- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Penolakan LGBT di Sumatera Barat Hanya 'Omdo', Faktanya Masyarakat Menerima Kami


TS
mmo933
Penolakan LGBT di Sumatera Barat Hanya 'Omdo', Faktanya Masyarakat Menerima Kami
Quote:
_crop_345x175.jpeg?w=630&q=90)
PADANG, HARIANHALUAN.COM-Saat ini, para pelaku Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender (LGBT) di Sumbar telah memiliki komunitas tersendiri, nama komunitas tersebut telah dikantongi haluan. Namun, "mereka" meminta agar komunitasnya dirahasiakan.
Tidak ada angka pasti berapa orang anggota LGBT yang bergabung dalam komunitas tersebut. Tapi dapat dipastikan jumlahnya lebih dari seratus orang.
Kepada Haluan, seorang pelaku Lelaki Seks Lelaki (LSL) yang tidak mau disebutkan identitasnya itu, mengungkap tentang apa yang dirasakan oknum LGBT yang ada di Sumbar.
Sebut saja namanya Boy (nama samaran) karena ia meminta identitasnya disamarkan.
Menurut Boy setiap kaum homoseksual pasti ingin berubah, tapi tidak tau mengadu kemana yang dapat dipercaya.
Ia berdalih, tuhan sudah mengizinkannya dan para pelaku lgbt seperti dirinya untuk jadi pelaku homoseksual.
"Takdir," ucapnya kepada Haluan, Kamis (21/6) di Padang.
Ia pun menganggap penolakan secara verbal dari Pemerintah Sumbar, hukum sosial dan hukum adat minang yang diperuntukkan bagi pelaku LGBT tidak berpengaruh sama sekali.
"Kalau omong doang, atau koar-koar di sosmed ga ngaruh. Karena penolakan nyata ndak pernah terjadi di Sumbar," ujar Boy.
"Memberantas LGBT dengan cara menolak itu sangat tidak tepat. Kalau orang bilang di sini (Sumbar) LGBT sangat ditolak, itu hanya omdo (omong doang). Nyatanya Sumbar ndak pernah tuh melakukan gerakan penolakan. Toleransi orang disini terhadap banci (bencong) pun sangat tinggi. So, sangat berkembang LGBT di sini, berkembangnya pun gampang," ujarnya dengan nada tinggi.
"Ada ndak gerakan penolakan LGBT di Padang? Ndak kan. Beda dengan di kota-kota besar, coba lihat di Jogja, Bandung, dan Jakarta, Ada? Banyak," katanya menambahkan.
"Di Sumbar cuma sebatas pas pidato saja, paling banter di baliho, habis itu kami ya tetap begini. Indonesia itu cuma ingin berantas tanpa mempelajari dulu. Jadinya ndak jelas efeknya. Dan ndak ada pengaruhnya pada keberadaan kami," tuturnya.(mg-yes)


bhagarvani memberi reputasi
2
7.3K
Kutip
84
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan