- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Fenomena Tik-Tok: Salah, Benar, atau Berbeda?


TS
sidays
Fenomena Tik-Tok: Salah, Benar, atau Berbeda?

1. LATAR BELAKANG
Quote:
1.1 Izin Berpendapat
Kayaknya terakhir kali ane bikin thread untuk beropini tentang fenomena viral itu waktu perdebatan warna baju putih emas atau hitam biru.
Tapi kali ini ane juga mau memberikan sekeping/dua keping pendapat ane dalam fenomena yang sedang rame bikin orang-orang gemes: Selebriti Tik Tok.
Quote:
1.2 Apa itu Tik Tok?
Bagi yang belum tau, Tik Tok adalah aplikasi yang memudahkan penggunanya untuk membuat video klip pendek dengan menggunakan kamera handphone. Aplikasi ini memfasilitasi pengguna dengan kemudahan mengedit video dan menambah musik. Aplikasi serupa bernamaMusical.ly sempat juga mengalami popularitas pada sekitar tahun 2016, dan masih cukup populer sekarang di negara barat sementara Tik Tok lebih dominan di timur.
n. b. di Wikipedia artikelnya Tik Tok gini:

Spoiler for Wikipedia Tik Tok:
Quote:
1.3 Popularitas dan Kontroversi
Waktu terus berjalan dan beberapa pengguna mulai menemukan ketenaran melalui aplikasi Tik Tok. Hal ini bisa jadi karena kemampuan mereka dalam membuat video yang menarik, atau rupa fisik mereka yang dianggap menarik oleh penggemarnya.
"Selebriti Tik Tok"ini didominasi oleh kalangan yang relatif muda, kisaran 13 tahun ke-bawah. Hal ini memicu kegeraman sekelompok orang karena mereka berpendapat bahwa tidak sepantasnya ketenaran dapat diraih semudah menggunakan aplikasi dan merekam video pendek yang secara kualitas yang relatif rendah. Apalagi mengingat video tersebut menampilkan anak kecil yang sudah berlagak dewasa.
Kekesalan kelompok oposisi di sini semakin membara ketika selebriti Tik Tok mulai mengadakan meet and greet (event dimana penggemar dapat bertemu dan berfoto dengan idolanya. Praktik meet and greet adalah hal yang cukup umum dikalangan fandom. Tapi tarif yang relatif tinggi membuat orang-orang yang sedari awal menbenci konsep "selebriti Tik Tok" menjadi semakin muak terhadap mereka yang menggunakan dan menggemari video Tik Tok.
2. OPINI MENGENAI SELEBRITI TIK TOK
Quote:
2.1 Poin Kontroversi
Jika dikerucutkan, mungkin faktor-faktor yang membuat selebriti Tik Tok banyak tidak disukai adalah (list tidak diurutkan menurut kriteria tertentu):
1. Naik daun tanpa jerih payah
2. Selebriti dan penggemar masih sangat muda
3. Harga dan kualitas produk tidak sebanding
Quote:
2.2 Opini Penulis mengenai Poin Kontroversi
Quote:
2.2.1 Naik daun tanpa jerih payah
Adalah hal yang menyakitkan ketika kita berusaha keras mengejar mimpi dan kesuksesan, namun melihat orang lain yang usahanya lebih kecil dari kita dengan mudahnya meraih pamor dan penggemar. Ini adalah konsep yang tidaklah adil, namun ini juga merupakan konsep yang selalu terjadi dalam kehidupan kita. Jika dulu kesuksesan yang diraih dengan mudah disokong oleh rupa, tahta, atau harta, kini kesuksesan tersebut juga dibantu oleh media sosial.
Dari Kim Kardashianyang namanya melonjak tinggi karena video skandalnya bocor, sampai fenomena lip sync yang sempat marak di Indonesia. 2 contoh itu adalah bukti bahwa kita tidak selalu membutuhkan ide dan kemampuan yang kompleks untuk meraih ketenaran di media massa. Karena di dunia media semua orang dapat melihat mu, kamu tinggal memperlihatkan diri. Jika kamu dapat menemukan sebuah demografi yang menyukai konten se-simpel apapun yang kamu buat, kamu bisa mengembangkan eksistensi mu dan meraih ketenaran.
Apakah ini merupakan konsep yang bodoh dan menyedihkan? bisa jadi. Tapi ini adalah konsep yang sangat nyata.
"Jerih payah" itu sendiri-pun menjadi konsep yang kabur seiring kita menuju zaman yang penuh dengan sorotan media dan dunia hiburan. Main game di Twitch atau YouTube, vlogging, atau membuat video lawakan di Instagram adalah hal yang semakin lama semakin dominan di dunia entertainment Indonesia. Namun "pekerjaan" tersebut merupakan omong kosong dan tanpa jerih payah di mata generasi tua yang berorientasi pada sains dan industri.
Kenyataan kedua muncul: karena orang-orang menaruh value yang berbeda terhadap produk yang berbeda, upah tidak sebanding dengan jerih payah. YouTuber lebih kaya daripada dokter, komedian memiliki rumah yang lebih mewah dari insinyur.
Adalah hal yang menyakitkan ketika kita berusaha keras mengejar mimpi dan kesuksesan, namun melihat orang lain yang usahanya lebih kecil dari kita dengan mudahnya meraih pamor dan penggemar. Ini adalah konsep yang tidaklah adil, namun ini juga merupakan konsep yang selalu terjadi dalam kehidupan kita. Jika dulu kesuksesan yang diraih dengan mudah disokong oleh rupa, tahta, atau harta, kini kesuksesan tersebut juga dibantu oleh media sosial.
Dari Kim Kardashianyang namanya melonjak tinggi karena video skandalnya bocor, sampai fenomena lip sync yang sempat marak di Indonesia. 2 contoh itu adalah bukti bahwa kita tidak selalu membutuhkan ide dan kemampuan yang kompleks untuk meraih ketenaran di media massa. Karena di dunia media semua orang dapat melihat mu, kamu tinggal memperlihatkan diri. Jika kamu dapat menemukan sebuah demografi yang menyukai konten se-simpel apapun yang kamu buat, kamu bisa mengembangkan eksistensi mu dan meraih ketenaran.
Apakah ini merupakan konsep yang bodoh dan menyedihkan? bisa jadi. Tapi ini adalah konsep yang sangat nyata.
"Jerih payah" itu sendiri-pun menjadi konsep yang kabur seiring kita menuju zaman yang penuh dengan sorotan media dan dunia hiburan. Main game di Twitch atau YouTube, vlogging, atau membuat video lawakan di Instagram adalah hal yang semakin lama semakin dominan di dunia entertainment Indonesia. Namun "pekerjaan" tersebut merupakan omong kosong dan tanpa jerih payah di mata generasi tua yang berorientasi pada sains dan industri.
Kenyataan kedua muncul: karena orang-orang menaruh value yang berbeda terhadap produk yang berbeda, upah tidak sebanding dengan jerih payah. YouTuber lebih kaya daripada dokter, komedian memiliki rumah yang lebih mewah dari insinyur.
Quote:
2.2.2 Selebriti dan penggemar masih sangat muda
Setiap generasi memiliki kondisi ideal mereka masing-masing. Generasi kita lebih baik dari pendahulu maupun penerus kita. Dalam konteks ini, kita melihat generasi muda adalah generasi yang seharusnya giat belajar dan bukan mencari ketenaran di media sosial. Ane pribadi setuju dengan ide tersebut karena dunia ini (bukan hanya Indonesia) masih kekurangan orang pintar yang mampu dan mau membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya lewat sains. Tapi, apakah ane berada di posisi yang benar?
Kalau menurut ane, ane benar. Menurut ente, ente benar. Dan menurut pengguna Tik Tok, mereka benar.Ketidak-pastian pun muncul, karena jika semua orang merasa "benar", lantas siapa yang benar?
Mungkin secara faktual pihak satu memang benar dan yang lain salah. Mungkin kedua pihak benar. Mungkin juga kedua pihak salah. Tapi nyatanya, hal yang "benar" adalah hal yang kita percaya sebagai "benar". Fakta pun menjadi hal yang bisa dipandang dari berbagai sisi sehingga dapat mendukung opini kita jika dilihat di satu sisi, dan menentang jika dilihat di sisi lain. Ketidak-pastian pun berlanjut.
Setiap generasi memiliki kondisi ideal mereka masing-masing. Generasi kita lebih baik dari pendahulu maupun penerus kita. Dalam konteks ini, kita melihat generasi muda adalah generasi yang seharusnya giat belajar dan bukan mencari ketenaran di media sosial. Ane pribadi setuju dengan ide tersebut karena dunia ini (bukan hanya Indonesia) masih kekurangan orang pintar yang mampu dan mau membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya lewat sains. Tapi, apakah ane berada di posisi yang benar?
Kalau menurut ane, ane benar. Menurut ente, ente benar. Dan menurut pengguna Tik Tok, mereka benar.Ketidak-pastian pun muncul, karena jika semua orang merasa "benar", lantas siapa yang benar?
Mungkin secara faktual pihak satu memang benar dan yang lain salah. Mungkin kedua pihak benar. Mungkin juga kedua pihak salah. Tapi nyatanya, hal yang "benar" adalah hal yang kita percaya sebagai "benar". Fakta pun menjadi hal yang bisa dipandang dari berbagai sisi sehingga dapat mendukung opini kita jika dilihat di satu sisi, dan menentang jika dilihat di sisi lain. Ketidak-pastian pun berlanjut.
Quote:
2.2.3 Harga dan kualitas produk tidak sebanding
Anggaplah selebriti Tik Tok memang mengeluarkan produk (video) yang tidak berkualitas. Jika memang demikian, bagaimana mereka bisa mendapatkan view ribuan? bagaimana bisa orang-orang sampai rela mengeluarkan uang untuk bertemu mereka?
Jawabannya adalah karena mereka berhasil mendapatkan market yang sesuai.Kembali ke salah satu poin di 2.2.1, tidak peduli se-simpel apapun produkmu, serendah apapun kualitasnya, jika memang ada market yang menyukai produk itu, kamu tetap bisa menjualnya.
Lukisan di atas laku seharga $48,800,000. Ane pribadi nggak rela bayar Rp100,000 buat lukisan itu. Ini berarti ane bukan bagian dari market yang diraih oleh si pelukis.
Fakta ini membuat market menjadi faktor yang lebih penting daripada kualitas. Produk kualitas tinggi pun jika tidak ada yang ingin membayar tidak akan laku.
Ini berarti kita juga sah-sah saja tidak menyukai video merekakarena kita memang bukan bagian dari market mereka.
Anggaplah selebriti Tik Tok memang mengeluarkan produk (video) yang tidak berkualitas. Jika memang demikian, bagaimana mereka bisa mendapatkan view ribuan? bagaimana bisa orang-orang sampai rela mengeluarkan uang untuk bertemu mereka?
Jawabannya adalah karena mereka berhasil mendapatkan market yang sesuai.Kembali ke salah satu poin di 2.2.1, tidak peduli se-simpel apapun produkmu, serendah apapun kualitasnya, jika memang ada market yang menyukai produk itu, kamu tetap bisa menjualnya.
Spoiler for spoiler:

Lukisan di atas laku seharga $48,800,000. Ane pribadi nggak rela bayar Rp100,000 buat lukisan itu. Ini berarti ane bukan bagian dari market yang diraih oleh si pelukis.
Fakta ini membuat market menjadi faktor yang lebih penting daripada kualitas. Produk kualitas tinggi pun jika tidak ada yang ingin membayar tidak akan laku.
Ini berarti kita juga sah-sah saja tidak menyukai video merekakarena kita memang bukan bagian dari market mereka.
3. KESIMPULAN DAN SARAN
Quote:
3.1 Kesimpulan
Tidak hanya di Indonesia, berkembangnya internet dan media sosial membuat 15-minutes of fame menjadi hal yang mudah diraih. Opsi karir semakin besar, dan apa yang dinilai tinggi orang dulu bisa jadi berbeda dengan apa yang dinilai tinggi oleh orang besok.
Tidak hanya Tik Tok, banyak website dan aplikasi yang memudahkan kita untuk mendapatkan ketenaran di dunia maya seperti YouTube, Instagram, Twitch, bahkan Kaskus. Dan keteranan dan pengaruh itu bahkan bisa berlanjut ke dunia nyata.
Tinggal kita bisa memilih: kita bisa mengejar kesuksesan lewat jalur pendidikan dan pekerjaan konvensional, atau kita mau menyemplung ke dunia entertainment. Semua ada market nya masing-masing.
Menurut ane, di sini tidak ada jawaban yang salah atau benar. Hanya jawaban yang berbeda.
Tidak hanya di Indonesia, berkembangnya internet dan media sosial membuat 15-minutes of fame menjadi hal yang mudah diraih. Opsi karir semakin besar, dan apa yang dinilai tinggi orang dulu bisa jadi berbeda dengan apa yang dinilai tinggi oleh orang besok.
Tidak hanya Tik Tok, banyak website dan aplikasi yang memudahkan kita untuk mendapatkan ketenaran di dunia maya seperti YouTube, Instagram, Twitch, bahkan Kaskus. Dan keteranan dan pengaruh itu bahkan bisa berlanjut ke dunia nyata.
Tinggal kita bisa memilih: kita bisa mengejar kesuksesan lewat jalur pendidikan dan pekerjaan konvensional, atau kita mau menyemplung ke dunia entertainment. Semua ada market nya masing-masing.
Menurut ane, di sini tidak ada jawaban yang salah atau benar. Hanya jawaban yang berbeda.
Quote:
3.2 Saran
Rasanya mudah untuk menyalahkan situasi, progress, dan perubahan. Tapi dalam menghadapi itu semua, kita punya pilihan untuk mengikuti atau mengubah.
Untuk kita yang menginkan perubahan, perlu usaha dari diri kita sendiri untuk benar-benar membuat pergerakan dan struktur yang dapat mengubah situasi sesuai keinginan kita. Jika kita hanya ingin menyalahkan dan terus menyalahkan, berarti kita belum melakukan apa-apa.
Untuk semerta-merta membenci suatu konsep dengan antusiasnya bisa membuat pandangan kelabu dan justru menimbulkan lebih banyak masalah. Ane harap kita semua bisa menyampaikan opini kita di dunia maya dengan saling menghargai posisi masing-masing.
Rasanya mudah untuk menyalahkan situasi, progress, dan perubahan. Tapi dalam menghadapi itu semua, kita punya pilihan untuk mengikuti atau mengubah.
Untuk kita yang menginkan perubahan, perlu usaha dari diri kita sendiri untuk benar-benar membuat pergerakan dan struktur yang dapat mengubah situasi sesuai keinginan kita. Jika kita hanya ingin menyalahkan dan terus menyalahkan, berarti kita belum melakukan apa-apa.
Untuk semerta-merta membenci suatu konsep dengan antusiasnya bisa membuat pandangan kelabu dan justru menimbulkan lebih banyak masalah. Ane harap kita semua bisa menyampaikan opini kita di dunia maya dengan saling menghargai posisi masing-masing.
PENUTUP
Quote:
Oke, kayaknya ane kebayakan bacot wkwkwk.
Sebenarnya yang ane utarain di sini bukan cuma untuk fenomena Tik Tok. Tapi juga untuk konflik politik dan sebagainya, tapi ane memanfaatkan fenomena Tik Tok ini karena topiknya lebih aman.
Pada akhirnya ini semua cuma pendapat ane, dan kalo ente nggak langsung scroll ke bawah, ane harap ente paham kalau pada akhirnya kita boleh menolak atau menerima pandangan masing-masing.
Mungkin segini aja dari ane, besok-besok ane balik lagi bikin thread yang bahasannya lebih asik. Soalnya nulis hal yang serius juga nggak seru
Sebenarnya yang ane utarain di sini bukan cuma untuk fenomena Tik Tok. Tapi juga untuk konflik politik dan sebagainya, tapi ane memanfaatkan fenomena Tik Tok ini karena topiknya lebih aman.
Pada akhirnya ini semua cuma pendapat ane, dan kalo ente nggak langsung scroll ke bawah, ane harap ente paham kalau pada akhirnya kita boleh menolak atau menerima pandangan masing-masing.
Mungkin segini aja dari ane, besok-besok ane balik lagi bikin thread yang bahasannya lebih asik. Soalnya nulis hal yang serius juga nggak seru

Diubah oleh sidays 04-07-2018 21:57
0
14K
Kutip
132
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan