemanan kepada penumpang yang ada di perairan.
Senada Menteri Koodinator (Menko) Maritim Luhut Binsar Pandjaitan berkunjung ke Posko Tim Pencarian KM Sinar Bangun di Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Senin (2/7/2018),
Luhut menyampaikan nakhoda tersebut juga harus diperiksa Polisi. Termasuk sertifikatnya sehingga tidak dapat mengambil tindakan ketika terjadi emergency.
"Sekarang itu lagi diteliti polisi. Banyak sekali masalah kalau dicari," ujarnya.
Sejumlah netizen melontarkan kegeramannya pada Doni setelah video yang direkam dari KMP Sumut II saat mendekati para korban KM Sinar Bangun viral.
Bahkan pengacara kondang Hotman Paris sempat mengunggah kegeramannya pada Doni, yang menyebutnya biadab.
Tak kurang kesaksian korban selamat, Jesika Elpri mengungkapkan kekecewaan atas sikap Doni, yang terkesan membiarkan mereka tenggelam.
"Saat kami tenggelam ada kapal feri (KMP Sumut 2) memang yang lewat. Tapi, mereka hanya sebentar. Hanya tiga orang yang diselamatkan lalu pergi," katanya di Dermaga Tigaras, Kabupaten Simalungun, Minggu (24/6/2018).
"Ada diselamatkan tiga orang. Masih banyak yang minta tolong. Yang diselamatkan tiga orang lalu pergi. Lalu balik lagi dan enggak ada lagi yang selamat," pungkasnya.
Jesika pergi bersama lima temannya Jamuda Ainaga, Roni Siadari, Herman Turnip, Selma Sinaga, dan Atur Sinaga.
Namun dua temannya Selma Sinaga dan Atur Sinaga dinyatakan hilang.
Hari ini, Selasa (3/7/2018), pencarian korban KM Sinar Bangun resmi dihentikan. Tercatat 164 orang dinyatakan hilang.
Pansus Perda
Dalam rapat dengar pendapat ini, RPRD dan Pemprov Sumut membahas pembuatan Perda baru. Ketua Komisi A Nezar Djoeli mengatakan, setelah rapat ini digelar akan membahas lebih lanjut pembuatan Peraturan Daerah baru.
"Kami harapkan untuk semua pemerintah agar bisa memberikan solusinya pada rapat ini, karena setelah rapat ini ke depannya kami akan membuat Panitia Khusus (Pansus) untuk membuat peraturan daerah tentang keamanan dan kenyaman para wisatawan yang datang ke Danau Toba," ucapnya.
Ia berharap agar kejadian tidak terulang kembali pada waktu mendatang, untuk itu para dewan akan segera merumuskan dan membentuk tim pengawas segera membuat peraturan daerah.
"Secepatnya kami akan membentuk Pansus terkait keamanan dan kenyamanan, semua ini dilakukan untuk menjaga citra baik Danau Toba, dan berharap agar waisatawan mau kembali datang ke danau tersebut," ucapnya.
Ada tujuh pelabuhan kecil atau pun besar yang tersebar disetiap Kabupate/Kota sekitaran Danau Toba. Untuk itu Naze, sapaan akrabnya, meminta kepada Pemerintah melalui Pemkab di sekitaran danau untuk mengedepankan keselamatan dari pada keuntungan semata.
"Seluruh pemkan untuk bekerja lebih lah, buat ditiap-tiap pelabuhan orang untuk menjaga sebagai tim keselamatan dari pada wisata yang datang, jangan hanya menilai dari segi keuntungan atau pendapatan daerah saja," ucapnya.
Sementara itu, ia berharap agar para wisatawan yang mau kembali datang setelah kejadian karamnya kapal di Danau Toba.
Wadir Krimnun Polda Sumut Andry Setiawan yang ditunjuk sebagai pihak yang akan melakukan penyidikan terkait tenggelamnya KM Sinar Bangun. Ia mengatakan pihak kepolisian akan terus melalukan penyidikan.
"Kami akan terus melakukan penyelidikan terkait tenggelamnya kapal di Danau Toba," ucapnya.
Sebelumnya, ia adalah Kapolres Kabupaten Samosir yang tau segala bentuk kelalaian yang ada di sekitaran Danau Toba. Ia mengatakan, pihak Dinas Perhubungan banyak melakukan kelalaian, mereka mementingkan pribadinya saja.
"Saya sudah 2 tahun di sana sebagai Kapolres, makanya saya paham betul bagaimana watak orang dan petugas di sana. Mereka hanya memanfaatkan semua untuk mencari keuntungan tidak untuk kepentingan keselamatan," ucap Wadir Krimnun Polda Sumut.
Andry Setiawan menilai, seluruh petugas baik itu bekerja di Pemerintahan dan masyarakat, tidak menjalankan peran sesuai dengan Standart Operasional Prosuder (SOP).
Ia akan berusaha terus berusaha mengungkap fakta terkait kejadian karamnya kapal dan kelalaian petugas.
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melalui Sekretaris Daerah Hj Sabrina menerima dengan baik penyampaian oleh Ketua Komisi A Nazer Djoeli. Ia mengatakan, pemerintah akam mendukung penuh upaya oleh Dewan dan akan membawa ini ke R-APBD Sumut tentang keamanan dan kenyamanan.
"Kami akan menerima dengan baik penyampaian anggota dewan dan akan membahanya di R-APBD tentang keamanan dan kenyamanan pariwisata di Sumut," ucap Hj Sabrina.
http://medan.tribunnews.com/2018/07/...sumut?page=all
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kapten kapal yang karam loncat duluan selamatin nyawa sendiri, dan kapten kapal yang lewat, juga tidak menolong korban penumpang yang terapung

beginilah tabiat putera daerah sumut, sungguh jantan

Petisi Nahkoda Tembak
#SABERPUNGLISUMUTHOAX
1
3.1K
30


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan