Hallo ketemu lagi bareng TS ...




Orangtua telah melakukan banyak hal untuk anaknya termasuk cara menjadi orang tua yang baik, bahkan mereka sudah berusaha sekuat tenaga agar anaknya kelak bisa menjadi seperti yang mereka ingini, untuk itu tidak ada salahnya mengucapkan terimakasih kepada ayah dan ibu kita. Ibu dan ayah aku cinta kalian. :')



Orangtua slalu ingin anaknya kelak seperti mereka, mengikuti jejak mereka karena mereka yakin itu adalah jalan terbaik tidak peduli dengan bagaimana sang anak merasa bahagia dengan hidup yang sudah dipilihnya. Mereka menutup mata, mereka egois, mereka over protective dan mereka sangat kolot.



Munafik.
Seperti yang kita tahu sejak kecil kita diajari untuk berbuat baik, misalnya kita dituntut untuk tidak berbohong karena kalau kita berbohong dapat menimbulkan dosa. Tapi di sisi lain tanpa sadar orangtua juga mengajarkan kebohongan itu sendiri misalnya, nak nanti kalau ada yang nyari ayah bilang ayah gak ada. Bukankah secara tidak sadar orangtua berbuat demikian? Sering kali orangtua bilang pada anak saat tidak mau menemui seseorang, mereka berkata, "Bilang bahwa ayah/ibu tidak ada" orangtua sudah menanamkan sifat buruk pada sang anak.

Saat anak tumbuh dewasa dapat dipastikan ia akan menjadi pemain watak yang unggul dalam memerankan sandiwara kehidupan. Ia sudah memiliki dua kepribadian yang benar-benar bertolak belakang.

Pembangkang.
Ketika anak menginjak remaja bisa dibilang masa-masa pubertas wajar kalau mereka menghawatirkan masa depan anaknya kelak tapi kalau terlalu over protective?

Orangtua slalu membatasi ruang gerak anak, memandang curiga teman yang main ke rumah, mereka slalu komplain dan ngebesarin masalah yang sebenarnya gak penting. Karena orangtua yang bawel akibatnya anak sering memutar otak bagaimana agar dia tidak diomeli sama orangtua, yang justru menumbuhkan sifat pembangkang pada anak.



Orangtua slalu membanggakan diri mereka waktu mereka muda, seolah mereka yang terbaik pada masanya sedangkan mereka menganggap anak mereka korban salah pergaulan. Mereka curiga anak mereka pakai narkoba, mereka curiga anak mereka melakukan seks bebas. Kalau menurut ane pribadi justru kalau orangtua parno anak mereka pake narkoba, bisa jadi jaman waktu mereka muda pernah terjerumus narkoba. Begitu pula dengan seks bebas, menurut opini ane.

Jika anak melakukan kesalahan sedikit saja mereka langsung ngomel "ayahmu dulu waktu muda gak pernah begini, mau ditaruh dimana muka ayahmu ini" mereka slalu memberi perbandingan.
Ane yakin mereka pernah muda, mereka pernah menikmati masa muda dan juga mereka pasti pernah berbuat kesalahan di masa muda yang sayangnya mereka tutupi.

Ya gak mungkin juga sih mereka blak-blakan soal kenakalan mereka waktu remaja, misal ...
"Nak, ayahmu dulu waktu jam istirahat sering hisap ganja bareng teman-teman di belakang sekolah" atau " Nak, sebelum ayah menikah dengan ibu dan lahir lah kamu, ayah udah sering gasak ibu dari dulu"

Oke sekian dulu opini dari TS. Intinya tidak semuanya kesalahan anak, mereka tidak patut disalahkan sepenuhnya.