- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Perjuangan Tenaga Kesehatan di Papua


TS
linoleum123
Perjuangan Tenaga Kesehatan di Papua

Quote:
Bertugas di pedalaman dengan segala keterbatasan memberikan tantangan bagi para tenaga kesehatan.
Hal ini pula yang dialami oleh Tim Nusantara Sehat dari Kementerian Kesehatan yang ditugaskan di Distrik Ninati, Kabupaten Boven Digoel, Papua.
Tim ini telah bertugas di Boven Digoel sejak Mei 2017. Salah seorang anggota tim, Wahid Sabaan yang merupakan apoteker, mengungkapkan, ia dan rekan-rekannya pernah memberikan imunisasi untuk seorang bayi berusia dua bulan di tengah hutan.
Pemberian imunisasi di tengah hutan dilakukan karena rumah warga yang jauh dari fasilitas kesehatan.
Wahid menceritakan, hal itu terjadi secara tidak sengaja saat rombongannya akan mengadakan posyandu di Kampung Kawaktembut yang berjarak 17 kilometer dari puskesmas tempatnya bekerja di Kampung Ninati.
Di perjalanan, tim bertemu seorang ibu yang tengah menggendong bayinya berjalan melintasi hutan menuju kampung lain untuk mendapatkan bahan pangan.

Kampung tempat si ibu tinggal sulit dijangkau untuk mendapatkan bahan makanan seperti mie instan atau ikan kalengan.
Saat perjalanan pulang, tim yang terdiri dari 4 tenaga kesehatan dan seorang warga ini kembali bertemu dengan ibu dan bayinya karena melalui jalan yang sama.
"Setelah kami cek ternyata jadwal imunisasinya (bayi) di bulan itu masih kosong. Kami tidak mau menyulitkan pasien dengan jalan 17 km lagi ke ibu kota distrik tempat kami tinggal (puskesmas). Maka kami lakukan imunisasi di tengah hutan agar cakupan imunisasi anak ini bisa diberikan semua,” kata Wahid
Menurut dia, imunisasi saat itu segera diberikan karena jadwal posyandu oleh Tim Nusantara Sehat tidak dapat dipastikan waktunya. “Jadwal tidak menentu, karena tergantung kondisi dan cuaca,” kata apoteker asal Raha Sulawesi Tenggara ini.
Perawat yang memberikan imunisasi bernama Merixz Zagarino Kasale.
Menurut Informasi yang didapatkan dari Merixz, bayi itu bernama Bennydiktus putra dari Hermina yang saat itu berusia kurang lebih 2 bulan.
Jenis imunisasi yang diberikan adalah Imunisasi BCG dan Polio. Menurut Wahid, terbatasnya saluran informasi berdampak pada kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya imunisasi bagi anak.
Sulitnya medan dan keadaan membuat masyarakat lebih memilih mencari makan di hutan untuk memenuhi kebutuhan hidup dibanding harus berjalan menuju puskesmas dan mendapatkan imunisasi untuk anak mereka.
Hal ini pula yang dialami oleh Tim Nusantara Sehat dari Kementerian Kesehatan yang ditugaskan di Distrik Ninati, Kabupaten Boven Digoel, Papua.
Tim ini telah bertugas di Boven Digoel sejak Mei 2017. Salah seorang anggota tim, Wahid Sabaan yang merupakan apoteker, mengungkapkan, ia dan rekan-rekannya pernah memberikan imunisasi untuk seorang bayi berusia dua bulan di tengah hutan.
Pemberian imunisasi di tengah hutan dilakukan karena rumah warga yang jauh dari fasilitas kesehatan.
Wahid menceritakan, hal itu terjadi secara tidak sengaja saat rombongannya akan mengadakan posyandu di Kampung Kawaktembut yang berjarak 17 kilometer dari puskesmas tempatnya bekerja di Kampung Ninati.
Di perjalanan, tim bertemu seorang ibu yang tengah menggendong bayinya berjalan melintasi hutan menuju kampung lain untuk mendapatkan bahan pangan.

Kampung tempat si ibu tinggal sulit dijangkau untuk mendapatkan bahan makanan seperti mie instan atau ikan kalengan.
Saat perjalanan pulang, tim yang terdiri dari 4 tenaga kesehatan dan seorang warga ini kembali bertemu dengan ibu dan bayinya karena melalui jalan yang sama.
"Setelah kami cek ternyata jadwal imunisasinya (bayi) di bulan itu masih kosong. Kami tidak mau menyulitkan pasien dengan jalan 17 km lagi ke ibu kota distrik tempat kami tinggal (puskesmas). Maka kami lakukan imunisasi di tengah hutan agar cakupan imunisasi anak ini bisa diberikan semua,” kata Wahid
Menurut dia, imunisasi saat itu segera diberikan karena jadwal posyandu oleh Tim Nusantara Sehat tidak dapat dipastikan waktunya. “Jadwal tidak menentu, karena tergantung kondisi dan cuaca,” kata apoteker asal Raha Sulawesi Tenggara ini.
Perawat yang memberikan imunisasi bernama Merixz Zagarino Kasale.
Menurut Informasi yang didapatkan dari Merixz, bayi itu bernama Bennydiktus putra dari Hermina yang saat itu berusia kurang lebih 2 bulan.
Jenis imunisasi yang diberikan adalah Imunisasi BCG dan Polio. Menurut Wahid, terbatasnya saluran informasi berdampak pada kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya imunisasi bagi anak.
Sulitnya medan dan keadaan membuat masyarakat lebih memilih mencari makan di hutan untuk memenuhi kebutuhan hidup dibanding harus berjalan menuju puskesmas dan mendapatkan imunisasi untuk anak mereka.


Spoiler for sumber:
0
515
Kutip
3
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan