Kaskus

News

soekirmandiaAvatar border
TS
soekirmandia
Golkar Wanti-Wanti Suara Asyik & Sudirman Ancaman Pileg-Pilpres di Pulau JAWA

Golkar Wanti-Wanti Suara Asyik Dan Sudirman Ancaman Pileg-Pilpres
JUM'AT, 29 JUNI 2018 , 17:50:00 WIB 


RMOL. Koalisi Partai Pendukung Joko Widodo harus mewanti-wati tingginya suara paslon yang diusung koalisi Gerindra Cs.

Meski di Jawa Barat kubu pendukung Jokowi menang namun tingginya suara Sudradjat-Syaikhu(Asyik) dan Sudirman Said di Jawa Tengah harus diantisipasi.

Politisi Golkar Firman Soebagyo mengakui hal itu. Menurutnya tingginya calon yang diusung Prabowo Subianto harus diwaspadai menjelang Pileg dan Pilpres 2019 mendatang. Karena perhelatan politik di Pilkada dengan di Pileg dan Pilpres 2019 mendatang sangat berbeda.

“Di luar dugaan, suara Sudirman Said-Ida Fauziah di Jateng dan Sudradjat-Syaikhu di Jabar melonjak signifikan tidak seperti hasil survei," ujar politisi Golkar Firman Soebagyo kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat, (29/6).

Lebih lanjut Firman menilai melonjaknya suara paslon yang diusung Prabowo dikarenakan efek Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu serta kasus korupsi KTP-El yang menjalar ke PDIP.

Menurutnya Ahok efek pada Pilkada DKI Jakarta dan kasus KTP-el masih menjadi sesuatu yang harus diwaspadai oleh para parpol pengusung Jokowi. Termasuk Golkar.

Firman menanbahkan ketidakpuasan masyarakat terhadap kasus KTP- el dan masalah petani di Jateng bisa terus dikapitalisasi oleh lawan Jokowi sebagai celah.

"Posisi ini yang harus diwaspadai, kalau ini dikapitalisasi terus maka bisa berbahaya buat suara Pak Jokowi di Pilpres nanti," pungkasnya.

http://politik.rmol.co/read/2018/06/...Pileg-Pilpres-

Ganjar: Kalau Jateng Bukan Kandang Banteng, Saya Mungkin Kalah

29 Jun 2018, 11:08 WIB

Golkar Wanti-Wanti Suara Asyik & Sudirman Ancaman Pileg-Pilpres di Pulau JAWA
Calon Gubernur Jawa Tengah nomor urut 1, Ganjar Pranowo bersama istri, Siti Atiqoh menunjukkan surat suara pada pelaksanaan Pilkada Serentak 2018 di Tempat Pemungutan Suara ( TPS) 02 Kelurahan Gajahmungkur Kota Semarang, Rabu (27/6). (Liputan6.com/Gholib)


Liputan6.com, Jakarta - Gubernur petahana Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan ada dinamika menarik dalam perhelatan Pilkada Jateng kemarin. Ini menyusul suara calon gubernur Sudirman Said terbilang tinggi kendati bertarung di basis PDIP yang dikenal sebagai kandang banteng.


Bahkan, dia mengakui akan kalah jika pertarungan tersebut berlangsung di luar Jawa Tengah.


"Kalau bukan kandang banteng mungkin pasti kalah. Jadi, menang satu sama menang terpaut tiga juta adalah menang. Persoalannya kenapa suaranya seperti itu, ada dinamika yang berkembang pada saat terjadinya pemilu," ucap Ganjar di DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 28 Juni 2018.

"Jadi saya mengakui, strategi lawan bagus menjelang terakhir. Kita mengakui soal itu. Enggak tahu (stategi lawan apa), wong buktinya dia bisa curi beberapa suara kita, kan?" ujar Ganjar Pranowo.


Kendati demikian, pembuktian Jawa Tengah sebagai kandang banteng akan dilihat pada hasil Pemilu 2019 nanti. Sebab, hasil akhir antara pilihan ekskutif dan legislatif adalah dua hal berbeda.


"Kami menang di mana-mana DPRD-nya, tapi tidak menang di Pilkada-nya. Contoh saya di Kudus hari ini suaranya tertinggi 73 persen. Tapi calon kami di kabupaten kalah. Di Temanggung kami 60 persen, tapi calon kami kalah. Dari hasil survei sebelumnya sudah kelihatan kan bagaimana swing voters para pendukung partai-partai," tutur Ganjar.
 

Meski begitu, dia menilai dinamika pertarungan politik tersebut lumrah terjadi. Apakah nanti Jawa Tengah sebagai kandang banteng atau tidak, membuktikannya pada saat Pileg.
"Karenanya itu betul-betul yang merepresentasikan kandang banteng. Dinamika biasa saja," kata dia.

https://www.liputan6.com/pilkada/rea...-mungkin-kalah

PDIP Yakin Tak Mungkin Jateng Kandang Banteng Bobol
Thu, 31 May 2018 - 01:25 WIB
  • foto: istimewa

JAKARTA, suaramerdeka.com - PDI Perjuangan yakin pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo-Taj Yasin bakal menang telak mengungguli pesaingnya Sudirman Said-Ida Fauziah. Tak tanggung, PDI Perjuangan bahkan menargetkan kemenangan 70 persen di "kandang banteng".

"Survei terakhir yang dirilis sekitar 70 persen tentu kita ingin sapu bersih di seluruh daerah yang merupakan kandang banteng," kata politikus PDI Perjuangan Eva Sundari kepada wartawan.

Namun, Eva meminta seluruh kader PDI Perjuangan dan partai pengusung Ganjar-Taj Yasin yakni NasDem, PPP, Demokrat dan Golkar untuk tetap waspada serta berhati-hati. Menurutnya, akan sangat berbahaya jika kepleset salah ucap bisa menggerus suara Ganjar-Taj Yasin yang saat ini elektabilitas terus menanjak naik.

"Peluang menang sangat besar tetapi tidak boleh kehilangan kewaspadaan. Jadi tetap waspada dan kerja dilanjutkan," katanya.

Selain itu, Taj Yasin yang merupakan putra dari Kiai kharismatik KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen juga membantu menaikkan suara Ganjar. "Bagamana keluaga NU yang kuat faktor penambah bagi kita. Mudah-mudahan kolaborasi NU Marhaen jadi modal kuat seperti di Pilgub Jatim," kata Eva.

Oleh karena itu, anggota Komisi XI DPR tersebut yakin 'kandang banteng' tidak mungkin kebobolan lawan. Alasannya, tren yang terjadi di Jateng bukanlah sosok, melainkan PDI Perjuangan itu sendiri. "Enggak mungkin 'kandang banteng' kita kalah, karena bukan sosok tetap lebih ke partai. Jadi siapapun yang diusung PDI Perjuangan itulah yang mereka pilih," katanya.

Pengamat Politik dari Universitas Gajah Mada (UGM), Arie Sujito mengatakan bahwa pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin tetap berada diatas angin pada ajang Pilgub Jawa Tengah. Tim sukses pasangan Sudirman Said-Ida Fauziah dinilai belum berhasil mempengaruhi kantong-kantong suara di "kandang banteng".

"Di atas kertas Ganjar masih cukup kuat, terlihat dari kemampuan timnya untuk mengkapitalisasi prestasi," ujar Arie, saat dihubungi.

Selain itu, sejak awal dirinya memprediksi bahwa pasangan Sudirman-Ida bukan lawan yang seimbang bagi Ganjar-Taj Yasin. "Sudirman Said dan Ida bukan lawan yang sebanding, karena tidak begitu mengakar secara politik dan kultural di Jawa Tengah. Sekalipun lahir di situ, tapi identitas kulturalnya tidak cukup kuat," jelasnya.

Menurutnya, kantong-kantong suara petahana masih cukup solid untuk dipertahankan. Hal itu yang membuat peluang Sudirman-Ida kecil di Kandang Banteng. 

"Peluang Pak Sudirman kecil, karena kalau dilihat kantong-kantong Pak Ganjar masih kuat. Sementara dari survei-survei juga diprediksi menang telak," kata Arie.

Dalam waktu satu bulan jelang pelaksanaan Pilkada, untuk kembali memenangkan kontestasi Pilgub, pasangan Ganjar-Taj Yasin jangan sampai terjebak pada kontroversi. Misalnya, pelanggaran kampanye, isu SARA, dan statement yang menimbulkan kontroversi.

"Kalau asusmsinya seperti sekarang ini, Ganjar kemungkinan besar menang. Ibaratnya, diam saja Ganjar menang, dalam pengertian tertentu," katanya.

Menurutnya, isu e-KTP akan tetap dijadikan sebagai senjata oleh tim Sudirman-Ida. "Tapi tampaknya tidak terlalu berpengaruh. Pola (serangan) yang pernah dikembangkan di Pilkada DKI tidak mungkin berhasil di Jateng," ujar Arie. 

https://www.suaramerdeka.com/news/ba...-banteng-bobol



Baru masuk 6 bulan yl, Pendatang Baru Sukses Jebol Kandang Banteng Jateng diatas 40% Saat Pilkada Kemarin!
Ganjar-Taj Yasin Unggul di Hasil Quick Count Pilgub Jateng 2018
7 Juni 2018

Ganjar-Taj Yasin memperoleh suara 58,58 persen (SMRC) dari 100 persen data dan 58,3 persen dari 98,25 persen data yang masuk menurut LSI Denny JA. Sudirman bisa raih diatas 40% suara di kandang banteng?

Golkar Wanti-Wanti Suara Asyik & Sudirman Ancaman Pileg-Pilpres di Pulau JAWA

Pasangan cagub dan cawagub Jateng nomor urut 1, Ganjar Pranowo-Taj Yasin, berbicara dalam debat putaran ketiga calon gubernur dan wakil gubernur Jateng, di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (21/6/2018). ANTARA FOTO/R. Rekotomo

tirto.id - Pasangan cagub dan cawagub Ganjar Pranowo-Taj Yasin unggul dalam hasil quick count (hitung cepat) yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dan LSI Denny JA di Pilgub Jawa Tengah 2018.

Ganjar-Taj Yasin memperoleh suara 58,58 persen (SMRC) dari 100 persen data dan 58,3 persen dari 98,25 persen data menurut LSI Denny JA, disusul Sudirman Said-Ida Fauziyah dengan 41,42 persen (SMRC) dan 41,7 persen (LSI Denny JA).

Ganjar tak menang telak dari pasangan penantang. Berdasarkan survei sebelumnya, pasangan Ganjar-Taj Yasin yang diusung oleh Partai Nasdem, Partai Demokrat, PPP, dan PDIP unggul telak dari Sudirman-Ida.

Menurut hasil survei lembaga Roda Tiga Konsultan periode 28 Mei-2 Juni 2018, pasangan Ganjar-Taj Yasin mendapat angka sebesar 42,7 persen. Sementara, pasangan penantang yang diusung PKB, PKS, PAN, dan Partai Gerindra mendapat angka sebesar 11,9 persen. Yang belum menentukan pilihan sebesar 45,4 persen.

Berdasarkan survei simulasi surat suara yang digelar Indo Barometer pada 7-13 Juni 2018, tingkat keterpilihan pasangan Sudirman-Ida sebesar 21,1 persen, sementara Ganjar-Taj Yasin sebesar 67,3 persen.

Usai melihat hasil quick count sore ini, Taj Yasin menyambangi kediaman Ganjar Pranowo di Jalan Tengger Timur, Gajahmungkur, Semarang, sekitar pukul 15.30 sore. Keduanya langsung berpelukan mensyukuri kemenangan mereka berdasarkan hasil hitung cepat beberapa lembaga survei.

Sebelum berangkat ke kediaman Ganjar, Gus Yasin terlebih dahulu menggunakan hak pilihnya di TPS 4 Desa Karangmangu, Sarang, Rembang. 

Ia mengaku membawa pesan dari ayahnya, KH Maimun Zubair untuk disampaikan kepada para simpatisan dan para pendukung dirinya dan Ganjar.

"Beliau pesan tidak boleh berfoya-foya tetap merangkul, memikirkan masyarakat Jawa Tengah, beliau minta doa semoga pasangan Ganjar-Yasin ini selalu amanah dan diberkahi, dijauhi dari korupsi," tuturnya di kediaman Ganjar Pranowo, Rabu (27/6/2018).
https://tirto.id/ganjar-taj-yasin-un...teng-2018-cM6R



Pilkada Serentak, Pileg dan Pilpres 2019
21:5827 Jun

Apakah hasil di Pilkada Serentak 2018 akan mempengaruhi kekuatan politik atau bahkan hasil di Pileg dan Pilpres 2019 mendatang?

Marzuki Wahid, peneliti dari Institut Islam Fahmina di Cirebon, bependapat pengaruh pilkada itu tidak bisa dihindari.
Walau para pemilih relatif sudah semakin cerdas, tetap saja pemimpin daerah masih berpengaruh.


"Gubernur, bupati, walikota hari ini tidak secara mutlak lagi bisa mengarahkan masyarakat untuk memilih satu calon tertentu, tapi karena mereka sudah dipilih mayoritas suara terbanyak dan juga ada dukungan parpol serta juga punya otoritas dan kekuasaan serta jaringan sampai ke bawah, tentu potensi besar untuk mendulang suara bagi Pilpres mendatang."


Sementara Firman Manan, pengajar Ilmu Politik di Universitas Padjadjaran Bandung, mengkaitkan hasil pilkada Jabar -yang memiliki 32 juta pemilih atau sekitar 18% dari seluruh pemillih di Indonesia- dengan pemilihan nasional.


Tahun 1999, PDI-P meraih kemenangan di Jawa Barat dan juga di tingkat nasional. Sejak saat itu, partai pemenang di Jabar memang sekaligus pula meraih suara terbesar di pemilihan legislatif nasional, yaitu 2004 dengan kemenangan Golkar, 2009 untuk Demokrat dan 2014 diraih PDI-Perjuangan.


"Bagaimanapun Jawa Barat menjadi barometer sejak pemilihan 1999 dengan partai yang menang di Jawa Barat juga selalu menang di tingkat nasional. Menjadi penting memang penguasaan politik di Jawa Barat bagi partai-partai yang ingin menang di 2019," tutur Firman, kepada wartawan BBC News Indonesia, Liston Siregar.


*. Laporannya bisa Anda dengarkan dalam Siaran BBC Dunia Pagi Ini edisi khusus Pilkada Serentak 2018, Kamis 28 Juni pukul 05.00 WIB.


Diterbitkan di 21:0727 Jun
Siapa dan koalisi partai mana yang sementara unggul dalam pemilihan gubernur?

Pasangan berikut unggul dalam pemilihan gubernur di 15 dari 17 provinsi yang ikut Pilkada berdasarkan beberapa lembaga survei yang melakukan quick count atau hitung cepat. Papua dan Maluku Utara tidak melakukan hitung cepat.

Jawa Barat

  • Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum
  • Partai pendukung: PKB, PPP, Nasdem, Hanura

Jawa Tengah

  • Ganjar Pranowo-Taj Yasin Maimoen
  • Partai Pendukung: PDIP, Partai Demokrat, Nasdem, PPP, Partai Golkar

Jawa Timur

  • Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak
  • Partai pendukung: Partai Demokrat, Partai Golkar, PPP,  PAN, Nasdem, Hanura

Sumatera Utara

  • Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah
  • Partai pendukung: Gerindra, PKS, PAN, PKB, Partai Golkar, Nasdem, Hanura, Partai Demokrat.

Sumatera Selatan

  • Hilman Deru-Mawardi Yahya
  • Partai pendukung: PAN, Nasdem, Hanura

Riau

  • Syamsuar-Edy Nasution
  • Partai pendukung: PAN, PKS, Nasdem

Lampung

  • Arinal Djunaidi-Chusnunia Chalim
  • Partai pendukung: Partai Golkar, PKB, PAN

Bali

  • Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati
  • Partai pendukung: PDIP, Hanura, PKB, PAN, PKPI

http://www.bbc.com/indonesia/live/in...nesia-44623870

---------------------------

Yang namanya hidup itu yaa harus berputar, 
bergiliran, 

seperti roda pedati, 
terkadang diatas terkadang dibawah!

mungkin di 2019 esok, sudah saatnya PDIP setelah berkuasa 5 tahun,
kembali berpuasa untuk 10 tahun yad ..

emoticon-Wakaka
0
1K
7
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan