Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rinaldikarzaAvatar border
TS
rinaldikarza
Bikin Ribut di Danau Toba, Ratna Sarumpaet Tak Hargai Keluarga Korban
Bikin Ribut di Danau Toba, Ratna Sarumpaet Tak Hargai Keluarga Korban
Ratna Sarumpaet bikin eributan di lokasi posko pencarian korban KM Sinar Bangun(ist)


Jakarta – Keributan yang dibuat Ratna Sarumpaet di Posko Pencarian KM Sinar Bangun, Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Senin (2/7/2018) kemarin dinilai sebagai bentuk provokasi terhadap keluarga korban KM Sinar Bangun.

Ratna Sarumpaet yang selalu mengkritisi pemerintah ini, tanpa ada tujuan yang jelas tiba-tiba datang ke lokasi tepi Danau Toba yang menjadi titik kumpul aktivitas pencarian korban KM Sinar Bangun itu. Saat itu Ratna marah-marah dan sempat beradu mulut dengan Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan terkait penghentian pencarian korban KM Sinar Bangun.


Terkait hal ini Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin ikut angkat bicara, menurutnya kehadiran Ratna Sarumpaet telah memprovokasi keluarga korban.

“Sebetulnya Mbak Ratna itu datang di ujung akhir pencarian korban. Jadi wajar kalau dia tidak banyak tahu dan terkesan memprovokasi keluarga korban,” ucap Ngabalin seperti dikutip dari Detik.com, Selasa (3/7/2018).

Selain itu ia menilai tingkah laku Ratna sangat tidak tepat di saat keluarga korban tengah kesedihan, malah membuat keruh kondisi yang ada. Apalagi Ratna sering mengkritik pemerintah tanpa bukti atau alasan yang kuat. Bahkan tak jarang kritikannya itu cenderung fitnah. “Menurut saya tidak boleh ada yang main di air keruh. Tidak boleh, siapapun itu,” tegas Ngabalin.

Ratna Sarumpaet Lebih Baik Beri Semangat

Ngabalin pun mengingatkan agar Ratna lebih baik memberi semangat dan dukungan untuk keluarga korban daripada memprovokasi. Kelakuan Ratna yang tak elok seperti di Jakarta itu, menurutnya jangan dibawa ke Danau Toba ditengah suasana duka ini. “Sudahlah, jangan bawa gaya dan tingkah laku Jakarta ke wilayah korban. Tolonglah. Kasihan nanti. Itu kan orang berduka,” pungkas Ngabalin.

Selanjutnya Ngabalin pun menjelaskan kronologis dibalik keputusan penghentian korban KM Sinar Bangun itu berawal dari perundingan antara pihak pemerintah dan keluarga korban pada hari ke-13 pencarian atau Sabtu (30/6/2018) lalu.

Ia mengatakan saat itu Bupati Simalungun memimpin rapat bersama para pemangku kepentingan dan keluarga korban. Bupati lantas menawarkan dua tawaran kepada pihak keluarga korban. Tawaran pertama adalah meneruskan pencarian dengan segala risikonya. Adapun proses pencarian dan evakuasi korban ditawarkan menggunakan alat pukat harimau.

“Konsekuensinya terhadap kondisi korban yang sekitar 14 hari tenggelam itu sangat mungkin ketika dilakukan pengangkatan ke darat, kondisi korban tidak utuh dan rusak. Risiko bagi petugas evakuasi adalah sangat membahayakan bagi keselamatan petugas,” tutur Ngabalin.

Sedangkan tawaran kedua, proses pencarian korban KM Sinar Bangun dihentikan. Opsi kedua inilah yang diterima pihak keluarga. Acara tabur bunga bersama kemudian dilakukan. “Meskipun ada satu-dua keluarga yang tetap berharap dilakukan pencarian korban, maka Basarnas, Kemenhub, dan pemerintah mengambil keputusan bahwa pencarian tetap dilakukan di sekitar Danau Toba kalau kalau ada korban terapung di permukaan,” tandas Ngabalin.

Sumber
0
2.2K
28
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan