Kaskus

News

medic.eugeneAvatar border
TS
medic.eugene
Maung Institute: Pidato Kemenangan berdasarkan Quick Count adalah Arogansi
Kejadian 2x lho soal pemenang QC
Tapi kalah RC emoticon-Big Grin
Maung Institute: Pidato Kemenangan berdasarkan Quick Count adalah Arogansi
Foto: Ridwan Kamil mengaku belum menerima surat keputusan pencabutan dukungan Golkar terhadap dirinya di Pilgub Jabar. (Ariesmen/swamedium)

Bandung, Swamedium.com — Masyarakat Unggul (Maung) Institute menilai pidato-pidato kemenangan pada saat hasil quick count di umumkan beberapa lembaga survei adalah bentuk arogansi dan budaya politik yang buruk. Di Jawa Barat selisih ‘kemenangan’ pun tipis antara pasangan nomor 1 dan nomor 3. Masih banyak faktor yang mempengaruhi di dalamnya.

“Pertama, ini menafikan suara masyarakat in concreto, penghargaan rendah pada suara rakyat keseluruhan, ada suara tak terepresentasi oleh kemenangan dan kekalahan quick count. Ini bukan demokrasi tapi surveykrasi,” kata Ketua Maung Institute, M Rizal Fadillah, di Bandung, Rabu (27/6).

Kedua, lanjut Rizal, bahagia dan unjuk kemenangan di tengah penghitungan yang belum final, merupakan sikap politik yang tak fair dan merendahkan posisi kandidat lain yang masih memiliki harapan.

“Ketiga, pada selisih prosentase yang tipis berhubungan dengan angka yang dapat bernilai signifikan. Belum terakreditasi kemungkinan kecurangan atau masalah yang terjadi pada pelaksanaan di TPS,” ujar Rizal.

Kemudian, Rizal juga mengatakan bahwa dalam kasus pilkada di Jawa Barat yang hasil kemenangan Quick Count hanya 32 persen harus dibaca bahwa sebanyak 68 persen rakyat Jawa Barat tak mendukung.

“Menyatakan percaya diri untuk tak menyebut ‘arogansi’ dengan pidato kemenangan, sebelum benar benar menang sungguh sikap politik menyakitkan yang ‘menantang’ 68 persen suara rakyat yang tak mendukung,” tukas Rizal.

Sementara itu, Sekretaris Maung Institute, Hari Maksum menilai, pidato kemenangan berdasarkan Quick Count dapat dianggap perbuatan melecehkan KPU yang memiliki kompetensi untuk menetapkan hasil pilkada, dan ini adalah budaya politik buruk dalam berdemokrasi.

“Ke depan peraturan perundang undangan harus melarang hal ini. Semoga kultur pelecehan politik ini bisa diantisipasi agar martabat masyarakat sebagai pemilik kedaulatan dapat dihargai,” pungkas Hari.

[url]http://www.swaS E N S O R2018/06/28/maung-institute-pidato-kemenangan-berdasarkan-quick-count-adalah-arogansi/?[/url]
Diubah oleh medic.eugene 28-06-2018 11:31
0
2K
33
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan