- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Tak Hanya Jabar, Jokowi Diprediksi Kian Sulit di Kandang Banteng


TS
agnezstrong
Tak Hanya Jabar, Jokowi Diprediksi Kian Sulit di Kandang Banteng

Quote:
Jakarta - Perolehan suara pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) di pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat, membuat pengurus Partai Gerindra semringah. Mereka yakin Prabowo Subianto akan memperoleh kemenangan di Bumi Pasundan saat Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden pada 2019.
"Kalau Pak Prabowo maju kami yakin suara makin besar khusus di Jawa Barat," kata Wakil Ketua Bidang Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan Gerindra Jabar Bucky Wikagoe.
Baca juga: Hitungan KPU Capai 95 Persen, Ridwan Kamil-Uu Tetap Juara
Pasangan ASYIK yang diusung Partai Gerindra dan PKS dalam hitung cepat infopemilu.kpu.go.id hingga pukul 18.45 WIB, Jumat (29/6/2018) mendapatkan 28.45% (5.906.216 suara) dari 95 persen total suara yang masuk.
Perolehan suara pasangan ASYIK ini di luar prediksi. Sebelum hari pencoblosan sejumlah lembaga survei meramal perolehan suara pasangan nomor urut 3 itu selalu di bawah 10 persen.
Hasil mengejutkan juga terjadi di Pilgub Jawa Tengah. Pasangan Sudirman Said - Ida Fauziah yang diramal mendapat suara di bawah 30 persen ternyata memperoleh 7.207.536 suara (41,20%). Data dikutip dari hasil hitung cepat KPU di wilayah Jawa Tengah hingga Jumat (29/6/2018), pukul 18.15 WIB dengan data masuk 99,23%.
Baca juga: Ini Respons Ganjar Saat Sudirman Sebut Pilgub Jateng Tak Fair
Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes mengatakan, hasil Pilgub di Jabar dan Jateng menunjukkan konsolidasi partai koalisi non pemerintahan yakni Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera dan PAN berjalan cukup baik. Kader partai-partai tersebut memiliki loyalitas yang tinggi untuk memilih kandidat yang diusung oleh elite mereka.
"Kita ambil contoh Gerindra PKS plus PAN, konsolidasi partai-partai non pemerintahan meski kalah tapi tingkat loyalitas kepada kandidat yang didukung partai itu cukup tinggi," kata Arya saat berbincang dengan detikcom, Senin (2/7/2018).
Hal itu berbeda dengan pemilih PDIP. Di Jawa Barat pemilih PDIP tak seluruhnya memberikan suara untuk pasangan Tb Hasanuddin-Anton Charliyan. Begitu juga di Jawa Tengah di mana PDIP mengusung Ganjar Pranowo-Taj Yasin.
"Pemilih PDIP switching. Di Jawa Barat switching ke Ridwan Kamil, di Jawa Tengah switching ke Sudirman," kata Arya.
Hasil Pilkada Jawa Tengah dan Jawa Barat, lanjut Arya, menyebabkan peta pertarungan Pilpres 2019 akan bergeser. Jika sebelumnya pertarungan Joko Widodo Vs Prabowo Subianto hanya ketat di Jawa Barat, kini juga akan terjadi di Jawa Tengah. Hal ini lantaran perolehan suara Ganjar Pranowo - Taj Yasin yang diusung PDIP tidak dominan. Padahal Jawa Tengah selama ini dikenal sebagai kandang banteng atau basis PDIP.
"Jokowi tak bisa melihat enteng calon penantang lain. Akan terjadi perubahan medan pertempuran, yang semula hanya di Jabar kini juga akan ketat di Jateng," papar Arya.
Bagaimana dengan Nasdem, partai pengusung Jokowi yang mendukung Ridwan Kamil, pemenang pilgub Jawa Barat?
Saat deklarasi pencalonan, NasDem memang sudah meminta Ridwan Kamil mendukung dan memenangkan Jokowi di Pilpres 2019. Ketiga partai pengudung Ridwan Kamil lainnya yakni PPP, PKB, dan Hanura juga sudah resmi mendukung Jokowi.
Namun, kata Arya, perolehan suara Ridwan Kamil yang biasa disapa Emil di Pilgub Jawa Barat yang hanya 32 persen masih menjadi tantangan bagi Jokowi. Karena itu berarti masih ada 68 persen pemilih Jawa Barat yang tidak memilih Jokowi.
Kalau pun ada irisan antara pemilih Ridwan Kamil dengan Tb Hasanuddin, Arya memprediksi pertambahan jumlah pemilih Jokowi tak akan banyak. "Jawa Barat akan menjadi tambah sulit bagi Jokowi," terang Arya.
"Kalau Pak Prabowo maju kami yakin suara makin besar khusus di Jawa Barat," kata Wakil Ketua Bidang Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan Gerindra Jabar Bucky Wikagoe.
Baca juga: Hitungan KPU Capai 95 Persen, Ridwan Kamil-Uu Tetap Juara
Pasangan ASYIK yang diusung Partai Gerindra dan PKS dalam hitung cepat infopemilu.kpu.go.id hingga pukul 18.45 WIB, Jumat (29/6/2018) mendapatkan 28.45% (5.906.216 suara) dari 95 persen total suara yang masuk.
Perolehan suara pasangan ASYIK ini di luar prediksi. Sebelum hari pencoblosan sejumlah lembaga survei meramal perolehan suara pasangan nomor urut 3 itu selalu di bawah 10 persen.
Hasil mengejutkan juga terjadi di Pilgub Jawa Tengah. Pasangan Sudirman Said - Ida Fauziah yang diramal mendapat suara di bawah 30 persen ternyata memperoleh 7.207.536 suara (41,20%). Data dikutip dari hasil hitung cepat KPU di wilayah Jawa Tengah hingga Jumat (29/6/2018), pukul 18.15 WIB dengan data masuk 99,23%.
Baca juga: Ini Respons Ganjar Saat Sudirman Sebut Pilgub Jateng Tak Fair
Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes mengatakan, hasil Pilgub di Jabar dan Jateng menunjukkan konsolidasi partai koalisi non pemerintahan yakni Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera dan PAN berjalan cukup baik. Kader partai-partai tersebut memiliki loyalitas yang tinggi untuk memilih kandidat yang diusung oleh elite mereka.
"Kita ambil contoh Gerindra PKS plus PAN, konsolidasi partai-partai non pemerintahan meski kalah tapi tingkat loyalitas kepada kandidat yang didukung partai itu cukup tinggi," kata Arya saat berbincang dengan detikcom, Senin (2/7/2018).
Hal itu berbeda dengan pemilih PDIP. Di Jawa Barat pemilih PDIP tak seluruhnya memberikan suara untuk pasangan Tb Hasanuddin-Anton Charliyan. Begitu juga di Jawa Tengah di mana PDIP mengusung Ganjar Pranowo-Taj Yasin.
"Pemilih PDIP switching. Di Jawa Barat switching ke Ridwan Kamil, di Jawa Tengah switching ke Sudirman," kata Arya.
Hasil Pilkada Jawa Tengah dan Jawa Barat, lanjut Arya, menyebabkan peta pertarungan Pilpres 2019 akan bergeser. Jika sebelumnya pertarungan Joko Widodo Vs Prabowo Subianto hanya ketat di Jawa Barat, kini juga akan terjadi di Jawa Tengah. Hal ini lantaran perolehan suara Ganjar Pranowo - Taj Yasin yang diusung PDIP tidak dominan. Padahal Jawa Tengah selama ini dikenal sebagai kandang banteng atau basis PDIP.
"Jokowi tak bisa melihat enteng calon penantang lain. Akan terjadi perubahan medan pertempuran, yang semula hanya di Jabar kini juga akan ketat di Jateng," papar Arya.
Bagaimana dengan Nasdem, partai pengusung Jokowi yang mendukung Ridwan Kamil, pemenang pilgub Jawa Barat?
Saat deklarasi pencalonan, NasDem memang sudah meminta Ridwan Kamil mendukung dan memenangkan Jokowi di Pilpres 2019. Ketiga partai pengudung Ridwan Kamil lainnya yakni PPP, PKB, dan Hanura juga sudah resmi mendukung Jokowi.
Namun, kata Arya, perolehan suara Ridwan Kamil yang biasa disapa Emil di Pilgub Jawa Barat yang hanya 32 persen masih menjadi tantangan bagi Jokowi. Karena itu berarti masih ada 68 persen pemilih Jawa Barat yang tidak memilih Jokowi.
Kalau pun ada irisan antara pemilih Ridwan Kamil dengan Tb Hasanuddin, Arya memprediksi pertambahan jumlah pemilih Jokowi tak akan banyak. "Jawa Barat akan menjadi tambah sulit bagi Jokowi," terang Arya.
https://news.detik.com/berita/d-4094...953.1525238376
Quote:
Let's Be Real
tanpa menghilangkan berbagai prestasi terutama dibidang pembangunan,
disaat berbagai subsidi udah dicabut, pajak makin nyasar sampe akar2, tapi kejadian
1. Rupiah makin lemah
2. Utang makin banyak
3. Negara ga ada adem2 nya
4. Cari kerja susah
5. Buruh kasar banyak dari luar
6. Isi sendiri
Diubah oleh agnezstrong 02-07-2018 15:03
0
1.7K
Kutip
33
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan