- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Takut tak sah salat, warga Cirebon pakai tinta kunyit di TPS


TS
nevertalk
Takut tak sah salat, warga Cirebon pakai tinta kunyit di TPS

Pileg 2014 di Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, memiliki keunikan dalam pelaksanaannya. Warga Argasunya ini mengganti tinta dari KPU dengan menggunakan tinta kunyit.
Informasi yang dikutip dari Antara, Rabu (9/4), seorang warga Benda dari Kelurahan Argasunya, bernama Ubedilah mengatakan setiap pemilihan umum di kampungnya, selalu mengganti tinta dari KPU dengan tinta kunyit.
Alasan dari penggantian tinta KPU dengan tinta kunyit ini adalah karena warga berasumsi bahwa tinta KPU dapat membuat ibadah shalat orang muslim tidak sah, sehingga warga menggantinya.
Ternyata fenomena penggantian tinta oleh warga ini tidak hanya dilakukan pada Pemilu Legislatif kali ini. Penggantian tinta pernah dilakukan saat Pemilu Legislatif 2009, Pemilihan Gubernur Jawa Barat dan Walikota Cirebon.
Meski ada anjuran dari pemerintah setempat untuk menggunakan tinta yang disediakan KPU Kota Cirebon, namun warga menolaknya, dengan alasan shalatnya tidak sah, karena hingga dua hari masih menempel di jari.
Di Kampung Benda, Kelurahan Argasunya, terdapat tiga TPS yakni TPS 31 di Bendakerep, TPS 32 di Balongsalak, dan TPS 33 Lebakngok. Tinta kunyit tetap mereka pertahankan untuk digunakan di TPS-TPS itu.
Sementara itu, pengasuh Ponpes Bendakerep Mohamad Miftah menuturkan warga Benda menolak mengggunakan tinta KPU karena bisa membatalkan shalat, selain itu sudah menjadi tradisi mereka.
Awalnya mereka ragu dengan tinta pemilu dari KPU Kota Cirebon, kata dia, karena di kalangan para santri menilai berpotensi menutupi pori-pori kulit, sehingga menghalangi air wudhu.
https://www.merdeka.com/politik/taku...it-di-tps.html

KALO MAYORITAS MUSLIM, NEGARA & ULAMA HARUS SOSIALISASI BAHWA TINTA MENGHALANGI SYAHNYA SOLAT
Diubah oleh nevertalk 27-06-2018 15:03
0
2.5K
31


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan