- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
koleksiku atau istriku #akudankoleksiku


TS
good200
koleksiku atau istriku #akudankoleksiku
Aku memang pernah menjadi kolektor tapi bingung deh TS mau bikin tread kayak gimana.? Ya udah ngarang cerpen tentang kolektor aja deh semoga aja lolos. Wkwkwkwk cekidot 

"Apa?"
"Iya, aku beli wadah korek itu dengan harga 20 juta rupiah" kataku meyakinkan.
"Kau tahu kan kita lagi pailit?"
"Tapi, kau juga tahu koleksiku ini lebih berharga dari apapun!"
"Aku tak bisa melanjutkan hubungan pernikahan ini mas!"
"Apa wanita segila ini!"
"Kamu yang gila mas"
Ia menangis, ini pertama kalinya ia menangis karenaku.
"Demi koleksi kau rela melakukan apapun, apa ini yang kau inginkan?"
Aku sekarang tak bisa berbicara, seolah hatiku merasa aku bersalah.
"Jawab mas, kau beli dengan harga berapapun koleksi-koleksi kesayangan mas Arul itu. Tapi mas gak pernah tanya apa yang aku inginkan?"
" Sabar istriku!"
Aku mencoba menenangkannya sambil memeluknya. Aku adalah seorang kolektor kotak korek api (philumenis). Aku berburu dari pulau-pulau dan berbagai macam kotak telah aku kumpulkan. Pernah aku mengajak istriku ke Kalimantan hanya untuk menemui orang yang menawarkan kotak korek api bergambar tengkorak, dan membelinya dengan harga Rp. 13.800.000 lebih mahal dari hotel semalam di pulau ini. Istri saat itu hanya sewot memandang ku. Mungkin dia sudah tidak kuat menghadapi seorang maniak sepertiku.
"Emang mau apa toh sayangku?"
"Mas Arul lebih perhatian padaku!"
"Emang aku kurang perhatian?"
"Aku pergi saja dari rumah dasar suami gak peka"
Dia menghambur masuk kedalam kamar membuang beberapa korek api yang aku pajang dalam pigura yang berjejer rapi di kamar. Aku segera mencekal tangannya lalu menampar ia sampai ia jatuh tersungkur. Badanku bergetar hebat, apa aku sebodoh ini. Apa aku setega ini?.
"Sayang maafin aku"
Dia menangis menepis tanganku yang mencoba menenangkan nya.
"Ini bukti bahwa mas Arul lebih peduli pada koleksi daripada aku!"
Aku terdiam. Aku mengutuk diriku sendiri, karena melukai seorang yang harusnya aku bahagiakan.
"Maaf, sayang!"
"Cuma maaf?"
"Lalu?"
"Jual semua korek apimu atau aku pergi?"
"Sayang, itu pilihan yang sulit kalian sama-sama penting bagiku"
"Aku kau sejajarkan dengan koleksimu?"
Ah, salah lagi,..
"Aku istrimu mas bukan barang koleksi"
"Iya maaf sayang, tapi....."
"Tak ada kata tapi, buang? Jual? Atau bakar?"
"Ta..."
"Mas sayang, atau aku yang pergi. Aku suntuk dirumah lihat barang koleksimu"
Nadanya meninggi.
"Baiklah, tapi beri aku waktu 30 menit untuk berpisah pada koleksiku!"
"Baik aku tunggu di depan"
Aku segera mengemasi semua korek api itu lalu memasukkan kedalam koper.
"Sayang aku pinjem kopernya" kataku berteriak
"Iya sayang"
Tak lama kemudian aku bakar di depan istriku.
"Sayang koperku kok kamu bakar? Kenapa gak korek apinya saja?"
"Yang penting udah lah sayang nanti beli deh"
akhirnya ia masuk kedalam rumah. Aku membawa koperku sendiri yang berada di samping rumah. Koper yang berisi korek api. Dan yang di dalam koper istriku cuma kertas dan beberapa kotak korek api yang biasa. Aku melangkah penuh kemenangan. Sehingga aku bisa memilih istri serta koleksiku.
"Oeh..Mau main bohong-bohongan" suara istriku bagai petir di siang bolong.
"Enggak ini cuma koper aja sayang"
"Buka mas kopernya"
"Klerk"
Kosong
"Yang satunya!"
Dan akhirnya aku yang menangis didepan istriku. Dia melangkah mendekat padaku, mengelus mesra rambutku.
"Iya udah itu simpen gak papa asal jangan di kamar. Terus jangan beli korek dengan harga yang mahal lagi"
Aku sontak memeluknya. Ah, wanita kalau udah sayang mah, gini.... Pasti di maafin...
Sekian CERPEN dari TS tentang #akudankoleksiku


"Apa?"
"Iya, aku beli wadah korek itu dengan harga 20 juta rupiah" kataku meyakinkan.
"Kau tahu kan kita lagi pailit?"
"Tapi, kau juga tahu koleksiku ini lebih berharga dari apapun!"
"Aku tak bisa melanjutkan hubungan pernikahan ini mas!"
"Apa wanita segila ini!"
"Kamu yang gila mas"
Ia menangis, ini pertama kalinya ia menangis karenaku.
"Demi koleksi kau rela melakukan apapun, apa ini yang kau inginkan?"
Aku sekarang tak bisa berbicara, seolah hatiku merasa aku bersalah.
"Jawab mas, kau beli dengan harga berapapun koleksi-koleksi kesayangan mas Arul itu. Tapi mas gak pernah tanya apa yang aku inginkan?"
" Sabar istriku!"
Aku mencoba menenangkannya sambil memeluknya. Aku adalah seorang kolektor kotak korek api (philumenis). Aku berburu dari pulau-pulau dan berbagai macam kotak telah aku kumpulkan. Pernah aku mengajak istriku ke Kalimantan hanya untuk menemui orang yang menawarkan kotak korek api bergambar tengkorak, dan membelinya dengan harga Rp. 13.800.000 lebih mahal dari hotel semalam di pulau ini. Istri saat itu hanya sewot memandang ku. Mungkin dia sudah tidak kuat menghadapi seorang maniak sepertiku.
"Emang mau apa toh sayangku?"
"Mas Arul lebih perhatian padaku!"
"Emang aku kurang perhatian?"
"Aku pergi saja dari rumah dasar suami gak peka"
Dia menghambur masuk kedalam kamar membuang beberapa korek api yang aku pajang dalam pigura yang berjejer rapi di kamar. Aku segera mencekal tangannya lalu menampar ia sampai ia jatuh tersungkur. Badanku bergetar hebat, apa aku sebodoh ini. Apa aku setega ini?.
"Sayang maafin aku"
Dia menangis menepis tanganku yang mencoba menenangkan nya.
"Ini bukti bahwa mas Arul lebih peduli pada koleksi daripada aku!"
Aku terdiam. Aku mengutuk diriku sendiri, karena melukai seorang yang harusnya aku bahagiakan.
"Maaf, sayang!"
"Cuma maaf?"
"Lalu?"
"Jual semua korek apimu atau aku pergi?"
"Sayang, itu pilihan yang sulit kalian sama-sama penting bagiku"
"Aku kau sejajarkan dengan koleksimu?"
Ah, salah lagi,..
"Aku istrimu mas bukan barang koleksi"
"Iya maaf sayang, tapi....."
"Tak ada kata tapi, buang? Jual? Atau bakar?"
"Ta..."
"Mas sayang, atau aku yang pergi. Aku suntuk dirumah lihat barang koleksimu"
Nadanya meninggi.
"Baiklah, tapi beri aku waktu 30 menit untuk berpisah pada koleksiku!"
"Baik aku tunggu di depan"
Aku segera mengemasi semua korek api itu lalu memasukkan kedalam koper.
"Sayang aku pinjem kopernya" kataku berteriak
"Iya sayang"
Tak lama kemudian aku bakar di depan istriku.
"Sayang koperku kok kamu bakar? Kenapa gak korek apinya saja?"
"Yang penting udah lah sayang nanti beli deh"
akhirnya ia masuk kedalam rumah. Aku membawa koperku sendiri yang berada di samping rumah. Koper yang berisi korek api. Dan yang di dalam koper istriku cuma kertas dan beberapa kotak korek api yang biasa. Aku melangkah penuh kemenangan. Sehingga aku bisa memilih istri serta koleksiku.
"Oeh..Mau main bohong-bohongan" suara istriku bagai petir di siang bolong.
"Enggak ini cuma koper aja sayang"
"Buka mas kopernya"
"Klerk"
Kosong
"Yang satunya!"
Dan akhirnya aku yang menangis didepan istriku. Dia melangkah mendekat padaku, mengelus mesra rambutku.
"Iya udah itu simpen gak papa asal jangan di kamar. Terus jangan beli korek dengan harga yang mahal lagi"
Aku sontak memeluknya. Ah, wanita kalau udah sayang mah, gini.... Pasti di maafin...
Sekian CERPEN dari TS tentang #akudankoleksiku
0
1.4K
20


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan